Menganalisis Dan Merumuskan Masalah PTK


Menganalisis Dan Merumuskan Masalah PTK
Menganalisis Dan Merumuskan Masalah PTK

Setelah masalah teridentifikasi, kita perlu melakukan analisis sehingga dapat merumuskan masalah dengan jelas. Tentu saja sebelum menganalisis masalah, kita mengumpulkan data yang terkait dengan masalah tersebut, seperti yang terdapat pada langkah dari Mills (2000). Tanpa melakukan analisis, mungkin masalah yang kita identifikasi masih kabur. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri atau yang disebut refleksi, dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, atau bahkan mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan. Semua ini tergantung dari jenis masalah yang kita identifikasi. Misalnya, jika masalah yang kita identifikasi adalah rendahnya motivasi belajar siswa, barangkali yang perlu kita analisis adalah dokumen tentang hasil belajar siswa, catatan harian kita tentang respons siswa dalam pembelajaran, dan yang tak kalah pentingnya melakukan refleksi, sehingga kita mendapat gambaran yang jelas tentang perilaku mengajar kita. Untuk memperjelas langkah analisis ini, coba kaji ilustrasi berikut.

Ibu Tuti adalah seorang guru Bahasa Indonesia di sebuah SMU. Setiap mengajar, ia selalu merasa ada sesuatu yang kurang. Perhatian para siswa terhadap bahasa Indonesia tampaknya tidak menggembirakan. Siswa lebih menganggap bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yang diwajibkan dan hanya merupakan tugas rutin untuk mengikutinya. Ibu Tuti merasa siswa menganggap enteng pelajarannya. Setelah berulang kali merenung, Ibu Tuti menyimpulkan bahwa motivasi para siswa untuk belajar bahasa Indonesia sangat rendah. Ini terbukti dari seringnya siswa absen dalam pelajarannya dan nilai rata-rata kelas untuk Bahasa Indonesia hanya 5,4. Ibu Tuti menjadi bingung untuk mengatasi masalah ini.

Jika Anda yang menjadi Ibu Tuti, bagaimana cara Anda mengatasi masalah tersebut? Tindakan pertama yang perlu Anda lakukan adalah menganalisis masalah yang telah diidentifikasi oleh Ibu Tuti, yaitu rendahnya motivasi para siswa untuk belajar bahasa Indonesia. Untuk menganalisis masalah ini, Ibu Tuti perlu melakukan hal-hal berikut.

1. Menganalisis daftar hadir siswa, kemudian menyimpulkan berapa % rata-rata kehadiran siswa dalam satu bulan. Di samping itu, perlu pula dianalisis, apakah yang absen hanya siswa tertentu ataukah hampir semua pernah absen, dan apa alasannya.

2. Menganalisis daftar nilai siswa, kemudian mengaitkan frekuensi ketidakhadiran siswa dengan nilainya. 

3. Menganalisis tugas-tugas yang diberikan kepada siswa beserta bahan pelajaran yang dipakai, apakah tugas dan bahan pelajaran tersebut cukup menantang atau membosankan.

4. Menganalisis balikan (feedback) yang diberikan guru terhadap pekerjaan siswa. Apakah balikan tersebut membuat siswa frustrasi atau mendorong siswa untuk memperbaiki pekerjaannya.

5. Melakukan refleksi terhadap perilaku mengajar Ibu Tuti. Seyogianya Ibu Tuti secara jujur merenungkan kembali kebiasaannya di dalam kelas. Apakah dia sering marah-marah, bersikap tidak simpatik, atau sebaliknya

Dari hasil analisis di atas, Ibu Tuti dapat mempertajam masalah yang dihadapi serta menetapkan masalah mana yang paling mendesak untuk dibenahi. Misalnya, dari hasil analisis tersebut Ibu Tuti menemukan bahwa hanya siswa tertentu (sekitar 20 orang dari 35 siswa) yang sering absen, dan memang temyata siswa yang sering tidak hadir nilainya rendah. Dari analisis tugas, bahan pelajaran, dan balikan, lbu Tuti menemukan bahwa tugas yang diberikan yang diambil dari buku paket memang membosankan karena hanya menuntut siswa untuk menghapal, tanpa pernah meminta siswa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara bebas dalam bahasa tulis. Balikan yang diberikan oleh Ibu Tuti pada tugas-tugas tersebut, ternyata hanya dua kata yaitu cukup dan kurang. Dari refleksi yang dilakukan, Ibu Tuti merasa bersikap biasa-biasa saja, hanya dia merasa jarang memberikan penguatan. Ia lebih banyak menegur siswa yang kurang berhasil daripada memuji siswa yang berhasil.

Dari uraian di atas dapat Anda simak bahwa begitu banyak masalah yang ditemukan Ibu Tuti yang dianggapnya menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia. Di samping masalah yang sudah dianalisis, Ibu Tuti juga memperkirakan bahwa Ebtanas Bahasa Indonesia juga tidak mendorong siswa untuk belajar lebih baik. Namun, in kemudian berkesimpulan bahwa ia harus memilih masalah yang dapat ia atasi sendiri. Ia kemudian memutuskan bahwa ia akan memfokuskan usahanya pada perbaikan tugas dan bahan ajar yang ia gunakan. Berkaitan dengan hal ini, Ibu Tuti dapat merumuskan masalah sebagai berikut.


Tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia?


Sebagaimana yang Anda simak dalam rumusan masalah tersebut, sebuah masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, yang menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari jawabannya melalui penelitian, dalam hal ini penelitian tindakan kelas (PTK). Masalah yang dihadapi guru mungkin sangat luas, oleh karena itu, guru perlu memfokuskan perhatiannya pada masalah yang mungkin dapat dia tanggulangi dan yang memang memerlukan prioritas untuk ditangani. 

Dalam hal ini, Anda perlu mengingat kembali rambu-rambu pemilihan masalah yang dapat dijadikan fokus PTK atau yang dapat dipecahkan melalui PTK Selanjutnya, masalah perlu dijabarkan atau dirinci secara operasional agar remcana parhaikannya dapat lebih terarah. Misalnya, masalah tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi siswa?

2 Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi? 

3. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?

4. Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan

Dengan dirumuskannya masalah secara operasional, Anda sudah mula membuat rencana perbaikan atau rencana PTK. Mari kita kaji rencana Merebut lebih lanjut.




sumber : IGAK Wardhani dan kuswaya wihardit, penelitian tindakan kelas, 2011, cet 11, universitas terbuka, hal...2.8


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar