Karakteristik Ciri Khas Pembelajaran Tematik


Pembelajaran Tematik



Pembelajaran Tematik Menurut Depdiknas (2006: 6), pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4)Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

        Selain itu, sebagai model pembelajaran di sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah, Pembelajaran tematik  memiliki karakteristik-karakteristik antaralain: berpusat pada siswa; Memberikan pengalaman langsung; Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; bersifat fleksibel; hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (Depdiknas, 2006)

a. Berpusat pada siswa


  Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centre), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung


         Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami ha hal yang lebih abstrak

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas


         Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran


        Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal in diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel)


 dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan


        Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.


        Menurut Depdikbud (1996: 3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

a. Holistik


       Suatu gejala atau fenomena Yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.

       Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat Siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian Yang ada di depan mereka.

b. Bermakna


       Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep Yang berhubungan Yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi Yang dipelajari.

      Rujukan Yang nyata dari segala konsep Yang diperoleh, dan keterkaitannya dengan konsep-konsep Iainnya akan menambah kebermaknaan konsep Yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran Yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah Yang muncul di dalam kehidupannya.

c. Otentik


       Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep Yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan Yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh Siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.

d. Aktif


       Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar Yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat' minat dan kemampuan Siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus• menerus belajar. Dengan demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran Yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema Yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum Yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.


Trianto, 2010 , mengembangkan model pembelajaran tematik, Jakarta; prestasi pustakaraya
Supardi dkk, 2009, profesi keguruan, Jakarta; diadit media.

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar