Evaluasi Media Pembelajaran


Evaluasi Media Pembelajaran
Evaluasi Media Pembelajaran


Evaluasi merupakan bagian integral dari suatu proses pembelajaran. Idealnya, efektivitas pelaksanaan proses pembelajaran diukur dari dua aspek, yaitu: (1) bukti-bukti empiris mengenai hasil belajar siswa yang dihasilkan oleh sistem pembelajaran, dan (2) bukti-bukti yang menunjukkan berapa banyak kontribusi (sumbangan) media atau media program terhadap keberhasilan dan keefektifan proses pembelajaran itu. Evaluasi tentang kedua aspek tersebut masih terasa sulit untuk dikerjakan, karena sering kali media tidak bekerja sebagai bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.

A. PROSES EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN.


             Apabila media dirancang sebagai bagian integral dari proses pembelajaran, maka pada saat mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran, hal ini sudah termasuk pula evaluasi terhadap media yang digunakan. Data empiris yang berkaitan dengan media pembelajaran, secara umum bersumber dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a. Apakah media pembelajaran yang digunakan efektif?
b. Dapatkah media pembelajaran itu diperbaiki dan ditingkatkan?
c. Apakah media pembelajaran itu efektif dari segi biaya dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa?
d. Kriteria apa yang digunakan untuk memilih media pembelajaran itu?
e. Apakah isi pembelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu?
f. Apakah prinsip-prinsip utama penggunaan media yang dipilih telah diterapkan?
g. Apakah media pembelajaran yang dipilih dan digunakan benar-benar mendapatkan hasil belajar yang direncanakan?
h. Bagaimana sikap siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan?

B. TUJUAN EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN.


              Tujuan evaluasi media pembelajaran berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan di atas, yaitu sebagai berikut.
a. Menentukan efektivitas media pembelajaran yang digunakan.
b. Menentukan perbaikan atau peningkatan media pembelajaran yang digunakan 
c. Menetapkan cost-effective media yang digunakan, dilihat dari hasil belajar siswa.
d. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar di dalam kelas.
e. Menentukan ketepatan isi pelajaran yang disajikan dengan media tersebut.
f. Menilai kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran. 
g. Mengetahui bahwa media pembelajaran tersebut benar-benar memberi sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan.
h. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.

           Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diskusi kelas dan kelompok interview perorangan, observasi mengenai perilaku siswa dan evaluasi media yang telah tersedia. Kegagalan mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan, tentu saja merupakan indikasi adanya ketidakberesan dalam proses pembelajaran, khususnya penggunaan media pembelajaran. Dengan melakukan diskusi bersama siswa, maka kita akan dapat memperoleh informasi, bahwa siswa (misalnya), lebih menyenangi belajar mandiri, dari pada belajar dengan pilihan media kita, atau siswa tidak menyukai penyajian materi pelajaran yang disajikan dengan menggunakan media transparansi, dan mereka merasa bahwa mereka akan dapat belajar lebih banyak lagi, jika pelajaran tersebut disajikan melalui video atau film. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa evaluasi bukanlah akhir dari siklus pembelajaran, tetapi justru merupakan awal dari suatu siklus pembelajaran berikutnya.

C. KRITERIA EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN 


          Walker dan Hess (1984:206) memberikan kriteria dalam me-review media pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas.

1. Kualitas isi dan tujuan

a. Ketepatan
b. Kepentingan.
c. kelengkapan
d. Keseimbangan.
e. Minat atau perhatian.
f. Keadilan.
g. Kesesuaian dengan situasi siswa.

2. Kualitas pembelajaran. 

a. Memberikan kesempatan belajar.
b. Memberikan bantuan untuk belajar.
c. Kualitas memotivasi.
d. Fleksibilitas pembelajarannya. 
e. dengan program pembelajaran lainnya.
f. Kualitas sosial interaksi pembelajarannya.
g. Kualitas tes dan penilaiannya.
h. Dapat memberi dampak bagi siswa.
i. Dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya.

3. Kualitas teknis. 

a. Keterbacaan.
b. Mudah digunakan.
c. Kualitas tampilan atau layangan.
d. Kualitas penanganan jawaban.
e. Kualitas pengelolaan programnya.
f. Kualitas pendokumentasiannya.

D. MACAM MACAM EVALUASI


          Ada dua macam bentuk penguji cobaan media yang kita kenal yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
            Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran (termasuk ke dalamnya media) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien. 
             Dalam bentuk finalnya, setelah diperbaiki dan disempurnakan orang lain atau mungkin anda sendiri, akan mengumpulkan data untuk menentukan apakah media yang anda buat itu patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau apakah media tersebut benar-benar efektif seperti yang anda laporkan. Jenis evaluasi ini disebut evaluasi sumatif.
              Kegiatan evaluasi dalam program pengembangan media pendidikan di sini akan dititikberatkan pada kegiatan evaluasi formatif.
               Adanya komponen evaluasi formatif dalam proses pengembangan media pendidikan ini membedakan prosedur empiris ini dari pendekatan-pendekatan filosofis dan teoretis. Efektivitas dan efisiensi media yang kita kembangkan tidak hanya bersifat teoritis tetapi benar-benar telah dibuktikan di lapangan.

D. TAHAP TAHAP EVALUASI


             Ada tiga tahapan evaluasi formatif yaitu evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation) dan evaluasi lapangan (field evaluation). (Arief s. Sadiman dkk.: 2002,175)

1. Evaluasi satu lawan satu 

          Pada tahap ini pilihlah dua orang atau lebih siswa yang dapat mewakili populasi target dari media yang anda buat. Sajikan media tersebut kepada mereka secara individual. Kalau media itu anda disain untuk belajar mandiri, biarkan dia mempelajarinya sementara anda mengamatinya. Ke dua orang siswa yang anda pilih tersebut hendaknya satu orang dari populasi target yang kemampuan umumnya sedikit di bawah rata-rata dan satu orang lagi di atas rata-rata. 
         Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
(a). jelaskan kepada siswa bahwa anda sedang merancang suatu media baru dan anda ingin mengetahui bagaimana reaksi mereka terhadap media yang Anda buat tersebut;
(b). katakan kepada mereka bahwa apabila nanti mereka berbuat salah bukanlah karena kekurangan mereka tetapi karena kekurang sempurnaan media tersebut, sehingga perlu diperbaiki;
(c). usahakan agar mereka bersikap relaks dan bebas mengemukakan pendapatnya tentang media tersebut.
(d). berikan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap topik yang dimediakan;
(e). sajikan media dan catat berapa lama waktu yang anda butuhkan atau dibutuhkan siswa untuk menyajikan/mempelajari media tersebut. Catat pula bagaimana reaksi siswa dan bagian-bagian yang sulit untuk dipahami; apakah contoh-contohnya, penjelasannya, petunjuk-petunjuknya, ataukah yang lain;
(f). berikan tes yang mengukur keberhasilan media tersebut(post test); dan
(g) analisis informasi yang terkumpul.
            Beberapa informasi yang dapat anda peroleh lewat kegiatan ini antara lain: kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian yang tak jelas, kesalahan dalam memilih lambang-lambang visual, Kurangnya contoh, terlalu banyak atau sedikitnya materi, urutan penyajian yang keliru, pertanyaan atau petunjuk kurang jelas tujuan tak sesuai dengan materi dan sebagainya.
            Jumlah dua orang untuk kegiatan ini adalah jumlah minimal. Setelah selesai, anda bisa mencobakannya kepada beberapa orang siswa yang lain dengan prosedur yang sama
                Anda dapat juga mencobakannya kepada ahli bidang studi(content expert). Mereka sering kali memberikan umpan balik yang bermanfaat. Atas dasar data atau informasi dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas akhirnya revisi dilakukan sebelum media dicobakan ke kelompok kecil.

2. Evaluasi Kelompok Kecil.

        Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Kalau media tersebut anda buat untuk siswa kelas I SMP maka pilihlah 10-20 orang siswa dari kelas I SMP. Mengapa jumlah tersebut? Sebab kalau kurang dari 10 data yang anda peroleh kurang dapat menggambarkan populasi target. Sebaliknya bila lebih dari 20 data atau informasi yang anda peroleh melebihi yang Anda perlukan dan kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam evaluasi kelompok kecil.
Prosedur yang perlu ditempuh adalah:
(a).- jelaskan bahwa media tersebut berada pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk menyempurnakannya;
(b).berikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik yang dimediakan;
(c).sajikan media atau minta kepada siswa untuk mempelajari media tersebut;
(d). catat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan baik (langsung ataupun tak langsung) selama penyajian media
(e). berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan bisa tercapai (post test);
(f). Bagikan kuesioner dan minta siswa untuk mengisinya. Apabila mungkin adakan diskusi yang mendalam dengan beberapa siswa. Beberapa pertanyaan yang perlu didiskusikan antara lain: menarik tidaknya media tersebut, apa sebabnya; mengerti tidaknya siswa akan pesan yang disampaikan; konsistensi tujuan dan materi program; cukup tidaknya atau jelas tidaknya latihan dan contoh yang diberikan. Apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut telah ditanyakan lewat kuesioner, informasi yang lebih detail dan jauh dapat dicari lewat diskusi ini; dan
(g).Analisis data-data yang terkumpul.
Atas dasar umpan balik semua ini media disempurnakan. 

3. Evaluasi lapangan

           Evaluasi lapangan atau field evaluation adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu anda lakukan. Usahakan memperoleh situasi yang semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang kita buat sudah mendekati kesempurnaannya. Namun dengan itu masih harus dibuktikan. Lewat evaluasi lapangan inilah kebolehan media yang kita buat itu diuji. Pilih sekitar 30 orang siswa dengan berbagai karakteristik(tingkat kepandaian, kelas, latar belakang jenis kelamin, usia. Kemajuan belajar dan sebagainya) sesuai dengan karakteristik populasi sasaran.
             Satu hal yang perlu dihindari baik untuk dua tahap evaluasi terdahulu maupun lebih-lebih lagi untuk tahap evaluasi lapangan adalah apa yang disebut efek halo (hallo effect).Situasi seperti muncul apabila media kita cobakan pada kelompok responden yang salah. Maksudnya apabila kita membuat program film bingkai lalu mencobakannya kepada siswa-siswa yang belum pernah melihat program film bingkai, atau transparansi OHP dan film kepada siswa-siswa yang belum pernah memperoleh sajian dengan transparansi atau melihat film. 
             Pada situasi seperti ini informasi yang anda peroleh banyak dipengaruhi oleh sifat kebaruan tersebut sehingga kurang dapat dipercaya.
         Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a). mula-mula pilih siswa-siswa yang benar-benar mewakili populasi target, kira-kira 30 orang siswa. Usahakan agar mereka mewakili berbagai tingkat kemampuan dan keterampilan siswa yang ada. Tes kemampuan awal perlu dilakukan bila karakteristik siswa belum diketahui. Atas dasar itu pemilihan siswa dilakukan. Tetapi bila kita kenal benar siswa-siswa yang akan dipakai dalam uji coba tak perlu tes itu dilakukan;
(b).jelaskan kepada mereka maksud uji lapangan tersebut dan apa yang anda harapkan pada akhir kegiatan. Pada umumnya siswa tak terbiasa untuk mengeritik bahan-bahan atau media yang diberikan, karena mereka beranggapan sudah benar dan efektif. Usahakan mereka bersikap relaks dan berani mengemukakan penilaian Jauhkan sedapat mungkin perasaan bahwa uji coba ini menguji kemampuan mereka;
(c) berikan tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mereka terhadap topik yang dimediakan;
(d). sajikan media tersebut kepada mereka. Bentuk penyajiannya tentu sesuai dengan rencana pembuatannya: Untuk prestasi kelompok besar, untuk kelompok kecil atau belajar mandiri;
(e).catat semua respon yang muncul dan siswa selama sajian. Begitu pula waktu yang diperlukan;
(f). berikan tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar siswa setelah sajian media tersebut. Hasil tes ini (post test) dibandingkan dengan hasil tes pertama(pre test) akan menunjukkan seberapa efektif dan efisien media yang anda buat tersebut.
(g). berikan kuesioner untuk mengetahui pendapat atau sikap mereka terhadap media tersebut dan sajian yang diterimanya; dan
(h). ringkas dan analisislah data-data yang anda peroleh dengan kegiatan-kegiatan tadi: kemampuan awal, sekor tes awal dan tes akhir, waktu yang diperlukan, perbaikan bagian-bagian yang sulit, dan pengayaan yang diperlukan, kecepatan sajian dan sebagainya. 
           Atas dasar itu media diperbaiki dan semakin disempurnakan. Demikianlah, dengan ketiga tahap evaluasi tersebut dapatlah dipastikan kebenaran efektivitas dan efisiensi media yang kita kembangkan.



___________________________
Sumber
Arief s. Sadiman, dkk, 2002, media pendidikan, Jakarta: raja grafindo persada
Azhar Arsyad, 2002, media pembelajaran, Jakarta: raja grafindo persada.
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, 2011, media pembelajaran, Bogor : ghalia 

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar