Fungsi Dan Peran Tema Dalam Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran secara terpadu dengan memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran tematik meliputi aspek proses dan waktu, aspek kurikulum maupun aspek pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran tematik dilakukan pada pendidikan pra sekolah formal (taman Kanak-kanak)dan sekolah Dasar pada kelas-kelas rendah (kelas 1 dan kelas 2). Pembelajaran tematik diberikan di Taman Kanak-kanak dan di Sekolah Dasar dengan alasan bahwa: 1) siswa Taman Kanak-kanak dan siswa Sekolah Dasar di kelas rendah masih memandang sesuatu secara holistik sebagai satu kesatuan, 2) perkembangan anak didik baik secara fisik, mental, sosial, moral maupun emosional tidak dapat dipisahkan .
Dalam strategi pembelajaran tematik dilakukan dalam suasana bersahabat dan menyenangkan serta bermakna bagi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tematik penekanannya bukan pada pemberian latihan/ dril tetapi bagaimana memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan menghubungkan konsep-konsep yang telah diketahui dan dipahami siswa. Dalam pembelajaran tematik kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan peserta didik.
Peran Tema Dalam Pembelajaran Tematik
Dalam kegiatan pembelajaran tematik tema atau topik tertentu menjadi pusat sentral kegiatan pembelajaran. Karena tema merupakan sentral dalam kegiatan pembelajaran, maka tema memiliki beberapa Peranan dalam kegiatan pembelajaran tematik sebagai berikut:
l. Anak mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran.
2. Anak dapat memperoleh pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam satu tema atau topik yang sama.
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran yang diberikan lebih bermakna dan lebih mendalam.
4. Dapat mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik lagi karena adanya keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya serta keterkaitan dengan pengalaman pribadi anak.
5. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa karena siswa diperlakukan sebagai subyek belajar dengan melakukan pembelajaran sendiri dalam situasi nyata dengan melakukan kegiatan-kegiatan bertanya, bercerita, menulis diskusi maupun menulis surat, sehingga keterampilan berbahasa dapat lebih terus dikembangkan yang dihubungkan dengan berbagai kosakata bahasa mata pelajaran yang berbeda tetapi memiliki kesamaan tema/topik/
6. Dapat menghemat waktu, karena guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara terpadu untuk beberapa mata pelajaran dalam dua atau tiga kali pertemuan sekaligus. Sedangkan sisa waktu yang tersedia dapat digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran remedial, pemantapan maupun pengayaan kepada siswa.
Trianto, 2010 , mengembangkan model pembelajaran tematik, Jakarta; prestasi pustakaraya
Supardi dkk, 2009, profesi keguruan, Jakarta; diadit media.
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar