8 (delapan) Jenis Kecerdasan Manusia Kecerdasan Majemuk Multiple Intelligences
Mengapa kita harus memahami dan menguasai berbagai jenis kecerdasan?
Untuk menjawabnya, mari kita simak pandangan Jennifer James, penulis buku Thinking in the Future Tense. Menurut James, saat ini kita semua berdiri dalam sebuah pusaran perubahan teknologi, ekonomi, demografi, dan budaya. Otak kita harus beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Tugas kita adalah melakukan revolusi dengan membentuk ulang manusia ke dalam bentuk yang lebih cerdas dibandingkan nenek moyang kita. Kita harus melaksanakannya bukan dalam keluarga besar yang menetap di sebuah hutan atau sabana luas, melainkan di dalam apa yang menjadi keluarga manusia di dalam sebuah desa global (global village).
Pada tahun 1994, Thomas Amstrong dalam bukunya "Multiple Intelligences in the Classroom" berhasil mengidentifikasi adanya 8 (delapan) aspek atau tipe kecerdasan manusia, di antaranya adalah:
(1) Kecerdasan verbal (linguistic intelligence)
(2) Kecerdasan visual-spasial (visual-spatial intelligence)
(3) Kecerdasan logika-matematis (logico-mathematical intelligence)
(4) Kecerdasan ritmik (musical intelligence)
(5) Kecerdasan kinestetik - taktil (bodily intelligence)
(6) Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence)
(7) Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence)
(8) Kecerdasan naturalis (natural intelligence)
Berkaitan dengan berbagai jenis kecerdasan tersebut, seorang psikolog Howard Gardner menunjukkan bahwa ada 8 (delapan) jenis kecerdasan manusia yang kemudian menghasilkan teori tentang Multiple Intelligences atau Kecerdasan Majemuk. Kedelapan jenis kecerdasan itu adalah:
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Lazim dijumpai pada:
Novelis, penyair, penulis iklan, sutradara film, penulis naskah, politisi, editor, pembawa acara, pelawak, jurnalis, penulis pidato, orator, dai, dll.
Figur terkenal:
Winston Churchill, Adolf Hittler, Miing Bagito, Eko Patrio, Mira W., Shidney Sheldon, Akbar Tanjung, Amien Rais, Sukarno, Goenawan Muhamad, K.H. Zainudin M.Z., Jalaludin Rumi, Emha Ainun Najib, Abdurahman Wahid, dan masih banyak lagi.
Ciri yang menonjol:
Sensitif terhadap pola, teratur, sistematis, mampu berargumentasi, suka membaca, suka mendengarkan, suka permainan kata, punya ingatan tajam tentang hal-hal sepele, pembicara publik, jago debat yang andal, dan suka menulis.
Cara mudah dalam belajar:
Bercerita, permainan kosa kata, wawancara, padukan menulis dan membaca, debat, diskusi, gunakan tulisan jurnal, buat-edit majalah dinding, permainan ingatan, baca tulis lelucon.
2. Kecerdasan Matematis-Logis
Lazim dijumpai pada:
Ahli matematika, fisika, kimia, ilmuwan, detektif, polisi. pengacara, akuntan, pemburu binatang, dsb.
Figur terkenal:
Mariam Diamond (profesor neuroanatomi), Albert Einstein, Michael Faraday, Stephen Hawking, Al-Khwarijmi, Isaac Newton, dsb.
Ciri yang menonjol:
Suka berpikir abstrak, kecermatan dan ketepatan menjadi hal utama, suka berhitung, suka data, angka, dan fakta, menggunakan struktur logis, suka komputer, suka memecahkan masalah, sangat suka bereksperimen secara logis, suka mencatat secara teratur, suka keadaan serba teratur.
Cara mudah dalam belajar:
Rangsang dengan pemecahan masalah, lakukan permainan berhitung dengan komputer, analisis dan interpretasikan data, gunakan logika, beri eksperimen praktis, gunakan prediksi, padukan matematika dengan mata pelajaran lain, miliki tempat untuk menghimpun semua hal, gunakan berpikir deduktif, biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap, gunakan komputer untuk lembar kerja dan perhitungan
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Umumnya dimiliki oleh:
Arsitek, pelukis, pemahat-pematung, navigator-pilot, pemain catur, naturalis, fisikawan, tentara, ahli strategi perang, disainer, dan sebagainya.
Figur terkenal:
Leonardo da Vinci, Pablo Vicasso, Van Gough, Affandi, Basuki Abdulah, Raden Saleh, Ramli, dsb
Ciri yang menonjol:
Berpikir dengan gambar, suka menggambar, melukis, memahat, membaca peta, melihat warna, memiliki indra konfiguratif, menggunakan metafora, menghasilkan citra mental.
Cara mudah dalam belajar:
Gunakan gambar, buat coretan dan simbol, sediakan media gambar, padukan seni dengan mata pelajaran lain, gunakan Peta Pikiran, lakukan visualisasi, belajar melalui video, VCD DVD, buat poster, gunakan mimik, berpindah-pindah ruangan untuk mendapatkan perspektif, tandai dengan warna, gambar diagram.
4. Kecerdasan Ritmik-Musikal
Lazim dijumpai pada:
Pemain sandiwara, artis, penggubah lagu, konduktor, penikmat musik, penata rekaman, pembuat instrumen musik, pemerhati kesenian tradisional, dsb.
Figur terkenal:
Mozart, Beethoven, Bach, Kitaro, Purwa Caraka, Kris Dayanti, Venessa Mae, Adhie M.S., Trie Utami, Kyai Kanjeng Emha Ainun Najib, dsb.
Ciri yang menonjol:
Sensitif terhadap nada, irama, kekuatan emosi musik, susunan musik yang rumit, bisa jadi amat spiritual.
Cara mudah dalam belajar:
Bermain alat musik, belajar lewat lagu, gunakan konser pasif dalam belajar, belajar diiringi musik barok, ubah suasana hati dengan musik, mengarang atau mencipta lagu, bergabung dengan kelompok paduan suara, dsb.
5. Kecerdasan Kinestetik
Biasanya ditemukan pada:
Penari, aktor, atlit, penemu, ahli bedah, pemain drama sinetron/film, pembalap, karate, olahragawan, bakat mekanis, dsb.
Figur terkenal
Michael Jordan, Muhammad Ali, David Copperfield, Joddie Foster, Sharon Stone, Tom Hanks, Matt Biondi, dsb.
Ciri yang menonjol:
Memiliki daya kontrol tubuh yang luar biasa, respons yang terlatih, suka menggunakan manipulasi, bermain-main dengan objek, berpikir mekanis, mahir dalam kerajinan tangan, belajar efektif dengan bergerak, suka bermain, belajar dengan melibatkan diri dalam proses belajar, gampang mengingat apa yang dilakukan bukan yang dilihat atau didengar, refleks yang sempurna.
Cara mudah dalam belajar:
Gunakan latihan fisik yang menggunakan Anda sebagai objek, dramatisasi dalam proses belajar, gunakan model, mesin, Lego, kerajinan tangan, Origami, gunakan permainan kelas dan perjalanan lapangan (field trip), gunakan gerak untuk belajar, gunakan tarian untuk belajar.
6. Kecerdasan Interpersonal
Biasanya ditemukan pada:
politisi, guru, dokter, pemimpin agama, penasihat, penjual, manajer, PR (Public Relation), orang yang senang bergaul.
Sosok terkenal:
Oprah Winfrey (pembawa acara talk-show).
Ciri yang menonjol
Kemampuan negosiasi yang tinggi, mahir dalam berhubungan dengan orang lain, mampu membaca perasaan dan keinginan orang lain, menikmati kegiatan bersama, suka bekerja sama, memiliki jaringan persahabatan yang banyak, menikmati berada di tengah-tengah orang lain, membaca situasi sosial dengan baik.
Cara mudah dalam belajar:
Lakukan aktivitas belajar bersama, beri banyak waktu rehat untuk bersosialisasi, gunakan keterampilan berhubungan dan komunikasi, adakan pesta perayaan belajar, bekerja dalam tim, belajar lewat layanan, ajari orang lain, gunakan sebab akibat, lakukan pembicaraan pasangan di telepon jadikan proses belajar yang mengasyikan.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Biasanya ditemukan pada:
Filsuf, penasihat, guru spiritual, novelis, pendeta, shaolin Budha, kyai, orang tua bijak, dsb
Figur terkenal:
Plato, Aristoteles, Mahatma Gandhi, AL-Ghazali, Martin Luther King Jr., Peter Drucker, John Naisbitt, Huntington, Erich Fromm, Chopra, dsb.
Ciri yang menonjol:
Sadar diri, sensitif terhadap nilai diri, tujuan hidup, perasaan diri, memiliki kemampuan pengendalian diri yang baik, motivasi diri yang baik, suka menyendiri, ingin tampil beda dari kebanyakan orang, suka keheningan, sadar akan kekuatan dan kelemahan diri.
Cara mudah dalam belajar:
Lakukan pembicaraan dari hati ke hati, lakukan pengembangan diri untuk mendobrak rintangan belajar, belajar di tempat kesunyian dan keheningan, beri waktu untuk refleksi diri, meditasi atau yoga, lakukan studi mandiri, buat catatan harian, ajarkan bertanya, ajarkan penguatan diri, diskusikan dan refleksikan apa yang Anda alami dan rasakan, beri kebebasan berbeda di kelompoknya, lakukan aktivitas tanya jawab.
8. Kecerdasan Intuitif-Natural
Lazim ditemukan pada:
Pengusaha pedagang tradisional, wirausahawan, pialang bursa saham, dsb.
Figur terkenal:
Galileo, Colombus, Vasco da Gama, James Hook
Ciri yang menonjol:
Suka spontanitas, suka suasana yang rileks dan santai, senang mencoba segala sesuatu, pengambil risiko, berpikir spekulatif, suka berpetualang mencari sesuatu yang baru dan dapat menguntungkan banyak orang, dsb
Cara mudah dalam belajar:
Belajar di luar kelas atau di alam/lapangan, belajar sambil bepergian ke suatu tempat, belajar praktis dan menantang.
Dengan mencermati perkembangan hasil penelitian tentang berbagai jenis kecerdasan tersebut, maka jelaslah bahwa IQ bukanlah segala-galanya. Para pengikut teori Multiple Intelligences ini tampaknya sepakat bahwa jika kita unggul dalam satu jenis kecerdasan misalnya kecerdasan verbal, maka sebenarnya masih ada empat atau lima jenis kecerdasan lain yang sah, yang boleh jadi kekuatan otak kita benar-benar melebihi mereka yang hanya cerdas dalam bahasa dan angka. Menurut Thomas Amstrong, teori ini sudah siap dibuktikan oleh testes psikologi dan riset-riset eksperimental. Teori ini merupakan sintesis yang paling up to-date dari riset tentang topik kecerdasan yang ada sekarang ini. Stenberg mengungkapkan bahwa tes sesungguhnya bukan pada seberapa banyak kecerdasan yang kita miliki dalam otak, namun bagaimana kita menggunakan kecerdasan itu yang harus kita buat menjadi dunia yang lebih baik bagi diri kita sendiri dan orang lain. Dengan kata lain, kecerdasan bukanlah yang kita miliki, namun lebih merupakan sesuatu yang kita gunakan. "We don't have to make human being smart. They are born smart. All we have to do is to stop things that make them stupid." Kita tidak harus mencerdaskan manusia. Mereka terlahir dalam keadaan cerdas, Yang harus kita lakukan adalah menghentikan segala hal yang akan membuat mereka jadi bodoh, sindir John Holt seperti dikutip Chet Meyers dalam bukunya Teaching Students to Think Critically.
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar