Arti Kecerdasan Yang Sebenarnya


Arti Kecerdasan Yang Sebenarnya
Arti Kecerdasan Yang Sebenarnya


A. PENGERTIAN KECERDASAN (INTELEGENCE)      

Ada banyak definisi kecerdasan, meskipun para ahli merasa sulit mendefinisikannya. Kecerdasan dapat dilihat dari berbagai pendekatan, yakni pendekatan teori belajar, pendekatan teori neurobiologis, pendekatan teori psikometri, dan pendekatan teori perkembangan. 
        Menurut pendekatan psikometris, kecerdasan dipandang sebagai sifat psikologis yang berbeda pada setiap individu. Kecerdasan dapat diperkirakan dan diklasifikasi berdasarkan tes inteligensi. Tokoh pengukuran inteligensi Alfred Binet mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yakni (1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, (2) kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan, dan (3) kemampuan untuk mengkritisi pikiran dan tindakan diri sendiri atau autocritism. Menurutnya, inteligensi merupakan sesuatu yang fungsional sehingga tingkat perkembangan individu dapat diamati dan dinilai berdasarkan kriteria tertentu. Apakah seorang anak cukup intelijen atau tidak, dapat dinilai berdasarkan pengamatan terhadap cara dan kemampuan anak melakukan tindakan dan kemampuan mengubah arah tindakan apabila diperlukan.
          Edward Lee Thorndike, seorang ahli psikologi pendidikan, mengklasifikasi inteligensi ke dalam tiga bentuk kemampuan, yakni:

1. kemampuan abstraksi yakni kemampuan untuk "beraktivitas" dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol secara efektif
2. kemampuan mekanik, yakni kemampuan untuk "beraktivitas" dengan menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk kegiatan yang memerlukan aktivitas indra-gerak; 
3. kemampuan sosial, yakni kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru dengan cara-cara yang cepat dan efektif 

         Menurut Thorndike, ketiga kemampuan tersebut, dapat saling berkorelasi, namun mungkin pula tidak. Dengan demikian ada seseorang yang memiliki daya abstraksi bagus, tetapi lemah dalam bersosialisasi, tetapi ada pula orang yang bagus dalam melakukan abstraksi, mekanik, dan sosial sekaligus

         Inteligensi menurut Piaget lain lagi. Pandangan ahli perkembangan ini melihat inteligensi secara kualitatif, berdasarkan aspek isi, struktur, dan fungsinya. Untuk menjelaskan ketiga aspek tersebut, Piaget mengaitkan inteligensi dengan periodisasi perkembangan biologis, meliputi sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan abstrak operasional. Pembagian ini dimaksudkan juga sebagai periode perkembangan kognitif. Di dalam perkembangan tersebut terkandung konsep kecerdasan atau inteligensi anak.

B. SISWA BODOH ITU MITOS, kisah anak Papua.


            Kisah anak Papua, 4 tahun tidak naik kelas berhasil menjuarai Olimpiade matematika-sains tingkat Asia.
        Kisah nyata mengenai sekelompok anak-anak paling "bodoh asal Papua menjuarai Olimpiade sains tingkat dunia. Host Kick Andy, Andy F. Noya menampilkan kisah heroik keempat anak-anak asal Papua. Didampingi mentornya Prof. Yohanes Surya, anak-anak ini, Tina, demira, Kohoy, dan Christian adalah anak-anak yang dianggap paling bodoh di sekolahnya. Tina misalnya, 4 tahun tidak pernah naik kelas.
        Di akademi Surya,Yohanes Surya mendidik keempat anak-anak tersebut dengan strategi dan metode yang tepat. Para siswa dilatih memahami logika dasar, fungsi, dan kegunaan materi Sebelumnya keempat anak-anak tersebut belum bisa menulis dan mengalkulasi dengan benar Metode ajar yang tepat menekankan pada kegiatan belajar fun dan kreatif. Dengan memotivasi sisi afektif keempat anak tersebut. Yohanes Surya berhasil mematahkan teori usang, bahwa: "tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah mereka belum menemukan guru yang baik dengan metode yang tepat. Dalam tayangan Kick Andy, keempat anak-anak ini: Tina, Demira, Kohoy, dan Christian berhasil menjuarai Olimpiade matematika-sains tingkat Asia dengan raihan empat emas, lima perak, dan tiga perunggu. Lebih dari itu, keempat anak-anak tersebut berhasil menemukan alat pendeteksi tsunami.

C. “CLUSTER CLUSTER” KECERDASAN


        Otak adalah mesin penghasil kepandaian. Namun manusia tidak akan pandai jika tidak ada proses belajar, caranya otak harus selalu digunakan. Cara menggunakan otak dengan berpikir. Berpikir adalah belajar. Belajar tidak hanya duduk manis memperhatikan guru di kelas, tetapi juga berinteraksi adalah belajar, belajar juga dapat dilakukan dengan mengimajinasikan materi, seperti Einstein mengimajinasikan angka angka. Using imagination adalah sebuah proses belajar. Tidak ada kepadaian jika tidak ada proses belajar.
         wadah kecerdasan tepatnya di dalam sel-sel otak. Dari sini, selama proses belajar berlangsung proses karya pikir diproduksi dan berkembang sampai tahap manusia mencapai puncak kompetensi maksimalnya. Kecerdasan seseorang berkembang seiring kualitas belajar yang dialaminya 
         Genetik pewaris kecerdasan anak tidak bersifat mutlak namun bersifat potensial, sebut Kazuo Murakami. Kualitas positif lingkungan dan kualitas asupan makanan turut andil memberikan pengaruh terhadap perkembangan kecerdasan seseorang, Pola asuh dalam pendidikan dengan penuh kasih sayang berpengaruh terhadap arsitektur otak. Kuantitas (jumlah informasi) dan kualitas informasi (informasi yang diulang-ulang) mampu membuat synaps (jaringan antarsel otak) menjadi banyak dan kuat. Kecerdasan anak ditentukan seberapa banyak dan kuatnya synaps.
         Penelitian otak masa kini telah menawarkan pandangan lebih luas mengenai kecerdasan. Otak adalah mesin kecerdasan sebut Hawkins dan Blakeslee. Kecerdasan itu seluas samudra seperti seluas rahasia otak. Hingga kini ilmuwan belum selesai memetakan rahasia "alam semesta" otak. Makna logisnya adalah: jika kecerdasan seluas rahasia "alam semesta" otak, maka kecerdasan tidak hanya sebatas angka-angka hasil tes, Kecerdasan memungkinkan suatu kesinambungan yang dapat dikembangkan seumur hidup, Dalam konteks pendidikan, informasi di atas mengubah cara pandang menjadi. "Bukan secerdas apa Anda, tetapi bagaimana Anda menjadi cerdas”
           Pada proses belajar semuanya bersumber dari otak. Otak memliki susunan saraf yang kompleks dan canggih, jika diberi stimulus melalui proses fun learning, maka terbentuk jembatan-jembatan pengetahuan baru Simpul koneksi antar jembatan pengetahuan dibangun oleh ikatan antar-myelin pada neuron-neuron otak. Semakin banyak simpul antar jembatan yang terbangun, maka semakin berkualitas otak tersebut alias semakin cerdas. Dalam batok kepala manusia, miliaran saraf dan bahan dasar lain tersusun sangat rapi dan kompleks. Sepertinya,  setiap inci bagian otak  sangat canggih. Istilah kedokteran, bagian itu disebut lobus. Pembagiannya mirip cluster-cluster pada perumahan


         Posisi lobus dalam otak (lobes of the brain) merupakan ruang-ruang kecerdasan yang menegaskan bahwa sepanjang manusia terlahir dengan memiliki otak, maka anak itu PASTI CERDAS Stimulus edukasi yang sesuai, pola dan strategi pendidikan yang tepat, kesabaran yang melimpah ruah tanpa kekerasan, kontinuitas fun learning yang konsisten dan kesehatan tumbuh kembang yang terpelihara memungkinkan anak menjadi genius

D. PABRIK KECERDASAN


       Pabrik seperti yang kita tahu adalah tempat segala sesuatu diproduksi yang hasilnya disebut produk. Misal, usaha pembuatan tempe yang diproduksi di rumah, maka usaha itu disebut pabrik tempe skala rumahan Atau, pabrik motor yang merakit dan memproduksi motor disebut pabrik motor. Sederhananya, otak bertindak seperti pabrik yang memproduksi informasi pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan dan seterusnya hingga pada akhirnya informasi pengetahuan menjadi produk belajar atau karya intelektual. Bagaimana proses produksi yang terjadi di otak tidaklah semudah seperti pada produksi pabrik tempe dan motor.
     Paul D. Mclean, neurosains dan psikiater dari Yale Medical School, menyebut otak manusia terdiri dari tiga bagian otak reptil, otak mamalia, dan otak neokorteks. Otak reptil bermula dari batang otak yang terhubung dengan tulang belakang. Masuknya energi informasi bergerak dari dasar otak reptil melalui otak mamalia (pusat emosi) terus ke bagian atas otak neokorteks. Artinya: ketika kita mempersiapkan diri untuk belajar, kita harus merasa nyaman secara fisik. Faktor lingkungan, seperti suhu udara, tata cahaya, suara, dan area belajar harus kondusif demi memuaskan otak reptil. Anda harus memulai pembelajaran dengan sikap positif untuk memuaskan pusat emosi otak (otak mamalia). Ketika dua bagian pertama otak sudah puas otak pemikir dapat bekerja dengan baik.
        Pada makhluk hidup, otak reptil bertanggung jawab terhadap rasa aman. Perasaan akan aman adalah perilaku instingtif primitif dari makhluk hidup. Dalam konteks pembelajaran, perilaku instingtif otak reptil berhubungan dengan "rasa aman dan nyaman” faktor lingkungan kelas, kebersihan kelas, kerapihan dan keindahan kelas, setting kelas, suhu udara kelas, serta perasaan bersahabat dari guru sangat memengaruhi kondisi otak reptil siswa saat belajar. 
        Neokorteks tak ubahnya pabrik yang mengolah dan memproses informasi menjadi pengetahuan. Namun syarat utama memasuki wilayah pabrik neokorteks adalah memenuhi persyaratan yang diinginkan batang otak (otak reptil) dan otak limbic, yaitu setting kelas ideal, apperception in the class dan strategi belajar yang tepat. Jika semua syarat itu dipenuhi, maka otak reptil, limbik dan neo korteks otak benar-benar berfungsi sebagai pabrik kecerdasan. Pabrik kecerdasan yang dimaksud adalah proses memori otak,

E. ARTI KEPINTARAN


           Kisah 4 orang anak dari Papua adalah kisah yang menarik perhatian  terutama masyarakat Indonesia karena salah satu kisah yang mampu membuka sedikitnya pengetahuan mengenai kecerdasan. Hal ini tidak hanya di Indonesia saja. Tokoh dunia seperti Thomas Alva Edison, dikeluarkan dari sekolah formal karena dianggap bodoh dan dianggap sering merepotkan guru dengan pertanyaan-pertanyaan nyeleneh. Namun pada akhirnya, Edison adalah ilmuwan paling bersinar karena penemuannya: Lampu.
          Carl Sandburg penulis cemerlang Amerika yang mengumpulkan lagu-lagu rakyat Amerika menjadi sebuah antologi. Namun siapa sangka, Sandburg pernah gagal saat ujian masuk di bidang matematika dan grammar di West Point semacam Akabri di Indonesia.
        Kenichi Fukui, ilmuwan peraih Nobel bidang Kimia pada 1981 Namun siapa sangka, Fukui pernah gagal memecahkan soal kimia dari ujian masuk universitas di Jepang, walaupun soal ini merupakan bagian dari bidang keahliannya.
           Kazuo Murakami, ahli genetika dunia asal Jepang pernah ditolak masuk Universitas Kyoto karena nilai hasil ujiannya rendah, dan hampir ditolak masuk Universitas Rochester, Amerika karena nilainya pas-pasan. Namun siapa sangka beberapa tahun kemudian, Kazuo Murakami adalah ahli genetika terkenal dunia dan penulis buku paling laris Ada Tuhan dalam Gen Kita Dan masih banyak lagi.
            di atas, definisi pintar sejatinya adalah: kemampuan perilaku-afektif yang baik memiliki keterampilan-psikomotorik, dan kemampuan akademik-kognitif yang luas. Dalam psikologi perkembangan, ketiganya merupakan satu kesatuan dalam sistem yang saling melengkapi yang ada pada setiap individu. Daniel Goleman (2006) menyebut perilaku bodoh tidak ditunjukkan dari angka hasil ujian, namun ditunjukkan dari ketidakmampuan mengendalikan sifat emosional 
         Sejauh ini paradigma guru dan orangtua tentang pintar cenderung salah kaprah dengan batasan definisi yang sempit. Faktanya, sebagaimana yang ditulis Chatib (2012) anak yang berperilaku baik  (soleh/solehah), oleh guru dan orangtua belum disebut sebagai "anak pintar". Anak dengan keterampilan yang memadai, seperti melukis, olahraga, membaca Al-Qur'an dengan benar, belum disebut sebagai "anak pintar." Adapun, anak dengan perilaku "nakal" dan tidak terampil-psikomotorik, namun dengan nilai ujian matematika, IPA, dan bahasa Inggris yang selalu mendapat sempurna di rapornya cenderung disebut "anak pintar". Seharusnya, sebutan "anak pintar" berlaku pada semua kemampuan psikoafektif, keterampilan-psikomotorik, dan kognitif-akademik.

F. RAHASIA SISWA PINTAR


           Ketika tampil pada acara Kick Andy, Yohanes Surya membuktikkan bahwa tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah mereka belum menemukan guru terbaik dan metode yang tepat. Alhasil, keempat Siswa yang dianggap paling bodoh dari Papua menjuarai Olimpiade matematika-sains tingkat Asia, setelah mereka belajar sesuai cara Otak manusia belajar.
          Berikut sebuah kisah mengenai kapan yang pintar menjadi bodoh yang diceritakan Goleman dalam Emotional Question.
"Jason H: siswa kelas dua yang nilainya selalu A di SMU Coral Spring, Florida, bercita-cita masuk Fakultas Kedokteran. Bukan sekadar Fakultas Kedokteran—ia memimpikan Harvard. Tetapi, pologruto, guru fisikanya, memberi Jason nilai 80 pada sebuah tes. Karena yakin bahwa nilai itu— yang hanya B—akan menghalangi cita-citanya, jason membawa sebilah pisau dapur ke sekolah dan, dalam suatu pertengkaran dengan Pologruto di laboratorium fisika, ia menusuk gurunya di tulang selangka sebelum dapat ditangkap dengan susah payah.
            Hakim memutuskan bahwa Jason tidak bersalah, karena pada saat itu ia dianggap gila untuk sementara selama peristiwa tersebut— Sebuah panel terdiri atas empat psikolog dan psikiater bersumpah bahwa ia gila selama perkelahian itu. Jason mengatakan bahwa, ia telah berencana untuk bunuh diri karena nilai tersebut, dan pergi menemui Pologruto untuk mengatakan kepadanya bahwa ia akan bunuh diri karena nilai yang buruk itu. Pologruto menyampaikan cerita yang berbeda: "Saya rasa ia betul-betul mencoba membunuh saya dengan pisau itu," karena ia sangat marah atas nilai tersebut.
          Setelah pindah ke sekolah swasta, Jason lulus dua tahun kemudian sebagai juara kelas. Nilai sempurna dari kelas reguler akan memberinya angka A bulat, rata-rata 4,0, tetapi karena Jason telah mengikuti cukup banyak kursus lanjutan maka nilai rata-ratanya menjadi 4,614—jauh di atas A+.  Meskipun Jason lulus dengan nilai terbaik, guru fisikanya yang lama, David Pologruto, mengeluh bahwa Jason tak pernah minta maaf atau mau bertanggung jawab atas serangan tersebut."
          Daniel Goleman, mengidentifikasikan mengenai "kapan yang pintar menjadi bodoh" adalah ketika kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa; dan manajemen sabar saat tercipta kondisi emosional. Jelas bahwa, perilaku bodoh tidak ditunjukkan oleh perolehan angka dari hasil ulangan, tetapi dari ketidakmampuan mengolah perilaku emosional.


____________________
Alamsyah said & Andi budimanjaya, 2015, 95 strategi mengajar multipel intelgences, Jakarta: kencana.
Tadkiroatun musfiroh. 2008, pengembangan kecerdasan majemuk, Jakarta: Universitas terbuka departemen pendidikan Nasional.

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar