Sistematika Penyusunan Kamus Bahasa Arab


Penyusunan Kamus Bahasa Arab


Dalam sejarah perkembangan leksikon bahasa Arab, paling tidak terdapat 5 model sistematika (nidzham tartib) yang pernah digunakan para leksikologi Arab dalam menyusun kamu-kamus lafal, yaitu: Nidzam Al-Shauty (sistem fonetik), Nidzam Al-faba’I Al-Khas (sistem alfabateis khusus), Nidzam Al-Qafiyah (sistem sajak), Nidzam Al-Faba’I Al-‘Aam (sistem alfabetis umum) dan Nidzam Al-Nutqi (sistem artikulasi).

1. Sistem Ponetik (الصوت نظام)

        Model ini diperkenalkan oleh khalil akhmad al-farahidi. Sistem ini berdasarkan pada urutan huruf yang muncul dalam makharijul huruf.
Faktor yang melatar belakangi penyusunan kamus dengan model ini adalah untuk menghindari pengulangan kata pada kamus, mencakup semua kata, memudahkan pembaca dalam mencari makna kata dan tidak ingin meniru sistem urutan hijai.

2. Sistem Alfabetis Khusus (الخاص االلفابع نظام)

a)     Latar Belakang Sistem Alfabetis Khusus

       Nidzam Al-faba’i Al-Khas adalah sistem penyusunan kamus alfadz yang diperkenalkan oleh Abu Bakar bin Duraid (233-321 H). Yang dimaksud dengan sistem khas adalah sistem penyusunan urutan kata-kata dalam kamus berdasarkan urutan huruf hijaiyah yang telah disusun oleh Nasr bin Ashim.

Ada dua faktor yang melatar belakangi Ibnu Duraid menyusun sistem

alfaba’ikhas yaitu:

·        1. Kesulitan dalam mencari makna kata dalam kamus yang menggunakan berhasi sistem fonetik seperti kamus Alain karya Khalil dan kamus-kamus lain yang beredar saat itu.

·        2. Susunan huruf hija’iyah(tartib alhija’i) yang berhasil disusun oleh Nasr bin Ashim, telah populer dikalangan masyarakat.

b)    Asas-asas Kamus Alfadz Sistem Alfabetis Khusus

·      1. Asas Taqsim al-Bina’’

Ibnu Duraid, dalam kamusnya Al-jamharah yang bersistem alfabetis, lebih mengedepankan aspek struktur kata (Bina’’) dari pada aspek urutan huruf seperti kamus Al-ain .

·      2. Asas Tartib al-Huruf

Sistem alfabetis dalam kamus Al-Jamharah karya Ibnu Duraid berikut ini:


كتاب اجليم ابب الثائية املضاع  جح جخ جد  جر جز جس جش  جص جظ
ابب اجليم والراء  جرس جرش جرد جرع جرف جرل جرم

Teknik urutan huruf hijaiyah yang diperkenalkan Ibnu Duraid diatas, sedikit berbeda dengan Ibnu Faris (329-395 H). Jika Ibnu Duraid tidak mengenalkan pengulangan urutan kata dan selalu diakhiri dengan huruf ya’ sebagai huruf terakhir, maka Ibnu Faris memilih mengembalikan urutan huruf terakhir dan dari ya’ ke hamzah hingga huruf terakhir sebelum huruf dimaksud.

·     3. Asas Taqlib al-kalimah

Asas pembalikan huruf dalam kata (taqlib al-kalimah) dalam sistem alfabetis, baik menurut Ibnu Duraid maupun Ibnu Faris, sama dengan teknik taqlib al-kalimah dalam kamus Alain karya Khalil.

c)     Teknik Pencarian Makna Kata

        Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mencari makna kata di kamus- kamus bersistem alfabetis khusus seperti kamus Jamharah maupun Maqayis Al- Lughah, adalah sebagai berikut:

·        1. Teknik Tajrid, yaitu huruf-huruf zaidah (tambahan) harus dihilangkan lebih dulu untuk mengetahui akar kata (ushul kalimah) dari kata yang kita cari.

·        2. Teknik Tahdid al-bina’’, yaitu mencari tahu struktur kata dari akar kata yang telah kita temukan tersebut. “Apakah ia termasuk pada bab thunani (2 huruf), thulatti (3 huruf), ruba’i (4 huruf), atau khumasi (5 huruf)” Lalu merujuk pada bab tersebut.

         3. Teknik Awwal al-huruf, yaitu mencari tahu tentang huruf yang lebih dahulu disebutkan dalam urutan huruf hijaiyah untuk mengetahui pecahan kata yang musta’mal sebagai hasil dari proses taqlib al-kalimah.

3. Sistem Sajak/Sastrawi (القفية نظام)

       Diperkenalkan oleh Ismail bin Ahmad Al-Jawhari (w. 1003 M). Dinamakan sistem al-qafiyah, sebab urutan dalam kamus didasarkan pada urutan terakhir dari sebuah kata seperti sajak-sajak dalam syair.

4. Sistem Alfabetis Umum (العام االلفابع نظام)

        Sama dengan sistem alfabetis khusus, perbedaanya sistem alfabetis umum dengan sistem alfabetis khusus terletak pada aspek akar kata. Misalnya kata استغاثة setelah ditajrid menjadi غاث. Lalu kata غاث dirujuk pada bagian huruf غ .

5. Sistem Artikulasi (النطق نظام)  

        Diperkenalkan oleh Al-Kafuuri dengan kamusnya Al-kulliyat dan Al-Jurjani (1340-1413) dengan kamusnya Al-Ta’rifat. Sekalipun muncul-munculnya kamus- kamus bersistem alfabetis umum dianggap paling mudah dari sistem sebelumnya, namun kamus tersebut masih membutuhkan pemahaman tentang dasar-dasar ilmu  tata bahasa. Bagi siswa di tingkat pemula atau bahkan bagi kalangan non Arab, pencarian kata dengan teknik tajrid-tardid untuk mencari asal kata sesuai wazan morfologi, tetap saja dianggap sulit dan membutuhkan proses yang cukup lama.

         Untuk mencari makna kata dalam kamus yang bersistem alfabetis, terlebih dulu menghilangkan huruf zaidah, lalu mengembalikan huruf yang telah diganti ke huruf asalnya atau mencari huruf yang dibuang. Sistem kamus artikulasi adalah pencarian makna kata berdasarkan huruf pertama yang terucap dan kata dicari lansung bisa diketahui dalam materi kamus, tanpa menuntut seseorang mencari akar kata.








Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar