Bentuk-Bentuk Inovasi Pendidikan


 

Bentuk-Bentuk Inovasi Pendidikan
Bentuk-Bentuk Inovasi Pendidikan


 Inovasi pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari masa ke masa. Isu ini selalu muncul tatkala orang membicarakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam inovasi pendidikan, secara umum dapat diberikan dua buah model inovasi yang baru, yaitu sebagai berikut.

1. Top-down Model 

Top-down model, yaitu inovasi pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan,  seperti halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh kemendiknas dan kemenag selama ini. 

Inovasi pendidikan seperti yang dilakukan di Depdiknas yang disponsori oleh lembaga-lembaga asing cenderung merupakan "top downinovation". Inovasi ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan, bahkan memaksakan suatu perubahan untuk kepentingan bawahannya. Bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya. Contoh inovasi yang dilakukan oleh Depdiknas adalah Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Guru Pamong, Sekolah Persiapan Pembangunan, Guru Pamong, Sekolah kecil, Sistem Pengajaran Modul, Sistem Belajar Jarak Jauh, dan lain-lain. Inovasi pendidikan yang berupa top-down model tidak selamanya berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan oleh banyak hal antara lain penolakan para pelaksana seperti guru yang tidak dilibatkan secara penuh, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya.

2. Bottom-up Model

 Inovasi yang lebih berupa bottom-up model dianggap sebagai tu inovasi yang langgeng dan tidak mudah berhenti karena para pelaksana dan pencipta sama-sama terlibat, mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan. Oleh karena itu, masing-masing bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu inovasi yang mereka ciptakan. Bottom-up model adalah model inovasi dan hasil ciptaan dari bawah serta dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Model inovasi yang diciptakan berdasarkan ide, pikiran, kreasi, dan inisiatif dari sekolah, guru atau masyarakat yang umumnya disebut model Bottom-UpInnovation. Ada inovasi yang juga dilakukan oleh guru-guru, yang disebut dengan Bottom-UpInnovation. Model ini jarang dilakukan di Indonesia karena bersifat sentralistis. Pembahasan tentang model inovasi seperti model Top-Down dan Bottom-Up telah banyak dilakukan oleh para peneliti dan para ahli pendidikan. Sudah banyak pembahasan tentang inovasi pendidikan. 

yang dilakukan, misalnya perubahan kurikulum dan proses belajar mengajar. White (1988: 136-156) menguraikan beberapa aspek yang berkaitan dengan inovasi, seperti tahapan-tahapan dalam inovasi, karakteristik inovasi, manajemen inovasi, dan sistem pendekatannya. Di samping kedua model yang umum tersebut, ada hal lain yang muncul tatkala membicarakan inovasi pendidikan, yaitu: (1) kendala kendala, termasuk resistensi dari pihak pelaksana inovasi, seperti guru, siswa, masyarakat dan sebagainya; (2) faktor-faktor seperti guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dan dana; (3) lingkup sosial masyarakat.


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar