Makna Hakikat Inovasi Pendidikan


Makna Hakikat Inovasi Pendidikan
Makna Hakikat Inovasi Pendidikan




 Pesatnya perkembangan lingkungan lokal, regional, dan internasional saat ini berimplikasi terhadap penanganan penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yangada. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, kebutuhan untuk memenuhi tuntutan meningkatkan mutu pendidikan sangat mendesak, terutama dengan ketatnya kompetitif antarbangsa di dunia dalam saat ini. Sehubungan dengan hal ini, ada tiga fokus utama yang perlu diatasi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, yaitu: (1) upaya peningkatan mutu pendidikan; (2) relevansi yang tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan, (3) tata kelola pendidikan yang kuat. Depdiknas menempatkan ketiga hal tersebut dalam rencana strategis pembangunan pendidikan nasional tahun 20042009 karena ketiganya tetap mendesak dan relevan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional pada waktu yang akan datang.

Atas dasar itu, Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (Puslitjaknov) Balitbang Depdiknas dalam simposium nasional hasil penelitian pendidikan pada tahun 2009 mengangkat tema peningkatan mutu pendidikan, relevansi, dan penguatan tata kelola Simposium nasional penelitian dan inovasi pendidikan 2009 merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Puslitjaknov Balitbang Depdiknas sebagai wahana dan wadah untuk menjaring informasi hasil penelitian, pengembangan, dan gagasan inovatif yang bermanfaat dalam memberikan bahan masukan bagi pengambilan kebijakan pendidikan nasional. 

Makna Hakiki Inovasi Pendidikan 

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil karya manusia. Adapun discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya).

Secara etimologi, inovasi berasal dari bahasa Latin, yaitu innovation yang berarti pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo, yang artinya memperbarui dan mengubah. Jadi, inovasi adalah perubahan baru menuju arah perbaikan dan berencana (tidak secara kebetulan) (Idris, Lisma Jamal, 1992: 70). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan sebagai pemasukan satu pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, yang (gagasan, metode atau alat) (Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, 1989: 333) Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini, Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Subandiyah, 1992:80)

Para ahli mengungkapkan berbagai persepsi, pengertian interpretasi tentang inovasi dengan susunan kalimat dan penekanan yang berbeda, tetapi mengandung pengertian yang sama, seperti Kennedy (1987), White (1987), dan Kouraogo (1987). White (1987: 211) mengatakan, "Innovation...more than change, although all innovations in volve change" (inovasi itu.. lebih dari sekadar perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan perubahan). Selain itu, definisi inovasi yang dikemukakan oleh Rogers (1983: 11), "An innovation is an idea, practice, or object that is perceived as new by an individual orother unit of adoption." Zaltman dan Duncan (1973: 7) mengatakan, "An innovation is an idea, practice, or material artifact perceived to be new by the relevant unit of adoption. The innovation is the change object." Inovasi sering diartikan pembaharuan, penemuan dan ada yang mengaitkan dengan modernisasi. Perubahan dan inovasi, keduanya sama dalam hal memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. Inovasi berbeda dari perubahan karena dalam inovasi dalam unsur kesengajaan. Pembaharuan misalnya, dalam hal pembaharuan kebijakan pendidikan mengandung unsur kesengajaan dan pada umumnya istilah pembaharuan dapat disamakan dengan inovasi (Suryo Subroto, 1990: 127). Menurut Nicholls (1982: 2), penggunaan kata perubahan dan inovasi sering tumpang tindih. Pada dasarnya, inovasi adalah ide, produk, kejadian, atau metode yang dianggap baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau unit adopsi yang lain, baik hasil invensi maupun hasil discovery (Ibrahim, 1998: 1; Hanafi, 1986: 26; Rogers, 1983: 11) Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan perubahan, berikut definisi yang diungkapkan oleh Nichols (1983: 4) "Change refers to continuous appraisal and improvement of existing practice which can beregarded as part of the normal activity .... while innovation refers to .... Idea, subject or practice as new by an individual or individuals, which is intended to bring about improvement in relation todesired objectives, which is fundamental in nature and which is planned and deliberate."

Nicholls menekankan perbedaan antara perubahan (change) dengan inovasi (innovation) sebagaimana dikatakannya di atas bahwa perubahan mengacu pada kelangsungan penilaian, penafsiran, dan pengharapan kembali dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan yang ada yang dianggap sebagai bagian aktivitas yang biasa. Adapun inovasi menurutnya mengacu pada ide, objek atau praktik sesuatu yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan yang diharapkan. 

1. Inovasi Pendidikan 

Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit, yaitu tingkat lembaga pendidikan, maupun arti luas, yaitu sistem pendidikan nasional.

Inovasi dalam dunia pendidikan dapat berupa apa saja, produk ataupun sistem. Produk misalnya, seorang guru menciptakan media pembelajaran mockup untuk pembelajaran. Sistem misalnya, cara penyampaian materi di kelas dengan tanya jawab ataupun yang lainnya yang bersifat metode. Inovasi dapat dikreasikan sesuai pemanfaatannya, yang menciptakan hal baru, memudahkan dalam dunia pendidikan, serta mengarah pada kemajuan. Inovasi di sekolah, terjadi pada sistem sekolah yang meliputi komponen-komponan yang ada. 

Di antaranya adalah sistem pendidikan sekolah yang terdiri atas kurikulum, tata tertib, dan manajemen organisasi pusat sumber belajar. Selain itu, yang lebih penting adalah inovasi dilakukan pada sistem pembelajaran (yang berperan di dalamnya adalah guru) karena secara langsung yang melakukan pembelajaran di kelas ialah guru. Keberhasilan pembelajaran sebagian besar tanggung jawab guru. 

Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inversi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Selanjutnya, dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu, mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi (Idris, Lisma Jamal, 1992: 71). 

Definisi lain tentang inovasi pendidikan adalah suatu perubahan baru dan kualitatif yang berbeda dari hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan (Suryobroto, 1990: 127) "Baru" dalam pengertian tersebut adalah hal-hal yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mu bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain. Adapun "kualitatif" berarti bahwa inovasi memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penjumlahan atau penambahan dari unsur-unsur komponen yang ada sebelumnya.

 Inovasi adalah lebih dari keseluruhan jumlah unsur komponen. Karena besar dan kompleksnya masalah pendidikan serta karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki, tindakan inovasi atau pembaharuan sangat diperlukan. Secara implisit, manajemen inovasi mengacu pada komponen perencanaan, pengawasan, pengarahan, dan perintah.

 Urwick dalam Nicholls (1993: 3) mengidentifikasi bahwa manajemen atau pengolahan adalah aktivitas yang berkenaan dengan perencanaan, pengaturan, pemberian perintah, koordinasi, pengawasan, dan penilaian. Hal ini dikaitkan dengan kegiatan atau aktivitas yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan segala materiel dan nonmateriel untuk mencapai tujuan inovasi.

 Manajemen inovasi dari sudut proses berhubungan dengan kegiatan perencanaan, sedangkan dalam perencanaan inovasi menuntut untuk melakukan asesmen situasi dan mengidentifikasi tujuan inovasi. Inovasi akan berjalan baik jika didukung oleh perencanaan inovasi yang efektif. 

Tindakan menambah anggaran belanja supaya dapat mengadakan lebih banyak murid, guru kelas, buku, dan sebagainya meskipun perlu dan penting bukan merupakan tindakan inovasi. Tindakan mengatur kembali jenis dan pengelompokan pelajaran, waktu, ruang kelas, cara-cara menyampaikan pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang sama dapat dijangkau Jumlah sasaran murid yang lebih banyak, dan dicapai kualitas yang lebih tinggi, itulah tindakan inovasi. 

2. Prinsip-prinsip Inovasi Pendidikan

 Peter M. Drucker dalam bukunya InnovationandEntrepreneurship (Tilaar, 1999: 356), mengemukakan beberapa prinsip inovasi, yaitu sebagai berikut

 a Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang terbuka. Artinya, inovasi hanya dapat terjadi apabila mempunyai kemampuan analisis. 

b Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, artinya yang bermula dari keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diterima masyarakat 

c. Inovasi harus dimulai dengan yang kecil. Tidak semua inovasi dimulai dengan ide-ide besar yang tidak terjangkau oleh kehidupan nyata manusia. Keinginan yang kecil untuk memperbaiki suatu kondisi atau kebutuhan hidup ternyata kelak mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap kehidupan manusia selanjutnya.

 d. Inovasi diarahkan pada kepemimpinan atau kepeloporan. Inovasi selalu diarahkan bahwa hasilnya akan menjadi pelopor dari suatu perubahan yang diperlukan. Apabila tidak demikian maka intensi suatu inovasi kurang jelas dan tidak memperoleh apresiasi dalam masyarakat.

3. Tujuan Inovasi Pendidikan

 "Tujuan" yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan hasil yang ingin dicapai, yang dap diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dengan sebelum inovasi. 

Tujuan inovasi adalah efisiensi, relevansi, dan efektivitas mengenai sasaran jumlah anak didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya (Suryosobroto, 1990: 129). 

Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yaitu kemampuan sumber tenaga, uang, sarana, dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya (Hasbullah, 2001: 189). 

Tujuan pendidikan Indonesia jika disimpulkan bahwa saat ini Indonesia sedang mengejar ketertinggalan iptek secara global yang berjalan sangat cepat dan berusaha agar pendidikan bisa dirasakan dan didapatkan oleh semua warga Indonesia. Adapun arah tujuan inovasi pendidikan tahap demi tahap, yaitu: 

a. mengejar ketertinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi sehingga semakin lama pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan kemajuan tersebut; 

b. mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah dan luar sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya, meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan PT Di samping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan semakin menurun saat ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, peserta didik diharapkan menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil memecahkan masalahnya sendiri. Tujuan jangka panjang yang hendak dicapai ialah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya

 Tujuan lain dilakukannya inovasi pendidikan adalah untuk memecahkan masalah pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia pendidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat. Secara lebih terperinci, maksud diadakannya inovasi pendidikan adalah sebagai berikut (Hasbullah, 2001: 199-201). 

Pertama, inovasi/ pembaharuan pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap masalah masalah pendidikan. Tugas inovasi/pembaharuan pendidikan yang utama adalah memecahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan dengan cara inovatif. Inovasi atau pembaharuan pendidikan juga merupakan tanggapan baru terhadap masalah kependidikan yang dihadapi. Titik pangkal pembaharuan pendidikan adalah masalah pendidikan yang aktual, yang secara sistematis akan dipecahkan dengan cara inovatif. Akhir-akhir ini, semua usaha pembaharuan pendidikan ditujukan untuk kepentingan siswa atau subjek belajar demi perkembangannya, yang sering disebut studentcenteredapproach. Pembaharuan pendidikan yang memusatkan pada masalah pendidikan umumnya dan perkembangan subjek pendidikan khususnya mengutamakan segi efektivitas dan segi ekonomis dalam proses belajar.

4. Arah Inovasi Pendidikan

a. Invetion (penemuan). Invetion meliputi penemuan/penciptaan tentang suatu hal yang baru. Invetion merupakan adaptasi dari hal-hal yang telah ada. Akan tetapi, pembaharuan yang terjadi dalam pendidikan terkadang menggambarkan suatu hasil yang sangat berbeda 'dengan yang terjadi sebelumnya.

b. Development (pengembangan). Pembaharuan harus mengalami pengembangan sebelum masuk dalam dimensi skala yang besar. Development sering bergandengan dengan riset sehingga prosedur-prosedur "researchanddevelopment" (R & D)  digunakan dalam pendidikan.

c. Diffusion (penyebaran). Persebaran ide baru dari sumber kepada pemakai/penyerap yang terakhir. 

 d. Adaption (penyerapan). Beberapa tahap yang penting dalam penerapan inovasi pendidikan.

Adapun sifat pendekatan yang dilakukan untuk pemecahan masalah pendidikan yang kompleks dan berkembang itu harus berorientasi pada hal-hal yang efektif dan murah, serta peka terhadap timbulnya masalah-masalah yang baru di dalam pendidikan.

a. Pendekatan sistem dalam usaha pembaharuan pendidikan dipandang sebagai tanggapan terhadap masalah pendidikan   yang baru dan komprehensif. Pendekatan dalam pemecahan masalah dan perencanaan pendidikan pada periode sebelumnya biasanya bersifat tidak menyeluruh dan terikat pada salah satu  prinsip tertentu.

b. Pendekatan sosial budaya didasarkan atas tuntutan/kebutuhan  sosial akan pendidikan yang berkembang dan populer dalam masyarakat sehingga mengabaikan alokasi sumber-sumber dalam skala nasional.

c. Pendekatan tenaga kerja didasarkan pada kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga kurang mementingkan pendidikan dasar.

d. Pendekatan untung rugi mengutamakan prinsip keuntungan. Besarnya biaya pendidikan yang dikeluarkan tidak boleh lebih besar dari pengembalian yang akan diperoleh setelah pendidikan dilakukan. 

Dengan memerhatikan pengalaman beberapa pendekatan itu, inovasi pendidikan dengan pendekatan sistem untuk pemecahan masalah pendidikan yang mengutamakan kepentingan subjek pendidikan lebih bersifat tanggap (responsif) terhadap masalah-asalah yang baru. Sifat pendekatan yang dilakukan untuk pemecahan masalah pendidikan yang kompleks dan berkembang harus berorientasi pada hal-hal yang efektif dan murah, serta peka terhadap timbulnya masalah-masalah yang baru di dalam pendidikan. Untuk itu, hal yang harus diutamakan adalah: 

a Apa yang perlu dilakukan pemerintah untuk menunjang keberhasilan dalam melakukan sebuah pembaharuan atau inovasi dalam dunia pendidikan? 

b. Hal yang diprioritaskan terlebih dahulu untuk melaksanakan inovasi pendidikan. 

Miles (1964: 15) mengemukakan komponen pendidikan atau komponen sistem sosial yang memungkinkan untuk dilakukan suatu inovasi, yaitu: (a) pembinaan personalia; (b) banyaknya personalia dan wilayah kerja; (c) fasilitas fisik; (d) penggunaan waktu; (e) perumusan tujuan; (f) peran yang diperlukan; (g) wawasan dan perasaan; (h) bentuk hubungan antar bagian; (i) hubungan dengan sistem yang lain; ) strategi.

5. Masalah-masalah dalam Inovasi Pendidikan 

Empat masalah pokok yang harus diperbaharui dalam pendidikan di antaranya:

a. kuantitas dan pemerataan kesempatan belajar. Masalah ini mendapat prioritas utama yang perlu ditangani, yaitu dengan menciptakan sistem pendidikan yang mampu menampung anak didik sebanyak mungkin di berbagai daerah 

b. kualitas; kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, dan kurangnya fasilitas pendidikan memengaruhi merosotnya mutu pendidikan;

c.relevansi; kurang sesuainya materi pendidikan dengan menyusun kurikulum baru; 

d. efisiensi dan keefektifan; pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil yang baik dengan dana dan waktu yang sedikit.


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar