Rangkuman Materi NASIONALISME TWK SKD CPNS 02


Rangkuman Materi  NASIONALISME TWK SKD CPNS 02
Rangkuman Materi  NASIONALISME TWK SKD CPNS 02



Nasionalisme  adalah  sikap  yang  sangat  penting untuk dikembangkan dalam berbangsa dan bernegara. Negara  yang  rakyatnya  menjunjung  tinggi  rasa  nasionalisme  akan  menjadi  bangsa  yang  kuat.  Sikap  nasionalisme  ini  juga  harus dipupuk sejak dini. Pentingnya sikap nasionalisme membuat  siapa  saja  wajib  mengetahui  apa  itu  nasionalisme  yang  sebenarnya. Secara fakta, pengertian nasionalisme bisa ditinjau dari  banyak  aspek.  

Pengertian  dari  nasionalisme  bisa  dilihat  secara aspek bahasa dan juga pendapat para ahli. Ada banyak para  ahli  yang  mengungkapkan  pendapatnya  tentang  definisi dari nasionalisme.Mengetahui  lebih  dalam  tentang  makna  nasionalisme  adalah  sebuah keharusan bagi siapa saja yang cinta terhadap negara. Demikian  juga  ketika  kita  berbicara  tentang  nasionalisme  di  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada

A. Pengertian Nasionalisme

Secara  bahasa,  nasionalisme  adalah  kata  serapan  yang  diambil  dari  bahasa  Inggris  yaitu  nation.  Kata  nation  jika  diartikan  ke  bahasa Indonesia artinya adalah bangsa. Jika  merujuk  pada  arti  dari  asal  katanya,  nasionalisme adalah sesuatu yang berkaitan dengan bangsa. Bangsa sendiri adalah sebuah  rumpun  masyarakat  yang  tinggal di sebuah teritorial yang sama dan memiliki karakteristik yang hampir sama.

Menurut  KBBI  (Kamus  Bahasa  Besar  Indonesia),  nasionalisme  adalah sebuah paham yang mengajarkan untuk mencintai bangsanya sendiri. Dalam hal ini jelas jika nasionalisme sangat erat kaitannya   dengan   mencintai   negara   baik   budayanya,   masyarakatnya maupun tatanan yang ada di negara tersebut.

Jika merujuk pada KBBI, maka orang yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi adalah orang yang mencintai negaranya. Pengertian  nasionalisme  dari  segi  bahasa  berbeda  dengan  chauvinisme.  Kedua  kata  ini  sama-sama  diartikan  mencintai  bangsa dan negara.Namun pada paham chauvinisme kecintaan pada  negara  sangat  fanatik  sehingga  membenarkan  merusak  atau menghancurkan negara lain demi kejayaan bangsa sendiri. Tentu saja paham cauvinisme ini tidak sejalan dengan nilai nasionalisme, paham chauvinisme bisa merusak perdamaian dunia.

B. Bentuk-Bentuk Nasionalisme 

> Nasionalisme  Kewarganegaraan  (atau  nasionalisme  sipil). Merupakan  bentuk  nasionalisme  dimana  negara  memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, kehendak rakyat, atau perwakilan politik.

> Nasionalisme Etnis. Adalah sejenis semangat kebangsaan dimana   negara   memperoleh   kebenaran   politik   dari   budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.

 > Nasionalisme  Romantik/Organik/Identitas.  Dimana  negara  memperoleh  kebenaran  politik  secara  semula  jadi  (organik)  hasil  dari  bangsa  atau  ras;  menurut  semangat  romantisme.

> Nasionalisme    Budaya.    Bentuk    nasionalisme    dimana    negara  memperoleh  kebenaran  politik  dari  budaya  bersama dan bukannya sifat keturunan seperti warna kulit, ras dan sebagainya.

> Nasionalisme  Kenegaraan.   Variasi   nasionalisme   kewarganegaraan,  selalu  digabungkan  dengan  nasionalisme  etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.

> Nasionalisme Agama. Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama

C. Nasionalisme Berdasarkan Nilai Pancasila

Di dalam Pancasila nilai-nilai akan nasionalisme juga sudah tertanam  khususnya  pada  sila  ketiga  yaitu  persatuan  Indonesia.  Dikarenakan  dasar  negara  Indonesia  adalah  Pancasila,  maka  penting  bagi  kita  mengetahui  pengertian  nasionalisme  sesuai  dengan Pancasila

Bangsa Indonesia sudah paham betapa pentingnya rasa nasionalisme  bahkan  sebelum  merdeka.  Rasa  nasionalisme  ini  telah  tertuang dalam peristiwa sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Kala  itu,  Indonesia  mengaku  jika  berbangsa  satu,  bertanah  air  satu  dan  berbahasa  satu.  Hal  ini  menandakan  bahwa  bangsa  Indonesia adalah bangsa yang kuat dan menjunjung tinggi nilai nasionalisme.

Setelah Indonesia merdeka, nilai nasionalisme  dituangkan pada pancasila dan pembukaan UUD 1945. Namun pada pembukaan UUD 1945 juga ditekankan jika Indonesia yang mencintai negaranya dan juga ikut menjaga ketertiban dunia.

Hal  ini  jelas  menjauhkan  bangsa  Indonesia  dari  paham  chauvisme.    Pemimpin  dunia  yang  menganut  paham  chauvisme  adalah Hitler. Hitler menganggap mencintai negara berarti besedia   melakukan   apapun   untuk   negara   bahkan   bila   perlu   dengan menghancurkan negara lain.


Jadi,     jika     merujuk     pada     paham  pancasila  dan  pem-bukaan  UUD  1945,  nasionalisme    adalah    sikap    cinta    tanah  air  dan  menjaga  per-satuan bangsa dengan tetap menjaga   perdamaian   yang   ada di dunia


Dengan  demikian  bangsa  Indonesia  adalah  bangsa  yang  menjunjung  tinggi  rasa  kebangsaan  tanpa  harus  menghancurkan  dan  mengganggu  kedaulatan  bangsa  lain.  Jika  semua  negara  menerapkan  nasionalisme  dengan  benar,  perdamaian  dunia  mudah di wujudkan. Dalam  kehidupan  berbangsa  dan  bertanah  air,  warga  negara  yang  baik  adalah  warga  negara  yang  memiliki  sikap  nasionalisme yang tinggi. Nasionalisme yang tinggi ini bisa dipupuk dari kegiatan-kegiatan yang kecil

D. Contoh Sikap Nasionalisme Awal Kemerdekaan

1. Pertempuran Lima Hari di Semarang

Pertempuran  5  Hari  atau  Pertempuran  5  Hari  di  Semarang  adalah  serangkaian  pertempuran  antara  rakyat  Indonesia  di Semarang  melawan  Tentara  Jepang.  Pertempuran  ini  adalah  perlawanan  terhebat  rakyat  Indonesia  terhadap  Jepang  pada  masa transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November  perlawanan  terhebat  rakyat  Indonesia  dalam  melawan  sekutu  dan  Belanda).  Pertempuran  ini  dimulai  pada  tanggal  15  Oktober  1945   (walau   kenyataannya   suasana   sudah   mulai   memanas   sebelumnya) dan berakhir tanggal 20 Oktober 1945

2. Pertempuran Surabaya

Pertempuran  Surabaya  merupakan  peristiwa  sejarah  perang  antara  pihak  tentara  Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi  pada  tanggal  10  November  1945  di  Kota  Surabaya,  Jawa  Timur.  Pertempuran  ini  adalah  perang  pertama  pasukan  Indonesia  dengan   pasukan   asing   setelah   Proklamasi   Kemerdekaan  Indonesia  dan  satu  pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Setelah   munculnya   maklumat   pemerintah   Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan   pengibaran   bendera   tersebut   makin  meluas  ke  segenap  pelosok  kota  Surabaya.  Klimaks  gerakan  pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera  di  Yamato  Hoteru  /  Hotel  Yamato  (bernama  Oranje  Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.

3. Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan Ing-gris dan Kerajaan Belanda tercapai suatu persetujuan yang ter-kenal dengan nama civil Affairs Agreement. Dalam persetujuan ini  disebutkan  bahwa  panglima  tentara  pendudukan  Inggris  di  Indonesia  akan  memegang  kekuasaan  atas  nama  pemerintah  Belanda.

Dalam melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah  sipil,  pelaksanaannya  diselenggarakan  oleh  NICA  dibawah  tanggungjawab komando Inggris. Kekuasaan itu kelak di kemudian hari akan dikembalikan kepada Belanda. Inggris dan Belanda membangun rencana untuk memasuki berbagai kota strategis di Indonesia yang baru saja merdeka. Salah satu kota yang akan didatangi Inggris dengan menyelundupkan NICA Belanda adalah Medan

4. Bandung Lautan Api

Peristiwa   Bandung   Lautan   Api   adalah   peristiwa   kebakaran   besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia  pada  24  Maret  1946.  Dalam  waktu  tujuh  jam,  sekitar  200.000    penduduk    Bandung    membakar    rumah    mereka,    meninggalkan   kota   menuju   pegunungan   di   daerah   selatan   Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai  markas  strategis  militer  dalam  Perang  Kemerdekaan  Indonesia

5. Pertempuran Laut Aru

Pertempuran  Laut  Aru  adalah  suatu  pertempuran  yang  terjadi  di Laut Aru, Maluku, pada tanggal 15 Januari 1962 antara Indonesia  dan  Belanda.  Insiden  ini  terjadi  sewaktu  dua  kapal  jenis  destroyer,   pesawat   jenis   Neptune   dan   Frely   milik   Belanda   menyerang RI Matjan Tutul (650), RI Matjan Kumbang (653) dan RI Harimau (654) milik Indonesia yang sedang berpatroli pada posisi  04,49"  LS  dan  135,02"  BT.  Komodor  Yos  Sudarso  gugur  pada  pertempuran  ini  setelah  menyerukan  pesan  terakhirnya  yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran"

E. Implementasi Rasa Nasionalisme Saat Ini

Kecintaan  masyarakat  akan  tanah  airnya  mampu  memberi   pengaruh   yang   besar   terhadap        perkembangan        sebuah   bangsa.   Kita   bisa   melihat       gerakan-gerakan       yang      sudah      konstruktif      muncul  di  awal  abad  ke  20,  prakemerdekaan    Republik    ini salah satu faktor terbesar yang    mendorong    adanya    gerakan itu adalah Nasionalisme.  Kita  bisa  melihat  dari  mulai  tumbuhnya  kesadaran  masyarakat   yang   awalnya   belum   terpikir   bahwa   kemerdekaan   adalah   sesuatu   yang   sangat   dibutuhkan,   digerakkan   atau   dipelopori  oleh  sebagian  orang  yang  sudah  memiliki  nasionalisme, maka rakyat Indonesia terbuka matanya untuk keluar dari lingkaran kebingungan dari pembodohan yang dilakukan Belanda ratusan tahun lamanya.

Nasionalisme   tidak   bisa   kita artikan hanya sebatas rasa  cinta  kepada  bangsa  dan negara, tapi nasionalisme    adalah    kesadaran    individu masyarakat suatu bangsa    akan    tanggung    jawabnya   dalam   kemakmuran    dan    pertahanan    yang  dilandasi  rasa  cinta  kepada      tanah      airnya.      Senada dengan perkataan Bung  Karno,  bahwa  nasionalisme  ialah  suatu  iktikad,    keinsyafan    rakyat,    bahwa  rakyat  adalah  satu  golongan,    satu    bangsa.    Rasa  nasionalistis  itu  menimbulkan   rasa   percaya   kepada  diri  sendiri.  Rasa  percaya  akan  diri  sendiri  inilah  yang  menimbulkan  ketetapan hati dalam perjuangan  menuju  Indonesia  merdeka.  Artinya,  nasionalisme  itu  dimulai  dari  adanya  kesadaran,  dari  kesadaran  itu  tumbuhlah  yang namanya cinta. Kesadaran akan tanggung jawab sebagai bagian  dari  masyarakat  diiringi  cinta  yang  tumbuh  kepada  bangsa  inilah  yang  membawa  masyarakat  kepada  perjuangan  yang tidak setengah-setengah. Jadi, keliru lah jika Nasionalisme itu diartikan hanya sebatas mencintai bangsa dan negara tanpa ada tindakan nyata

Jika  kita  lihat  realita  yang  ada  hari  ini,  justru  pengertian  yang  keliru  itulah  kebanyakan  dipakai  oleh  masyarakat  Indonesia,  terlebih para 'pemuda zaman now'. Tidak sedikit yang menyatakan    cintanya    kepada    Indonesia,    tidak    sedikit    yang    berkoar-koar  menyuarakan  dukungannya  datang  langsung  ke  studion ketika Indonesia bertanding sepak bola dengan Negara lain walaupun harus mengeluarkan uang, tapi yang disayangkan tidak  sedikit  pula  yang  cintanya  itu  hanya  sebatas  kata-kata.  Nasionalisme  tidak  bisa  hanya  sampai  di  mulut,  nasionalisme  harus  diiringi  dengan  aksi,  dengan  kontribusi  nyata  walaupun  sederhana. Sesuatu yang kita lakukan, walaupun terlihat sederhana  tapi  bisa  memberi  pengaruh  besar  jika  kita  tau  hakikat  dari perbuatan itu, kita tau alasan kita berbuat, kita tau tujuan dan akibat kita bertindak

Adapun contoh-contoh sikap yang didasari nasionalisme adalah sebagai berikut :

1. Aktif dalam Pembangunan Nasional

Turut   aktif   dalam   pembangunan   bangsa   merupakan   salah   bentuk sikap yang menunjukkan patriotisme dan nasionalisme. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengisi pembangunan seperti halnya:

  • Seorang  siswa  belajar  dengan  baik  dengan  harapan  kelak  apa yang ia pelajari bisa bermanfaat untuk bangsanya;
  • Masyarakat yang sadar akan fungsi pemilu sehingga mengunakan   hak   pilihnya   dan   mengikuti   kegiatan   pemilu   dengan tertib agar didapatkan pemimpin yang kompeten
  • Mahasiswa  yang  kritis  dan  tanggap  memberi  masukan  kepada pemerintah terkait masalah yang sedang terjadi di dalam negeri termasuk penyalahgunaan wewenang

2. Menjunjung Tinggi Hukum

Sebagai  warga  negara  yang  baik,  sudah  sepatutnya   kita   memahami   dan   mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia dengan  cara  sebisa  mungkin  tidak  melanggar hukum, menyerahkan diri jika melanggarnya,  dan  melapor  jika  ada  orang  lain yang melanggar. Tindakan seperti ini sudah  menunjukkan  sikap  patrotime  dan  nasionalisme kita. Hal-hal yang dapat kita lakukan misalnya adalah :

  • Mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
  • Membayar pajak tepat pada waktunya;
  • Melakukan pekerjaan yang tidak melanggar hukum;
  • Menegur orang lain yang hendak mencuri

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekitar

Dengan   menjaga   kebersihan   lingkungan   berarti   anda   juga   mencintai  lingkungan  tempat  tinggal  anda  sehingga  sikap  ini  juga   termasuk   dalam   sikap   patriotisme   dan   nasionalisme.   Hal-hal yang dapat kita lakukan misalnya:

  • Ketua RT mengadakan kegiatan kerja bakti di lingkungannya  dan  kita  sebagai  warganya  mengikuti  kegiatan  kerja  bakti tersebut dengan baik;
  • Pemerintah sudah menyiapkan tempat sampah di berbagai titik   di   lingkungan   desa   maka   kita   harus   membuang   sampah pada tempatnya.

4. Menciptakan Kerukunan Umat Beragama

Penduduk   Indonesia   terdiri   dari   berbagai   pemeluk   agama.   Bangga  menjadi  salah  satu  penduduk  Indonesia  dan  rela  berkorban  untuk  mereka  merupakan  salah  satu  perwujudan  sikap  patriotisme  dan  nasionalisme.  Salah  satu  hal  yang  dapat  kita  lakukan  adalah  menciptakan  kerukunan  antar  umat  beragama.  Untuk  mewujudkan  hal  tersebut  kita  dapat  melakukan  langkah-langkah konkret seperti:

  • Memberikan  izin  kepada  teman  untuk  tidak  mengikuti  belajar kelompok ketika ada kegiatan keagamaan;
  • Tidak   menggangu   orang   lain   yang   sedang   melakukan   ibadah seperti berteriak di dekatnya;
  • Berteman   dengan   semua   orang   tanpa   membedakan   agama.
  • Ikut serta kegiatan gotong royong di lingkungan misalnya dalam membangun pos kampling,
  • Saling  tolong  menolong  ketika  ada  tetangga  atau  teman  yang terkena musibah,
  • Menghargai pendapat orang lain di dalam musyawarah dan tidak memotong pembicaraannya.

5. Menggunakan Produk dalam Negeri

Untuk  menunjukkan  sikap  patriotisme  dan  nasionalime  sudah  semestinya  kita  bangga  dan  sebisa  mungkin  menggunakan  produk dalam negeri. Banyak orang yang senang menggunakan produk   luar   negeri.   Biasanya   mereka   berpendapat   bahwa   produk  luar  negeri  pasti  lebih  bagus.  Padahal,  sudah  banyak  juga produk dalam negeri yang patut diberi apresiasi dari segi kualitasnya.  Beberapa  produsen  Indonesia  bahkan  mengaku  mereka  banyak  menjual  produknya  ke  luar  negeri  tanpa  merk,  kemudian perusahaan luar negeri memberikan label, dan menjualnya.  Hal  ini  membuktikan  bahwa  produk  Indonesia  juga  diakui oleh dunia internasional

6. Melestarikan Budaya

Salah satu dampak globalisasi adalah banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini dapat mengancam punahnya budaya  Indonesia  sendiri.  Untuk  mengatasi  hal  tersebut  maka  generasi penerus bangsa harus turut melestarikan budaya Indonesia sebagai wujud sikap patriotisme dan nasionalismenya.

Salah satu bentuk perwujudan sikap patriotisme dan nasionalime   yang   dapat   kita   lakukan   adalah   menjunjung   ideologi   bangsa.  Ideologi  bangsa  Indonesia  adalah  Ideologi  Pancasila.  Dengan  mewujudkan  nilai-nilai  Pancasila  sebagai  ideologi  terbuka  di  dalam  kehidupan  kita  berarti  kita  bangga  dan  cinta  kepadanya

7. Menjunjung Cita-cita Bangsa

Penting  bagi  sebuah  negara  agar  rakyatnya  mendukung  dan  menjunjung  cita-cita  bangsa.  Cita-cita  bangsa  Indonesia  terletak  pada  Pembukaan  Undang  Undang  Dasar  1945  Alinea  IV.  Cita-cita bangsa yang tertuang dalam alinea ini adalah :

  • Memajukan kesejahteraan umum;
  • Mencerdaskan kehidupan bangsa;
  • Melaksanakan ketertiban dunia.

Dengan menjunjung tinggi dan rela berkorban demi terwujudnya cita-cita ini maka kita telah menunjukkan sikap patriotisme dan nasionalisme yang kita miliki.

F. Identitas Nasional

Identitas     nasional     merupakan     manifestasi      nilai-nilai      budaya      yang   tumbuh   dan   berkembang   dalam suatu bangsa dan menjadi ciri khas bangsa tersebut sehingga     dapat     menjadi     pembeda     dengan bangsa lain.

Istilah  identitas  secara  harfiah bisa   kita   pahami   sebagai   ciri,   tanda atau jati diri. Kata nasional  mengandung  arti  bangsa  (nation),      yang      dalam      konteks      modern   bisa   diartikan   sebagai   negara.   Jadi   lingkup   identitas   nasional   adalah   negara   dalam   konteks modern.

Unsur-unsur Identitas Nasional

Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat  askriptif.  Artinya,  individu  memilikinya  sejak  lahir  dan  bukan  kuasanya  untuk  memilih.  Misalnya,  kamu  sebagai  orang   Minang,   saya   orang   Asmat.   Minang   dan   Asmat   adalah identias masing-masing kita. Lebih dari 300 identitas suku bangsa yang tersebar di seantero nusantara.

Agama, yaitu golongan sosial yang klasifikasinya berdasarkan  agama  atau  aliran  kepercayaan.  Individu  sejak  lahir  biasanya  sudah  berafiliasi  ke  salah  satu  agama.  Pertama-tama atas arahan orang tua yang punya hak prerogatif menentukan apa agama anaknya. Seiring kedewasaan dan kematangan intelektual, individu mencari sendiri, menemukan atau memantapkan kembali agama yang diimaninya.

Bahasa, yaitu golongan sosial yang didasarkan pada aspek simbolik yang secara arbiter dibentuk sebagai sarana interaksi. Individu mempelajari simbol-simbol yang membentuk bahasa  sejak  lahir.  Kemajemukan  bahasa  sangat  berhubungan  dengan  kemajemukan  budaya  karena  bahasa  merupakan bagian dari budaya.

Budaya, yaitu golongan sosial yang didasarkan pada pengetahuan  manusia  yang  secara  kolektif  digunakan  untuk  menafsir lingkungannya sehingga menjadi pedoman untuk bertindak   dan   menghasilkan   karya.   Cakupan   budaya   sangat luas, kita bisa memahami sistem pengetahuan yang berada   dalam   pikiran   manusia   sebagai   budaya,   dan   teknologi yang dihasilkannya juga sebagai budaya

Keempat unsur identias tersebut melandasi lahirnya faktor-faktor pembentuk identitas nasional. Perlu diketahui bahwa identitas nasional tidak muncul dengan sendirinya, melainkan dibentuk. Pembentukannya tidak terjadi natural namun produk kesepakatan.  Beberapa  faktor  pembentuk  identitas  nasional  yang  bisa disebutkan di sini antara lain:

Faktor Pembentuk Identitas Nasional

Primordialisme,  yaitu  sikap  kecintaan  pada  identitas  berdasarkan  golongan,  kesamaan  etnis  atau  suku.  Biasanya  didasarkan pula oleh sistem kekerabatan dan kekeluargaan yang  identik  dengan  adanya  hubungan  darah  antar  anggotanya.

Praktik keagamaan, yaitu ritual yang didasarkan pada keyakinan individu dan dipraktikkan secara kolektif. Unsur keimanan berkontribusi penting pada motivasi untuk berpartisipasi  pada  ritual  yang  dijalani  secara  kolektif  berdasar  sistem keyakinan yang sama.

Pemimpin  bangsa, yaitu figur atau tokoh kharismatik yang menjadi kebanggaan rakyatnya. Seorang pemimpin bangsa pada  prinsipnya  adalah  pelayan  masyarakatnya.  Rakyat  merasa   diayomi   dan   bangga   pada   pemimpinnya   yang   dianggap bagian dari dirinya.

Sejarah  bangsa,  yaitu  narasi  masa  lalu  suatu  bangsa  yang  membentuk  memori  kolektif  masyarakat  yang  hidup  di  zaman  kekinian.  Kesamaan  asal-usul  atau  nenek  moyang  juga bagian dari sejarah yang dapat membentuk solidaritas dan identitas kolektif.

Ciri-ciri Negara yang Punya Identitas Nasional

  • Adanya pola perilaku masyarakat menyangkut adat istiadat yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Adanya     lambang-lambang     yang     secara     simbolik     mendeskripsikan   visi,   tujuan   dan   fungsi   didirikannya   negara.
  • Adanya alat kelengkapan yang dimiliki negara untuk melayani kebutuhan masyarakatnya, seperti tempat ibadah, infrastruktur, teknologi komunikasi, dan sebagainya.
  • Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai suatu bangsa yang tercermin dalam dasar negara dan konstitusinya.
  • Bung Karno, merupakan tokoh, figur, sang proklamator, tokoh sentral berdirinya negara Indonesia.
  • Batik, produk budaya berupa corak lilin pada sehelai kain yang mengandung filosofi, bernilai seni dan ekonomi.
  • Borobudur, salah satu tempat ibadah umat Budha, candi Budha terbesar di dunia.
  • Rendang,  salah  satu  makanan  khas  Minang  yang  telah  mendunia.
  • Pancasila,  ideologi  resmi  negara  yang  terdiri  dari  lima  sila:   Ketuhanan,   Kemanusiaan,   Persatuan,   Demokrasi,   Keadilan


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar