Antioksidan Penyelamat Sel Otak


Antioksidan Penyelamat Sel Otak
OTAK

 

 "It's a scientific message of great urgency: One of the best things you can do for your brain is eat antioxidants"

Demikian salah satu bunyi pesan ilmiah. Secara universal diakui bahwa antioksidan dikenal sebagai "penyelamat" sel-sel tubuh, termasuk sel-sel otak, pada segala umur dari berbagai proses kerusakan yang terjadi, sehingga kini peranannya menduduki posisi sentral dalam pemeliharaan kesehatan manusia. Antioksidan merrupakan zat-zat kimia yang mampu menetralisir zat-zat kimia perusak dalam tubuh yang dikenal dengan nama radikal bebas - yang secara terus-menerus dapat menimbulkan kerusakan pada setiap sel tubuh manusia sehingga sel menjadi kehilangan fungsinya dan mendorong terjadinya penuaan serta timbulnya berbagai penyakit dalam tubuh manusia.

Kita tidak mungkin mencegah atau menghilangkan keberadaan radikal bebas sepenuhnya. Mereka merupakan zat yang secara normal selalu ada di dalam tubuh manusia, karena memang merupakan ekses atau hasil sampingan dari seluruh proses metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh. Apalagi jika ditunjang dengan kebiasaan-kebiasaan lain yang dapat mendorong produksi radikal bebas semakin meningkat seperti merokok, kehidupan yang penuh tekanan atau stress, polusi udara, serta masuknya berbagai bahan-bahan kimia yang bersifat toksik ke dalam tubuh melalui udara dan air. Radikal bebas juga banyak dihasilkan dari produk akhir metabolisme lemak. Disamping dampak buruknya yang lebih banyak, dampak positif dari keberadaan radikal bebas juga ada seperti membantu menghancurkan bakteri atau virus yang masuk ke dalam sel tubuh. Namun secara umum, radikal bebas itu sangat berbahaya dan merugikan karena dapat merusak komponen lemak dari membran sel-sel tubuh serta merusak materi genetik yaitu DNA, sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang permanen yang dapat berlangsung secara akumulatif dan pada akhirnya mempercepat proses degenerasi sel-sel tubuh. Tidaklah mengherankan jika pada akhirnya radikal bebas dapat mengakibatkan penyakit jantung, diabetes, stroke, kanker, radang persendian, dan penyakit Alzheimer pada otak.

Otak merupakan organ yang sangat peka terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas, karena: Pertama, bahwa proses perusakannya berlangsung terus-menerus dan tidak pernah berhenti. Sebagaimana diketahui bahwa sel-sel otak membutuhkan suplai atau aliran darah dan oksigen yang konstan untuk menghasilkan kalori, yang karena proses tersebut pasti menghasilkan radikal bebas sebagai hasil sampingannya. Kedua, 50% komposisi otak itu terdiri atas komponen lemak (lipid), dimana zat tersebut sangat peka terhadap proses peroksidasi lemak yang hasil akhirnya adalah radikal bebas.

(Dr. Lester Packer, University of California, Barkeley)

Otak merupakan target utama dan pertama dari efek destruktif radikal bebas disamping otak juga merupakan organ tubuh yang sangat peka terhadap efek kerusakan yang ditimbulkannya yang biasanya dimulai dari sedikitnya atau berkurangnya zat-zat antioksidan. Sehingga keberadaan atau kadar yang cukup antioksidan dapat mencegah dan menyelamatkan kita dari kerusakan genetik termasuk di dalamnya gangguan dan penyakit-penyakit pada otak, dengan cara menghentikan ekspresi atau aktivasi gen-gen yang mengkode timbulnya penyakit-penyakit tertentu dalam tubuh kita.

Di bawah ini, merupakan daftar makanan (sayuran dan buah-buahan) yang mengandung zat antioksidan alami (vitamin C, vitamin E, beta-karoten, dan glutation) yang telah diteliti oleh Guohua Cao yang menunjukkan potensi antioksidasinya. 

1. Strawberry

2. Plum

3. Blueberry

4. Broccoli

5. Avocado

6. Orange

7. Grape red

8. Pepper red

9. Cherry

10. Kiwi fruit

11. Onion

12. Beans kidney

13. Cauliflower

14. Potato

15. Corn

16. Banana

17. Apple

18. Carrot

19. Tomato

20. Pear

21. Watermelon

22. Melon

23. Cucumber

24. Spinach 

Makan buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan langkah mudah yang dapat menimbulkan dampak luar biasa (dramatik) dalam menyelamatkan sel-sel otak Anda dari kerusakan yang ditimbulkan akibat radikal bebas. Lagipula Anda dapat melakukannya segera dan dalam beberapa hari. Pada usia muda, kadar atau jumlah radikal bebas dapat meningkat secara dramatik dalam 5 - 6 hari. Makan spinach 10 ons dapat meningkatkan jumlah antioksidan dalam darah Anda yang setara dengan mengkonsumsi 1250 miligram Vitamin C. Kesimpulannya adalah bahwa untuk menyelamatkan otak Anda dari efek perusakan radikal bebas, Anda hanya perlu mengkonsumsi lebih banyak berry, spinach, dan buah-buahan lainnya yang berwarna serta beberapa jenis sayuran yang memiliki kadar antioksidan yang tinggi.

Antioksidan Memprediksi Memori

Beberapa peneliti dari Swiss baru-baru ini menemukan bahwa kadar antioksidan yang tinggi dalam darah, khususnya vitamin C dan beta-karoten ternyata dapat memprediksi keadaan super-memori pada usia lanjut. Pendapat ini kemudian didukung juga oleh peneliti lainnya seperti Walter Perrig, dari University of Berne bahwa "antioksidan umumnya dan vitamin C serta beta-karoten khususnya, memegang peran penting dalam proses penuaan otak dan keduanya dapat mencegah perusakan kognitif yang lebih progresif".

Tomat, Lycopene dan Otak

Bahkan secara khusus peneliti David Snowdon dari Sanders-Brown Center on Aging University of Kentucky menyatakan bahwa "sungguh sangat luar biasa bahwa buah tomat yang biasa kita makan sepanjang hidup dapat membantu dalam menentukan seberapa kuat kemampuan otak Anda di usia lanjut". Dia berteori bahwa antioksidan lycopene yang terdapat dalam buah tomat dapat membantu menetralisir radikal bebas khususnya di otak sehingga sel-sel otak dapat tetap utuh dan berfungsi lebih lama dan lebih baik. Penelitian di Italia yang terbaru menunjukkan bahwa dengan kita mengkonsumsi sup tomat yang kental (tomato puree) dengan 16,5 mg lycopene setiap hari dalam 21 hari dapat meningkatkan kadar antioksidan secara dramatis. Proses perusakan radikal bebas terhadap DNA sebagai materi genetik berkurang atau turun sekitar 33%. 

Teh dan Otak

Teh merupakan suatu sumber antioksidan yang sangat menakjubkan. Minum teh dapat menambah kadar antioksidan dalam otak sehingga dapat menghambat proses degenerasi sel sel otak. Ada bukti untuk mendukung pernyataan tersebut dimana 6000 wanita Jepang yang memiliki kebiasaan sedikitnya minum 5 cangkir teh hijau ternyata 50% dapat terhindar dari penyakit stroke dibandingkan dengan wanita Jepang yang tidak memiliki kebiasaan serupa. Demikian pula peneliti dari Belanda menemukan bahwa para lanjut usia peminum teh (2 cangkir per hari) dapat menjaga kondisi pembuluh darahnya tetap sehat, terutama pembuluh-pembuluh darah di otak dan jantung. Dan ada juga penelitian lainnya yang mengungkapkan bahwa teh dapat menghambat terjadinya proses peroksidasi lemak yang sangat berperan dalam perusakan sel-sel otak akibat radikal bebas.

Prior and Cao telah menganalisis kapasitas antioksidan beberapa jenis teh yang diperjualbelikan di pasar. Dia berkesimpulan bahwa teh hitam memiliki potensi antioksidan lebih besar (80%) daripada teh hijau. Sebaliknya peneliti Jepang mengungkapkan bahwa teh hijau memiliki potensi antioksidan yang jauh lebih tinggi, karena the hijau mengandung antioksidan khusus yaitu epigallocatechin gallat (EGCG). Namun secara umum berdasarkan analisis Tufts, teh hitam memiliki potensi antioksidan total lebih besar. Namun ada juga beberapa jenis teh yang tidak mengandung antioksidan seperti teh herbal, teh botol, dan teh campuran (mixes).

Coklat dan Otak

Ini juga berita yang cukup mengejutkan bahwa coklat juga ternyata mengandung antioksidan yang dapat membantu pencegahan perusakan sel-sel otak atau degenerasi otak akibat penuaan dan penyakit, seperti halnya beberapa zat psikoatif lainnya yang bisa membuat seseorang merasa lebih enak dan tenang. Dalam kenyataannya, peneliti dari Harvard mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki kebiasaan makan coklat ternyata memiliki rata-rata umur panjang lebih 1 tahun dari biasanya. Mungkin ini disebabkan oleh suatu alasan yang sangat rasional, bahwa coklat memang mengandung antioksidan.

Dalam analisis kimiawi terbaru yang dilakukan oleh Dr. Waterhouse dari University of California dikemukakan bahwa coklat mengandung zat polyphenols - suatu jenis antioksidan yang dapat ditemukan pada anggur merah, teh, buah-buahan serta sayuran lainnya. Bahkan phenols yang terdapat dalam coklat lebih potensial dibandingkan yang terdapat pada anggur merah. Penelitian terbaru dari Jepang mengungkapkan bahwa cairan cacao, bahan utama coklat, mengandung catechin (EGCG) yang sudah lama diketahui sebagai antioksidan aktif baik dalam teh hitam maupun teh hijau. Dengan demikian coklat dapat diharapkan sebagai antioksidan yang dapat menghambat peroksidasi lemak yang dapat menimbulkan kerusakan pada komponen lemak membran sel otak. Dan ini kemudian dibuktikan bahwa ekstrak fenol dari coklat ternyata dapat menekan tingkat kerusakan sel akibat radikal bebas dalam sampel darah manusia.


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar