Hiburan dan Kebudayaan masyarakat Dompu, Karai Jara
Jara / kuda |
Karai Jara adalah hiburan yang diadakan dalam rangka upacara upacara seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Setelah kembali dari masjid menunaikan sembahyang maka sangat ramailah kaum lelaki bersiap-siap, tua-muda, terutama remaja-remaja, dengan kudanya masing-masing yang sejak kemarin telah diikat di rumah.
Karai Jara dimaksud dilakukan di jalan raya pulang pergi dalam suatu alur atau berkeliling kampung. Para penonton berjejal-jejal di pinggir jalan untuk mengelu-elukan kemahiran mereka. Ada juga yang menonton dari atas lotengnya yaitu gadis-gadis pingitan, dan kalau kebetulan remaja-remaja penunggang kuda itu kebetulan baginya. Hiburan semacam ini diadakan pada pagi hari dan sore hari, dan akanlah sangat mengasikkan lagi apabila para pengendara kuda tadi ikut ditonton oleh pacarnya di atas loteng tempat ia bertenun atau tempat ia
dipingit. Kuda yang dipakai untuk hiburan ini dicari dan dilatih dari kuda yang bagus, dan larinya akan dinamakan rai lao dengan alat-alat penunggang terdiri dari kapa (pelana) yang dibuat khusus semacam kasur kecil dan tali kekangnya dibuat dari benang yang dianyam yang dinamakan ai kobi tanpa menggunakan pengait kaki yang di sebut satonda.
Karai jara mirip dengan Pacoa jara
Israil M. Saleh,2020, Sekitar Kerajaan Dompu, buku litera, Yogyakarta h. . . . . .312
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar