Pengertian Strategi Belajar Mengajar Menurut Para Ahli


Strategi Belajar Mengajar Menurut Para Ahli
Strategi Belajar Mengajar


Pengertian strategi belajar mengajar.

    Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

      Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam memengaruhi ha hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Michael Pressley (1991) dalam (Nur, 2000b: 7), menyatakan bahwa strategi-strategi belajar adalah operator-operator kognitif meliputi dan terdiri atas proses-proses yang secara langsung ter libat dalam menyelesaikan suatu tugas (belajar). Strategi-strategi tersebut merupakan strategi-strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah belajar tertentu. Untuk menyelesaikan tugas belajar siswa memerlukan keterlibatan dalam proses-proses berpikir dan perilaku, men-skim atau membaca sepintas lalu judul-judul utama, meringkas, dan membuat catatan, di samping itu juga memonitor jalan berpikir diri sendiri.   

      Sedangkan Sulistyono (2003), mendefinisikan strategi belajar sebagai tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara langsung, lebih efektif, dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi yang baru.        

      Nama lain strategi-strategi belajar (learning strategies) adalah strategi-strategi kognitif, yaitu suatu strategi belajar yang mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir siswa yang di gunakan pada saat menyelesaikan tugas-tugas belajar (Nur, 2000: 7). Dengan kata lain, bahwa strategi-strategi tersebut lebih dekat pada hasil belajar kognitif daripada tujuan-tujuan belajar perilaku.

   Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru murid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru murid dalam suatu. peristiwa belajar mengajar aktual tertentu disebut prosedur instruksional. Dengan demikian  secara umum strategi belajar mengajar lebih luas lingkupnya dibandingkan dengan sekedar prosedur atau metode. Istilah Iain yang digunakan untuk strategi belajar mengajar adalah "model-model mengajar" (B.Joyce & M.Weil).
  Sedangkan lalu muhammad azhar (1991) mendefinisikan Strategi belajar mengajar merupakan alat/sarana untuk mencapai belajar. Metode mengajar atau cara mengajar sebagai bagian dari strategi belajar mengajar, jelas pula merupakan alat untuk mencapai tujuan belajar.        

4 strategi dasar dalam belajar mengajar

Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut . 

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan 

2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat 

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan,

     Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Di sini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah dan tujuan yang pasti. Akibat selanjutnya perubahan yang diharapkan terjadi pada anak didik pun sukar diketahui, karena penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar mengajar. Karena itu, rumusan tujuan yang operasional dalam belajar mengajar mutlak dilakukan oleh guru sebelum melakukan tugasnya di sekolah.

      Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya. Satu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial seperti baik, benar, adil dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda dan bahkan mungkin bertentangan bila dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu.

       Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivikasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan ingin diperoleh, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa metode yang relevan. Cara penyajian yang satu mungkin lebih menekankan kepada peranan anak didik, sementara teknik penyajian yang lain lebih terfokus kepada peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau mesin komputer misalnya. 

         Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu Strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan Strategi dasar yang lain, 

Apa yang harus dinilai, dan bagaimana penilaian itu harus  dilakukan termasuk kemampuan yang harus dimiliki oleh guru. Seorang anak didik dapat dikategorikan sebagai anak didik yang berhasil, bisa dilihat dari berbagai segi. Bisa dilihat dari segi kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-hari di sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan, prestasi olah raga, keterampilan, dan sebagainya. Atau dapat pula dilihat dari gabungan berbagai aspek
.
--------------------------------
Sumber :
Trianto, mendesain model pembelajaran inovatif progresif, kencana,  jakarta, 2009
Syaiful bahri djamarah & aswan zain, strategi belajar mengajar , rineka cipta, jakarta, cet II, 2002
Lalu muhammad azhar, proses belajar mengajar pola CBSA, usana,  surabaya,  1993
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar