Hubungan Karbohidrat ( gula darah) dengan Fungsi Otak


Hubungan Karbohidrat ( gula darah) dengan Fungsi Otak
OTAK

Karbohidrat

Otak (sel-sel saraf) sangat tergantung pada kadar gula (glukosa) darah yang normal - tidak terlalu tinggi (hiperglikemia) dan juga tidak terlalu rendah (hipoglikemia). Sel-sel saraf tidak dapat bertahan hidup tanpa pasokan gula darah (glukosa) yang cukup. Gula darah (glukosa) sangat menentukan fungsi otak terutama fungsi memori, konsentrasi, dan kemampuan kemampuan belajar lainnya. Kekurangan atau defisiensi gula darah (glukosa) dapat menyebabkan otak menjadi lambat dan bahkan bisa mengakibatkan malfungsi atau kehilangan fungsinya. Demikian pula jika kadar gula darah (glukosa) terlampau tinggi akan mengakibatkan kerusakan pada otak dan sistem memori dan terganggunya perkembangan sel-sel otak sehingga menyebabkan penurunan mental lebih awal

jenis karbohidrat 

Secara sederhana kita dapat membagi jenis karbohidrat menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

1. Gula sederhana (monosakarida dan disakarida), yang terdiri atas glukosa (gula darah), fruktosa (gula yang terdapat dalam buah-buahan), dan sukrosa (gula yang kita makan sehari-hari).

2. Gula kompleks (polisakarida), seperti amilum atau zat pati yang banyak terdapat dalam beras, kentang, gandum, jagung, dan sagu.

Semua jenis karbohidrat atau gula beserta zat-zat lainnya seperti lemak dan protein, ketika masuk ke dalam tubuh manusia untuk dicerna akan mengalami nasib yang sama yakni dimetabolisir menjadi glukosa sebagai produk akhir pencernaan makanan. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh sel tubuh, khususnya sel otak. 

Aturan Hubungan Gula Darah - Fungsi Otak

Tiga Aturan Mengenai Hubungan Gula Darah - Fungsi Otak

1. Agar fungsi otak optimal maka perlu dipertahankan agar kadar gula darah (glukosa) tetap dalam keadaan yang normal. Perubahan kadar gula darah akan sangat mempengaruhi fungsi mental.

2. Fluktuasi (naik turunnya) kadar gula darah dapat membantu fungsi kognitif dan mood seseorang - bagaimana cara berpikir dan berperasaan. Disamping gula darah dapat memepengaruhi sistem memori, kapasitas atau kemampuan belajar, dan mood, juga ia dapat mempengaruhi kepekaan seseorang terhadap penyakit kencing manis (diabetes), kerusakan pembuluh darah otak, stroke, demensia, dan juga penyakit Alzheimer.

3. Fluktuasi gula darah tersebut sangat bergantung kepada makanan apa yang Anda makan. Karbohidrat adalah zat nutrisi yang dapat secara langsung mempengaruhi naik turunnya kadar gula dalam darah.  

Mengingat pentingnya peranan glukosa tersebut terhadap fungsi otak, maka hal praktis yang dapat dilakukan adalah bagaimana membiasakan sarapan pagi (breakfast) pada anak sebelum berangkat ke sekolah. Berdasarkan penelitian Michael Murphy, dari Harvard Medical School didapatkan data bahwa anak-anak yang memiliki kebiasaan sarapan pagi tenyata memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang jarang atau tidak pernah sarapan pagi. Penelitian itu menunjukkan adanya peningkatan nilai dari rata-rata sebelumnya C menjadi B setelah mereka diterapi dengan membiasakan sarapan pagi sebelum pergi ke sekolah. Paling tidak sarapan pagi atau ketersediaan glukosa yang cukup pada pagi hari sebelum proses belajar di sekolah dimulai, menyebabkan tingkat depresi, kecemasan, hiperaktivitas anak menjadi menurun. 

Di lain pihak, tingginya kadar gula darah (glukosa) juga dapat membahayakan sel otak itu sendiri. Peningkatan kadar glukosa akan diikuti dengan peningkatan kadar hormon insulin - hormon pengatur kadar glukosa - yang dapat merupakan faktor risiko utama terhadap penurunan kapasitas intelektual pada usia lanjut. Disamping itu, tingginya kadar glukosa dan insulin dalam darah Nga dapat menyebabkan menurunnya elastisitas pembuluh darah cerita merangsang terjadinya penebalan dinding arteri karotis interna (pembuluh darah utama dari jantung ke otak) sehingga dapat mengurangi atau menghambat suplai darah ke otak dan akhirnya dapat mengganggu fungsi kognisi otak.

Adalah penting bagi Anda mengetahui jenis karbohidrat yang mana yang dapat memberikan efek stabilisasi pada kadar glukosa dalam darah, sehingga otak dapat melakukan fungsinya secara optimal dan terhindar dari kerusakan. Jennie Brand Miller, peneliti indeks glikemik beberapa makanan dari University of Sydney Australia membuktikan bahwa kue, bolu, dan wortel adalah sumber gula yang baik bagi gula darah dan otak. Makanan tersebut tidak menyebabkan gula darah meningkat secara tiba-tiba. 

(EFEK NEGATIF DIET TINGGI KARBOHIDRAT TERHADAP PERKEMBANGAN OTAK ANAK)

Gula dapat menggantikan peranan vitamin dan mineral, sehingga tingginya diet gula dapat menyebabkan defisiensi kedua zat yang dibutuhkan otak tersebut sehingga otak tidak dapat berfungsi secara optimal.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan diet tinggi kalori memiliki hasil tes IQ yang jelek dan kurang memiliki gairah dan mood untuk belajar. 

Beberapa anak, khususnya yang mengalami gangguan perhatian dan hiperaktif biasanya sering mengalami peningkatan kepekaan(super-sensitif) terhadap masukan gula yang tinggi. Kenaikan gula darah dapar merangsang pelepasan hormon kortisol yang berperan dalam pengendalian emosi. 

Diet atau konsumsi gula secara berlebihan yang berlangsung secara terus-menerus dapat menimbulkan penyakit gangguan perhatian dan hiperaktif pada anak secara lebih cepat/dini.

Diet gula sederhana yang berlebihan seperti soft-drink atau fast food (makanan siap saji) lainnya, dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak sehingga menyebabkan kerusakan saraf secara permanen, penuaan dini, termasuk kemungkinan munculnya penyakit degenartif pada sel-sel otak seperti Alzheimer.

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar