Teori Pengkondisian Kontiguitas /Contiguous Conditioning (Edwin Ray Guthrie) Tentang Pendidikan


 

Teori Pengkondisian Kontiguitas /Contiguous Conditioning (Edwin Ray Guthrie) Tentang Pendidikan
Teori Pengkondisian Kontiguitas 


PENGKONDISIAN KONTIGUITAS /CONTIGUOUS CONDITIONING (Edwin Ray Guthrie).

        guthrie lahir pada 1886 dan meninggal pada 1959. Dia adalah profesor psikologi di University of Washington dari 1914 sampai pensiun pada 1956. Karya dasarnya adalah The Psychology of Learning, yang dipublikasikan pada 1935 dan direvisi pada 1952. Gaya tulisannya mudah diikuti, penuh humor, dan menggunakan banyak kisah untuk menunjukkan contoh ide-idenya. Tidak ada istilah teknis atau persamaan matematika, dan dia Sangat yakin bahwa teorinya-atau teori ilmiah apa saja-harus dikemukakan dengan cara yang dapat dipahami oleh mahasiswa baru. Dia sangat menekankan pada aplikasi praktis dari gagasannya dan dalam hal ini dia mirip dengan Thorndike dan Skinner. Dia sebenarnya bukan eksperimentalis meskipun dia jelas punya pandangan dan orientasi eksperimental.

        Guthrie menyatakan prinsip-prinsip pembelajaran berdasarkan pada asosiasi-asosiasi (Guthrie, 1940). Bagi Guthrie, perilaku-perilaku pokok dalam pembelajaran adalah tindakan dan gerakan.

• Tindakan dan Gerakan

        Prinsip-prinsip dasar Guthrie menyajikan gagasan kontiguitas stimulus dan respons Kombinasi dari stimulus-stimulus yang telah mencapai suatu gerakan, jika berulang akan cenderung diikuti oleh gerakan tersebut. (Guthrie, hlm. 23) Dengan kata lain Pola-pola stimulus yang aktif pada saat sebuah respons terjadi akan cenderung menghasilkan respons tersebut jika dimunculkan berulang-ulang (Guthrie, 1938, hlm. 37) Gerakan (movement)merupakan perilaku spesifik yang dihasilkan dari kontraksi-kontraksi otot. Guthrie membedakan antara gerakan dan tindakan (act). Tindakan adalah kelompok kelompok gerakan berskala besar yang menghasilkan suatu hasil. Bermain piano dan menggunakan komputer adalah tindakan-tindakan yang meliputi banyak gerakan. Sebuah tindakan dapat disertai berbagai macam gerakan: tindakan tersebut bisa jadi tidak mengkhususkan gerakan-gerakannya secara persis. Dalam olahraga basket contohnya, memasukkan bola ke keranjang (sebuah tindakan)dapat dilakukan dengan berbagai macam gerakan Pembelajaran kontiguitas bermakna bahwa sebuah perilaku dalam sebuah situasi akan diulang ketika situasi tersebut muncul kembali (Guthrie, 1959). Tetapi, pembelajaran kontiguitas itu selektif.

• Kekuatan Asosiatif Teori Guthrie

menyebutkan bahwa pembelajaran terjadi melalui pemasangan stimulus dan respons. Guthric(1942) juga membicarakan tentang peinasangan, atau kekuatan asosiatif:  Sebuah pola stimulus memperoleh kekuatan asosiatif optimalnya pada saat pemasangannya dengan sebuah respons. (hlm. 30)

• Imbalan dan Hukuman

      Guthrie yakin bahwa respons-respons tidak perlu diberi imbalan untuk dapat dipelajari Mekanisme pokoknya adalah kontiguitas, atau pemasangan yang tepat pada waktunya antara stimulus dan respons. Respons tersebut tidak harus memuaskan; pemasangan tanpa akibat-akibat dapat menghasilkan pembelajaran.

• Pembentukan dan Berubahan Kebiasaan

      Kebiasaan adalah kecenderungan yang dipelajari untuk mengulang respons-respons yang pernah dibuat (Wood Neal, 2007). Karena kebiasaan adalah perilaku-perilaku yang dibentuk untuk banyak tanda, guru yang ingin siswanya berperilaku baik di sekolah harus menghubungkan aturan-aturan sekolah dengan banyak tanda. Aturan "Perlakukan orang lain dengan rasa hormat," harus dihubungkan dengan ruang kelas, lab komputer. aula, kafetaria, gelanggang olahraga, auditorium, dan taman bermain. Dengan mengaplikasikan aturan ini di masing-masing setting tersebut, perilaku hormat terhadap orang lain akan menjadi kebiasaan.

    Kunci untuk mengubah kebiasaan adalah "menemukan tanda-tanda yang memicu tindakan tersebut dan melatih respons lain terhadap tanda-tanda ini" (Guthrie, 1952, hlm. 115) Guthrie mengidentifikasi tiga metode untuk mengubah kebiasaan: ambang batas (threshold), keletihan (fatigue), dan respons yang tidak sesuai (incompatible response). Meskipun metode,-metode ini memiliki perbedaan-perbedaan, semuanya menyajikan tanda tanda untuk sebuah tindakan yang biasa dilakukan tetapi mengaturnya agar tidak dilakukan.

• PENDAPAT GUTHRIE TENTANG PENDIDIKAN

      Seperti Thorndike, Guthrie menyarankan proses pendidikan dimulai dengan menyatakan tujuan, yakni menyatakan respons apa yang harus dibuat untuk suatu stimuli. Dia menyarankan lingkungan belajar yang akan memunculkan respons yang diinginkan bersama dengan adanya stimuli yang akan dilekatkan padanya.

      Motivasi lebih tidak penting bagi Guthrie ketimbang bagi Throndike. Menurut Guthrie yang diperlukan adalah siswa mesti merespons dengan tepat dalam kehadiran stimuli tertentu. Latihan (praktik) adalah penting karena ia menimbulkan lebih banyak stimuli untuk menghasilkan perilaku yang diinginkan. Karena setiap pengalaman adalah unik, seseorang harus belajar ulang" berkali-kali. Guthrie mengatakan bahwa belajar 2 tambah 2 di papan tulis tidak menjamin siswa bisa belajar 2 tambah 2 di bangkunya. Siswa bukan hanya harus belajar bahwa 2 blok merah plus 2 blok merah sama dengan 4 blok merah, tetapi mereka juga harus membuat asosiasi 2 tambah 2 sama dengan 4 untuk hal lain seperti apel, anjing, buku, dan sebagainya. Adalah mungkin bahwa siswa akan belajar melekatkan respons ke stimuli di kelas dan respons lain ke stimuli yang sama di luar kelas.

  




-----------------------

Sumber:

Dale H. Schunk, learning theories an educational perspective, edisi ke enam(yogyakarta : pustaka pelajar, 2012)

B. R. Hergenhahn dan Metthew H.  Olson, theories of learning,  edisi ke tujuh (jakarta;  kencana, 2009)

Zainal Abidin Arif,, landasan teknologi pendidikan, Bogor: uikapress: 2015

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar