Desain Pembelajaran (Pengertian, Kriteria, Model Model Desain Pembelajaran)
Model Model Desain Pembelajaran |
A. Pengertian Desain pembelajaran ( intructional design)
Herbert Simon (Dick dan Carey, 2006), mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain orang bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, dimana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang. Menurut Gagne, belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi yang dibawa atau datang dari dalam individu siswa, seperti kemampuan dasar, gaya belajar seseorang, minat dan bakat serta kesiapan setiap individu yang belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yakni berkaitan dengan penyediaan kondisi atau lingkungan yang didesain agar siswa belajar. Desain pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal ini, yakni pengaturan lingkungan dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Menarut Gagne, kondisi internal dapat dibangkitkan oleh pengaturan kondisi eksternal.
Gentry (1994), yang berpendapat bahwa desain pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektivitas pencapaian tujuan. Selanjutnya ia menguraikan, penerapan suatu desain pembelajaran memerlukan dukungan dari lembaga yang akan menerapkan, pengelolaan kegiatan, serta pelaksanaan yang intensif berdasarkan analisis kebutuhan.Desain sistem pembelajaran (Intructional System Design (ISD) merupakan prosedur yang terorganisir yang mencakup langkah-langkah
(1) menganalisis dalam mengutarakannya yang lebih sederhana, menganalisis adalah proses mengidentifikasi apa yang dipelajari(2) mendesain, kata desain mempunyai makna berlevel makro dan mikro dalam pengertian mengacu baik pada pendekatan sistem maupun pada sebuah langkah dalam pendekatan sistem. Langkah-langkah dalam setiap proses memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun dalam praktek seperti halnya dalam proses Intructional System Design (ISD) secara keseluruhan mendesain adalah proses menspesifikasi bagaimana harus dipelajari,
(3) mengembangkan, adalah proses memandu dan menghasilkan materi pembelajaran
(4) melaksanakan, adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks, dan
(5) mengevaluasi pembelajaran, adalah proses menentukan kesesuaian pembelajaran.(arief:77)
Sejarah pemanfaatan bidang desain sistem pembelajaran dimulai pertama kali pada saat perang dunia kedua oleh Amerika Serikat. Bidang ini digunakan untuk keperluan pelatihan militer atau military training. Model desain sistem pembelajaran yang digunakan di Michigan State University, antara tahun 1961 dan 1965, dianggap sebagai model yang pertama. Buku klasik dan fenomenal karya Dick and Carey yang berjudul The Systematic Design of intruction edisi perdana terbit pada tahun 1985. Pribadi (2009:60).
B.Kriteria desain pembelajaran
Desain instruksional yang baik harus memiliki beberapa kriteria di antaranya:a.Berorientasi pada siswa
dalam sistem pembelajaran siswa merupakan komponen kunci dan harus dijadikan orientasi dalam mengembangkan perencanaan dan mengembangkan desain pembelajaran. Hal ini sangat penting, sebab desain pembelajaran dirancang untuk mempermudah siswa belajar. Dengan demikian, mendesain pembelajaran perlu diawali dengan melakukan studi pendahuluan tentang siswa Beberapa hal yang perlu dipahami tentang siswa di antaranya:1)Kemampuan dasar Pemahaman
kemampuan dasar yang dimiliki siswa perlu dipahami untuk menentukan dari mana sebaiknya mulai mendesain pembelajaran. desain pembelajaran dirancang sesuai dengan potensi dan kompetensi yang telah dimiliki oleh siswa. Dengan kata lain desain tidak dirancang semata-mata oleh kemauan dan kehendak guru.
2)Gaya belajar Gaya belajar
setiap siswa memiliki perbedaan. DePorter (2006) membaginya ke dalam tiga tipe, yakni tipe auditif, tipe visual, dan tipe kinetetis.
b.Berpijak pada pendekatan sistem
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. melalui pendekatan sistem dari awal sudah diantisipasi berbagai kendala yang mungkin dapat menghambat terhadap pencapaian tujuan. Atas dasar itulah maka pendekatan sistem dalam desain instruksional merupakan pendekatan ideal yang dapat dilakukan oleh para desainer pembelajaran.c.Teruji secara empiris.
Sebelum digunakan, sebuah desain instruksional harus teruji dahulu efektivitas dan efisiensinya secara empiris. Melalui pengujian secara empiris dapat dilihat berbagai kelemahan dan berbagai kendala yang mungkin muncul sehingga jauh sebelumnya dapat diantisipasi. Selain itu, melalui pengkajian secara ilmiah dapat meyakinkan para pengembang pembelajaran untuk menggunakannya.sanjaya(2011:68)C.Desainer Pembelajaran
Desainer (perancang) pembelajaran adalah orang orang yang terlibat dalam perencanaan, pengembangan, penerapan, dan evaluasi pengajaran. Yamin(2010:14)Menurut International Board of Standard for Training, Performance, and Instruction atau IBSTPI dalam pribadi(2009:61) ada empat domain kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang perancang program pembelajaran atau instructional designer, yaitu:
1.Fondasi profesional (professional foundation)
Fondasi profesional yang perlu dimiliki oleh seorang perancang sistem pembelajaran meliputi kemampuan dalam beberapa hal sebagai berikut.•Berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan sarana visual, verbal, dan tulisan.
•Menerapkan hasil studi dan teori mutakhir dalam mempraktikkan desain sistem pembelajaran.
•Memperbarui (up date) dan memperbaiki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki tentang desain sistem pembelajaran.
•Mengaplikasikan keterampilan riset yang fundamental dalam melaksanakan proyek dan pekerjaan yang terkait dengan bidang desain sistem pembelajaran.
•Mengidentifikasi implikasi legal dan etis dari perancangan program pembelajaran dalam suatu lingkungan kerja.
2.Kemampuan perencanaan dan analisis (Planning and analysis)
Kompetensi dalam melakukan langkah perencanaan dan analisis meliputi beberapa kemampuan dalam hal sebagai berikut:•Melaksanakan analisis kebutuhan (need assessment)
•Merancang kurikulum atau program.
• Memilih dan menggunakan berbagai teknik untuk menetapkan materi pembelajaran atau pelatihan.
•Mengidentifikasi dan membuat deskripsi tentang karakteristik target populasi atau audience.
•Menganalisis lingkungan tempat berlangsungnya program pembelajaran atau pelatihan.
•Menganalisis karakteristik lingkungan.
•Menganalisis karakteristik teknologi yang tersedia dan teknologi yang tengah berkembang serta pemanfaatannya dalam lingkungan pembelajaran.
•Menganalisis unsur-unsur situasional sebelum membuat rancangan solusi dan strategi yang bersifat final
3.Kemampuan perancangan dan pengembangan (design and development)
Kompetensi dalam melakukan perancangan dan pengembangan program pembelajaran meliputi kemampuan dalam hal ini sebagai berikut.•Memilih, memodifikasi, menciptakan desain, dan mengembangkan model yang tepat untuk pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan desain dan pengembangan sistem pembelajaran.
•Memilih dan menggunakan berbagai teknik untuk membuat definisi, sistematika, materi, dan strategi pembelajaran.
•Memilih dan memodifikasi materi pembelajaran yang telah ada. Mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.
• Mendesain program pembelajaran yang mencerminkan adanya keragaman karakteristik siswa dan kelompok siswa.
•Mengevaluasi dan menilai program pembelajaran serta dampaknya terhadap pencapaian kompetensi siswa
4.Kemampuan implementasi dan manajemen (implementation and management)
Kompetensi dalam melaksanakan dan mengelola program pembelajaran meliputi beberapa kemampuan sebagai berikut.•Merencanakan dan mengelola pekerjaan desain sistem pembelajaran Meningkatkan kolaborasi, kemitraan, dan hubungan dengan orang atau personel yang terlibat dalam pekerjaan desain sistem pembelajaran.
•Menerapkan keterampilan bisnis dalam mengelola pekerjaan desain sistem pembelajaran.
• Mendesain sistem pengelolaan program pembelajaran atau pelatihan
•Mengimplementasikan program pembelajaran yang efektif dan efisien.
Para perancang dan pengelola program pembelajaran perlu memiliki kemampuan dalam hal menganalisis, mendesain, mengembangkan, menerapkan, dan mengevaluasi program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
D.Model model desain intruksional
1.Model kemp
Model desain sistem instruksional yang dikembangkan oleh Kemp merupakan model yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain sistem pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang timbul.Model sistem instruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses pengembangan. Mengembangkan sistem instruksional, menurut Kemp dari mana saja bisa, asal saja urutan komponen tidak diubah, dan setiap komponen itu memerlukan revisi untuk mencapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu model Kemp, dilihat dari kerangka sistem merupakan model yang sangat luwes.
Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut Kemp adalah:
a.hasil yang ingin dicapai;
b. analisis tes mata pelajaran;
c. tujuan khusus belajar;
d. aktivitas belajar;
e. sumber belajar;
f. layanan pendukung
g. Evaluasi belajar;
h. tes awal;
i. karakteristik belajar.
Lihat: model desain pembelajaran kemp.
2. Model Banathy
Model desain sistem pembelajaran dari Banathy berbeda dengan model Kemp. Model ini memandang bahwa penyusunan sistem instruksional dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas.Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran yakni:
a. Menganalisis dan merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan sistem maupun tujuan spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai oleh siswa atau peserta didik.
b. Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Item tes dalam tahap ini dirumuskan untuk menilai perumusan tujuan. Melalui rumusan tes dapat meyakinkan kita bahwa setiap tujuan ada alat untuk menilai keberhasilannya.
c. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni kegiatan mengiventarisasi seluruh kegiatan belajar mengajar, menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada serta menentukan kegiatan yang mungkin dapat diterapkan.
d. Merancang sistem, yaitu kegiatan menganalisis sistem menganalisis setiap komponen sistem, mendistribusikan dan mengatur penjadwalan.
e. Mengimplementasikan dan melakukan kontrol kualitas sistem, yakni melatih sekaligus menilai efektivitas sistem, melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi.
F. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
3. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistematis, untuk pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI terdiri dari 5 tahap yakni:a. Merumuskan tujuan, yakni kemampuan yang harus a capai oleh siswa. Ada 4 syarat dalam perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional, artinya tujuan yang dirumuskan harus spesifik atau dapat diukur, berbentuk hasil belajar bukan proses belajar, berbentuk perubahan tingkah laku dan dalam setiap rumusan tujuan hanya satu bentuk tingkah laku.
b. Mengembangkan alat evaluasi, yakni menentukan jenis tes dan menyusun item soal untuk masing-masing tujuan. Alat evaluasi disimpan pada tahap 2 setelah perumusan tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
C. Mengembangkan kegiatan belajar mengajar, yakni merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan belajar perlu ditempuh.
d. Mengembangkan program kegiatan pembelajaran yakni merumuskan materi pelajaran, menetapkan metode dan memilih alat dan sumber pelajaran
e. Pelaksanaan program, yaitu kegiatan mengadakan prates, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan psikotes, dan melakukan perbaikan.
Lihat: model desain pembelajaran pssi
4. Model Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick & Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey, dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey ( 1990). Menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perancangan tersebut.1.Identifikasi tujuan pembelajaran (identity instructional goals)
2.Melakukan analisis instruksional (conducting a goal analysis)
3.Mengidentifikasi tingkah laku/karakteristik siswa (identity entry behaviour, characteristics)
4.Merumuskan tujuan kinerja (write performance objective)
5.Pengembangan tes acuan patokan (develop criterian referenced test items)
6.Pengembangan strategi pengajaran (develop instructional strategi)
7.Pengembangan atau memilih pengajaran (develop and select instructional materialis)
8.Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (design and conduct formative evaluation)
9.Menulis perangkat (design and conduct summative evaluation)
10.Revisi pengajaran (instruksional revitions)
Lihat : model desain pembelajaran menurut dick dan carey
5.Model ASSURE
Sharon E Smaldino, James D. Russel, Robert Heinich, dan Michael Molenda (2005) mengemukakan sebuah model desain sistem pembelajaran yang diberi nama ASSURE. Sama sepert model desain sistem pembelajaran yang lain, model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran efisien dan efektif, khususnya pada kegiatan yang menggunakan media dan teknologi.Langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam model desain sistem pembelajaran ASSURE meliputi beberapa aktivitas, yaitu:
•analyze learners :melakukan analisis karakteristik siswa
•state objectives : menetapkan tujuan pembelajaran,
•select methods media, and materials :memilih media, metode pembelajaran, dan bahan ajar
•utilize materials :memanfaatkan bahan ajar
• require learners participation :melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan
• evaluate and revise : mengevaluasi dan merevisi program pembelajaran
6.Model smith dan ragan
Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan (2003) mengemukakan sebuah model desain sistem pembelajaran yang populer di kalangan mahasiswa dan profesional yang memiliki kecenderungan terhadap implementasi teori belajar kognitif. Hampir semua langkah dan prosedur dalam model desain sistem pembelajaran ini difokuskan pada rancangan tentang strategi pembelajaran. Model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Smith dan Ragan terdiri atas beberapa langkah dan prosedur pokok sebagai berikut.1.Analisis lingkungan belajar
2.Analisis karakteristi siswa
3.Analisis tugas pembelajaran
4.Menulis butir tes
5.Menentukan strategi pembelajaran
6.Memproduksi program pembelajaran
7.Melaksanakan evaluasi formatif
8.Merevisi program pembelajaran .
Lihat: model desain pembelajaran assure
7.Model ADDIE
Salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation.)Lihat: model desain pembelajaran addie
Sumber
Wina sanjaya, perencanaan dan desain sistem pembelajaran, (jakarta:kencana, 2011)
Benny a. Pribadi, model desain sistem pembelajaran, (jakarta; dian rakyat, 2009)
Trianto, mendesain model pembelajaran inovatif progresif (jakarta:kencana, 2009)
Zainal abidin arief, teknologi kinerja dalam proses pembelajaran (bogor :UIKA press, 2016)
Martinis yamin, desain pembelajaran berbasis tingkat satuan pembelajaran (jakarta : GP press, 2010)
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar