Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Heinich


 

Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Heinich

Pengertian Media Pembelajaran


Media berasal dan bahasa Latin yang mempunyai arti “antara”. Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dan suatu sumber kepada penerima. Sejumlah pakar membuat batasan tentang media, di antaranya yang dikemukakan oleh Association of Education and Communication Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT media adalah “segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dan pengajar ke peserta didik.
Hal yang sama dikemukakan sebelumnya oleh Briggs (1970) yang menyatakan bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.
Dari batasan yang telah disampikan oleh para ahli mengenai media, dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media, selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dan kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi

Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran


Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup beragam, mulai dan media yang sederhana sampai pada media yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter, dan kemampuannya, dilakukan pengklasifikasian atau penggolongan.

Salah satu klasifikasi yang dapat menjadi acuan dalam pemanfaatan media adalah klasifikasi yang dikemukakan oleh Edgar Dale yang dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone Experience). Kerucut pengalaman Dale mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar yang akan diperoleh oleh peserta didik, mulai dan pengalaman belajar langsung, pengalaman belajar yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman belajar yang bersifat abstrak. Untuk dapat memberikan gambaran yang tebih jelas mengenal kerucut pengalaman, perhatikan gambar berikut. 

Gambar Kerucut Pengalaman Dale (Heinich, 1996)

Kerucut pengalaman Dale, menunjukkan bahwa informasi yang diperoleh melalui pengalaman langsung yang berada pada dasar kerucut mampu menyajikan pengalaman belajar secara lebih konkret. Semakin menuju ke puncak kerucut, penggunaan media semakin memberikan pengalaman belajar yang bersifat abstrak.
Penggolongan lain yang dapat dijadikan acuan dalam pemanfaatan media adalah berdasarkan pada teknologi yang digunakan, mulai media yang teknologinya rendah (low technology) sampai pada media yang menggunakan teknologi tinggi (high technology). Apabila penggolongan media ditinjau dan teknologi yang digunakan, maka penggolongannya sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi Dengan demikian, penggolongan media dapat berubah dan waktu ke waktu. Misalnya, dalam era tahun 1950 media televisi dikategorikan sebagai media berteknologi tinggi, tetapi kemudian pada era tahun1970/1980 media tersebut bergeser dengan kehadiran media komputer Pada masa tersebut, komputer digolongkan sebagai media dengan teknologi yang paling tinggi, tetapi kemudian pada tahun 1990 tergeser kedudukannya dengan kehadiran media computer conferencing melalui internet. Kondisi seperti mi akan benlangsung selama ilmu dan teknologi terus berkembang.
Salah satu bentuk kiasifikasi yang mudah dipelajari adalah klasifikasi yang disusun oleh Heinich dkk. (1996) sebagai berikut.

Klasifikasi Media Pembelajaran
Media yang tidak diproyeksikan (non projected media)
Realita, model, bahan grafis (graph/c al material), display.
Media yang diproyeksikan (projected media)
QHT, Slide, Opaque
Media Audio (Audio)
Audio kaset, audio vission, active audio vission
Media Video (Video)
Video
Media berbasis komputer (computer based media)
Computer Assisted Instruction (CIA)
Computer Managed Instruction (CMI)
Multimedia kit
Perangkat Praktikum

Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya adalah penggolongan media berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk dalam golongan media yang tidak diproyeksikan atau yang diproyeksikan, atau apakah media tertentu masuk dalam golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat secara visual, dan seterusnya.

Peran Media
Dãlam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah. menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain:

1.      Penyajian materi ajar menjadi lebih standar;
2.      Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik;
3.      Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif;
4.      Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi;
5.      Kualitas belajar dapat ditingkatkan;
6.      Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan;
7.      Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik;
8.      Memberikan nilai positif bagi pengajar.
Penjabaran tentang peranan media dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp memberikan wawasan yang luas mengenai pemanfaatan media dalam pembelajaran. Selain Kemp (1985), Heinich (1996) melihat kontribusi media dalam proses pembelajaran secara lebih global ditinjau dan kondisi berlangsungnya proses pembelajaran, seperti berikut :
a.       Proses pembelajaran yang bergantung pada kehadiran pengajar
Pada kondisi ini, penggunaan media dalam proses pembelajaran umumnya bersifat sebagai pendukung bagi pengajar. Perancangan media yang tepat akan sangat membantu menguatkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar secara langsung.
b.      Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar
Ketidakhadiran pengajar dalam proses pembelajaran dapat disebabkan oleh tidak tersedianya pengajar atau pengajar sedang bekerja dengan peserta didik lain.
Media dapat digunakan secara efektif pada pendidikan formal di mana pengajar yang karena suatu hal tidak dapat hadir di kelas atau sedang bekerja dengan peserta didik lain.
c.       Pendidikan jarak jauh
Pendidikan jarak jauh telah berkembang dengan cepat di seluruh dunia. Hal utama yang membedakan antar pendidikan jarak jauh pendidikan dengan tatap muka adalah adanya keterpisahan antara pengajar dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Adanya keterpisahan ini membutuhkan suatu media yang berperan sebagai jembatan antara pengajar dengan peserta didik. Peranan media dalam pendidikan jarak jauh mampu mengatasi masalah jarak, ruang, dan waktu. Medaa yang paling umum digunakan dalam pendidikan jarak jauh adalah media cetak dengan menggunakan sistem korespondensi.
d.      Pendidikan khusus
Media memiliki peran yang penting dalam pendidikan bagi peserta didik yang memiliki keterbatasan kemampuan, misalnya mereka yang memiliki keterbelakangan mental, tuna netra, atau tuna rungu. Pengguhaan media tertentu akan sangat membantu proses pembelajaran bagi mereka. Media yang digunakan adalah jenis - jenis media yang sesuai dan tepat bagi masing-masing keterbatasan.


Sumber :
Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, h. 113-117



Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar