Jenis-Jenis Pasar Valuta Asing


Jenis-Jenis Pasar Valuta Asing


Jenis-jenis pasar valas tergantung pada bentuk transaksi valuta asing. Transaksi valuta asing yang dilakukan oleh bank bermacam-macam. Transaksi valas tradisional yang banyak dilakukan oleh bank-bank devisa, antara lain jual beli mata uang asing, traveler's check, deposito berjangka, transfer ke luar negeri, dan menerbitkan deposito dengan satuan mata uang asing. Pada bagian ini akan dijelaskan jenis transaksi selain yang dimaksud dalam transaksi tradisional. Jenis transaksi yang dimaksud sebagai berikut.

1. Pasar Spot

Pasar spot (currency spot market) disebut juga actual market atau physical market. Pasar spot adalah jual beli mata uang asing yang melakukan penyerahan dan pem bayaran maksimal pada dua hari kerja berikutnya. Pasar spot memfasilitasi transaksi-transaksi nilai tukar berjalan suatu valuta, yaitu ketika valuta asing dijual secara tunai dengan penyerahan segera. Kurs yang digunakan untuk melaksanakan transaksi spot disebut spot rate. Contohnya, kontrak jual beli suatu mata uang spot yang dilakukan pada 23 Maret 2014 akan diselesaikan kontraknya maksimal pada 25 Maret 2014. Apabila tanggal 25 Maret jatuh pada hari libur atau hari Sabtu, penyelesaiannya dilakukan pada hari sebelumnya. Tanggal penyelesaian disebut tanggal valuta (valuta date). Penyerahan untuk H+2 biasanya dilakukan antarbank, sedangkan untuk bank dengan nasabahnya di lakukan pada hari yang sama.

Pada pasar spot terdapat tiga jenis transaksi sebagai berikut.

a. Cash, yaitu pembayaran dan pengiriman satu mata uang lain yang diselesaikan dalam hari yang sama. Cara ini juga disebut dengan same day settlement atau cash settlement.

b. Tom (kependekan dari tomorrow atau besok), yaitu pembayaran dan pengiriman yang dilakukan pada hari berikutnya. Cara ini disebut juga dengan one day settlement.

c. Spot, yaitu pengiriman yang diselesaikan dalam tempo dua hari (48 jam) setelah perjanjian.

Berikut ini contoh transaksi di pasar spot. Bank Siaga Artha melakukan transaksi pembelian sebesar US$10.000,00 pada hari Selasa di International Bank Singapore. Kurs yang berlaku saat itu adalah Rp11.000,00 per US$. Oleh karena itu, International Bank Singapore akan mentransfer US$10.000,00 pada hari Kamis dan Bank Siaga Arta akan mentransfer Rp110.000.000,00 pada waktu yang sama. Transaksi spot antara bank dengan nasabah tidak memerlukan waktu sampai dua hari untuk menyelesaikannya.

2. Pasar Forward

Pasar forward (currency forward market) adalah transaksi jual beli suatu mata uang yang penyerahannya dilakukan pada waktu yang akan datang. Waktu antara ditetapkannya kontrak dan pertukaran mata uang yang sebenarnya dapat bervariasi, mulai dari dua minggu hingga satu tahun. Kurs ditetapkan pada saat kontrak dilakukan, tetapi pembayarannya dilakukan dua hingga dua belas bulan ke depan. Jangka waktu kontrak juga dapat ditentukan lebih lama dari dua belas bulan. Pada umumnya pembayaran transaksi forward dilakukan pada hari kerja kedua setelah tanggal kontrak jatuh tempo. Kontrak transaksi berjangka lebih disukai perusahaan jika perusahaan tidak mengetahui

tanggal pasti penerimaan dana valuta asingnya. Transaksi forward muncul karena adanya ketidakpastian dan fluktuasi kurs valas yang berawal dari berlakunya sistem kurs mengambang pada tahun 1971. Sejak diberlakukannya kurs mengambang, banyak perusahaan dan perbankan yang ingin melindungi transaksi keuangan internasionalnya dari gejolak atau fluktuasi kurs serta dari spekulan di pasar valas. Transaksi forward biasanya dilakukan oleh bank-bank umum untuk mengimbangi kontrak forward dengan nasabah nonbank seperti perusahaan. 

Berikut ini contoh transaksi forward. Seorang pengusaha Indonesia membeli barang impor dengan sistem kredit yang harus dibayar enam bulan mendatang. Nilai kurs yang berlaku pada saat itu adalah Rp11.200,00 per US$. Transaksi forward untuk enam bulan mendatang ditetapkan sebesar Rp9.700,00 per US$. Penetapan tersebut dengan mempertimbangkan adanya penguatan nilai dolar terhadap rupiah yang lebih tinggi. Enam bulan kemudian, pengusaha tersebut akan membeli kembali dolar dan membayar utangnya dengan nilai kurs tetap sebesar Rp9.500,00 per US$, meskipun pada saat itu nilai kurs yang tengah berlangsung adalah Rp10.000,00 per US$. Penutupan kontrak dilakukan jika diperkirakan dolar akan semakin menguat dan rupiah semakin melemah. Pada praktiknya, transaksi forward tidak selalu menjamin bahwa pengusaha akan terhindar dari risiko. Ketika perubahan nilai kurs dolar terhadap rupiah tidak setinggi yang diharapkan atau justru lebih rendah dari kurs kontrak forward, pengusaha yang bersangkutan dapat mengalami kerugian. Contohnya, pada saat jatuh tempo nilai dolar hanya sebesar Rp9.500,00 per US$ sehingga pengusaha yang bersangkutan mengalami kerugian sebesar Rp9.700,00- Rp 9.500,00 = Rp 200,00 per dolarnya. Kerugian tersebut terjadi karena pengusaha harus membayar sesuai dengan kontraknya. Oleh karena itu, penutupan kontrak forward akan menguntungkan jika ada kecenderungan kenaikan nilai mata uang lawan.

3. Currency Futures Market dan Currency Option Market

Currency futures market dan currency option market merupakan pasar valuta asing yang dapat digunakan untuk bertransaksi valas. Bagaimanakah dua pasar tersebut ber operasi? Simaklah uraian berikut ini!

a. Currency Futures Market

Currency Futures Market (CFM) merupakan salah satu bentuk pasar valas yang sering digunakan oleh para pengusaha untuk melindungi posisi valuta asing nya atau untuk berspekulasi mencari keuntungan ter hadap fluktuasi kurs forward. Currency futures market memfasilitasi perdagangan kontrak currency futures. Suatu kontrak currency futures menetapkan suatu volume standar dari suatu valuta tertentu yang akan dipertukarkan pada tanggal penyelesaian (settlement date) tertentu di masa mendatang. Sebuah perusahaan multinasional yang ingin mengamankan utangnya akan membeli kontrak currency futures untuk mengunci harga suatu valuta di masa mendatang.

Kontrak perdagangan valas dilakukan dengan cara tatap muka di pasar bursa melalui broker atau pialang. Cara ini berbeda dengan kontrak forward yang dinegosiasikan melalui telepon. Adapun tanggal jatuh tempo kontrak perdagangan valas, yaitu setiap hari Rabu ketiga bulan Maret, Juni, September, dan Desember.

Kontrak perdagangan valas pada CFM dilakukan dengan standar volume tertentu.

Berikut ini contoh transaksi dalam CFM. Pada 3 Maret 2014 sebuah perusahaan di Amerika Serikat memerlukan dana franc Swiss sebesar 580.000,00CHF untuk 10 April 2014. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya apresiasi nilai CHF, perusahaan tersebut dapat membeli di currency futures market pada tanggal jatuh tempo yang paling dekat dengan tanggal 10 April 2014, yaitu hari Rabu ketiga bulan Mei. Dengan melihat tabel mata uang asing yang diperdagangkan, perusahaan tersebut dapat membeli CHF dengan dua kemungkinan sebagai berikut. 

1) Membeli 4CHF dengan membayar 4 x 125.000,00 = 500.000,00CHF.

2) Membeli 5CHF dengan membayar 4 x 125.000,00 = 625.000,00CHF.

b. Currency Option Market

Pada Currency Option Market (COM) pedagang valas dapat melakukan kontrak sehingga memperoleh hak untuk membeli (call option) atau hak untuk menjual (put option) sejumlah valas pada harga dan jangka waktu (tanggal expired) tertentu. Penjual pada COM disebut sebagai writer atau grantor. Para pedagang di COM memperdagangkan mata uang yang sama dengan CFM. Perbedaannya adalah satuan kontrak di COM adalah setengah dari satuan CFM.

COM di Amerika Serikat dan COM di Eropa terdapat perbedaan. COM di Amerika Serikat memberikan hak kepada pembeli kontrak untuk merealisasikan (exercise option) yang dibelinya antara tanggal penulisan kontrak dan tanggal jatuh temponya (expired date). Sedangkan, COM di Eropa hanya dapat direalisasikan pada atau tanggal jatuh temponya.

Currency option dapat dibeli atau dijual pada tiga macam pasar, yaitu sebagai berikut. 

1) Physical currency option dapat dibeli pada bursa over the counter (antarbank).

2) Physical currency option dapat dibeli pada bursa valas seperti Philadelphia Stock Exchange.

3) Currency option dapat dibeli pada bursa future contract.

Call option dapat digunakan oleh perusahaan untuk melindungi transaksi keuangan internasionalnya sebagaimana terlihat pada contoh berikut. Sebuah Nya usahaan Amerika Serikat memerlukan dana sebesar 625.000,00CHF dalam tiga bulan mendatang. Perusahaan tersebut dapat melakukan kontrak untuk CHF call option dengan anggapan sebagai berikut. 

1) Harga realisasi (exercise price) = 0,50USD/CHF.

2) Call option premium = 0,20 USD/CHF. =

3) Futures spot rate = 0,53USD/CHF.

Seperti ketentuan yang telah disebutkan, standar unit kontrak currency option adalah setengah dari currency future. Jadi, untuk CHF = 1/2 x 125.000,00 = 62.500,00 unit CHF.

Untuk melindungi CHF yang akan dibelinya, per usahaan membutuhkan sepuluh option contract. Dengan demikian, perusahaan memerlukan dana sebagai berikut. 

1) Strike price = 625.000,00CHF x 0,50USD =312.500,00USD

2) Biaya premium = 62.500,00 CHF x 0,20 USD =12.500,00USD

3) Total dana yang diperlukan adalah 325.000,00USD.

Apabila asumsi atau anggapan future spot rate tersebut menjadi kenyataan, perusahaan yang tidak melindungi CHF-nya dengan melakukan call option harus membayar kerugian. Kerugiannya sebesar 625.000,00CHF X 0,53USD/CHF = 331.250,00USD. Artinya, perusahaan yang melakukan call option tersebut memperoleh keuntungan sebesar 331.250,00USD - 325.000,00 USD = 6.250,00 USD.

4. Euro Currency Market

Euro currency market merupakan pasar valuta asing yang cukup dikenal oleh masyarakat keuangan dan perbankan internasional. Pasar ini bermula ketika negara negara di Eropa mulai menerima simpanan dalam mata uang asing, misalnya Uni Soviet menyimpan deposito dalam bentuk dolar di Bank Inggris untuk membiayai impor gandum dari Amerika Serikat.

Euro currency adalah mata uang yang disimpan dan didepositokan pada sebuah bank yang berkedudukan di luar negeri. Setiap mata uang dolar yang disimpan di luar Amerika Serikat, yaitu di Eropa dapat juga disebut euro dolar.

Lembaga perbankan yang menjadi perantara keuangan dalam mekanisme euro currency disebut euro banks. Lembaga ini menerima deposito dan memberikan pinjaman dalam mata uang selain mata uang lokal di mana lembaga keuangan tersebut berada. Kegiatan euro banking di suatu negara tidak tunduk pada peraturan perbankan setempat, misalnya ketentuan mengenai cadangan minimum, batasan bunga tertinggi atau likuiditas minimum. Tidak adanya pembatasan ini menyebabkan euro banks menawarkan tingkat bunga dan persyaratan yang lebih menguntungkan bagi debitur maupun kreditor. Tingkat bunga simpanan di euro banks umumnya lebih tinggi, sedangkan tingkat bunga kreditnya lebih rendah daripada yang berlaku di pasar uang Amerika Serikat.

Meskipun menguntungkan, tetapi para pelaku pasar uang internasional tidak serta-merta mengalihkan bisnisnya di pasar ini. Mengapa demikian? Hal ini karena banyak negara yang mempersulit warga negaranya yang akan mendepositokan atau menginvestasikan uangnya di luar negeri. Selain itu, ada pula peraturan yang membatasi perusahaan-perusahaan nasional yang akan meminjam dana dari luar negeri. Selain itu, euro market hanya akan melayani transaksi bisnis tertentu, misalnya nilai terendahnya sebesar US$1.000.000,00.

Pada euro currency market, mata uang yang mendominasi transaksi adalah euro dolar. Beberapa faktor awal yang mendorong perkembangan euro dolar dalam euro currency market, antara lain sebagai berikut.

a. Pada tahun 1958 negara-negara Eropa Barat dalam mempersiapkan berdirinya Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) mengizinkan bank-bank di Eropa melakukan perdagangan bebas menggunakan dolar Amerika Serikat.

b. Pada tahun 1968 pemerintah Amerika Serikat membatasi pinjaman luar negeri oleh bank di Amerika Serikat sehingga cabang perusahaan multinasional Amerika Serikat hanya dapat meminjam dolar di bank Eropa.

c. Tidak adanya ketentuan mengenai cadangan minimum bank untuk deposito dalam euro dolar sehingga bank dapat leluasa meminjamkan dolarnya tanpa dibatasi ketentuan cadangan minimum tersebut.

d. Adanya pembatasan tingkat bunga tertinggi untuk deposito pada bank Amerika Serikat sehingga terjadi kesenjangan tingkat bunga di Eropa dengan di Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan para investor terdorong untuk mengalirkan dolarnya ke Eropa yang pada waktu itu tidak ada pembatasan bunga tertinggi.

Di mana pusat kegiatan euro currency market berlangsung? Kegiatan euro currency market dipusatkan di suatu wilayah khusus di London. Lembaga-lembaga keuangan memiliki kantor di London dan melakukan transaksi di kota tersebut tanpa terikat dengan peraturan perbankan setempat. Selain itu, tempatnya didukung oleh letak London yang strategis dan tersedianya tenaga profesional keuangan yang cukup. 

Para pelaku di pasar euro currency market berasal dari kalangan pemerintahan, bank-bank sentral dunia, perusahaan-perusahaan negara dan swasta, serta lembaga keuangan dunia. Negara-negara berkembang yang banyak berkecimpung di pasar ini umumnya adalah negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC. Saat ini euro currency market sudah berkembang di luar negara-negara Eropa, antara lain hingga ke The Bahamas, The Cayman Islands, Panama, Bahrain, Hong Kong, dan Singapura.

Euro currency market di London menetapkan tingkat bunga yang dikenal dengan istilah London Interbank Offered Rate (LIBOR). LIBOR adalah tingkat bunga pinjaman antarbank di London yang menjadi patokan atau dasar untuk menentukan tingkat bunga pinjaman pada pasar uang internasional. Pada umumnya perusahaan atau bank dari negara berkembang akan dikenai tingkat bunga vane lebih tinggi tergantung risiko dan jangka waktu pinjaman Contohnya, LIBOR + 1% hingga LIBOR + 1,5%.

5. Asian Currency Unit

Apabila di wilayah Eropa dikenal euro currency market, maka di wilayah Asia dikenal Asian dolar market. Asian dolar market memperdagangkan dolar yang disimpan di luar wilayah Amerika Serikat, yaitu di wilayah Asia, seperti di Jepang, Hong Kong, Singapura, dan Indonesia. Transaksi Asian dolar market di Asia di selenggarakan oleh Asian Currency Unit (ACU), yaitu unit operasional perdagangan valuta asing di dalam suatu lembaga keuangan yang diberi izin khusus oleh otoritas moneter setempat. Otoritas moneter yang dimaksud pada umumnya adalah bank sentral. Meskipun menyatu dengan suatu lembaga keuangan, tetapi transaksi ACU harus dicatat dalam pembukuan yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menjamin kebebasan arus dana dari dan ke Asian dolar market.

Kegiatan ACU pertama kali dilakuksn pada tahun 1968 oleh kantor cabang Bank of Amerika di Singapura, kemudian diikuti oleh CitiBank dan The Chartered Bank Selain di Singapura, kegiatan ACU juga dilakukan di Jepang dan Hong Kong

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ACU, antara lain sebagai berikut.

a. Menerima simpanan bukan dari penduduk lokal.

b. Memberi pinjaman kepada ACU lain dan bank-bank yang bukan penduduk lokal.

c. Memberi pinjaman kepada penduduk lokal dengan izin tertentu. 

d. Menerima simpanan dari penduduk berupa mata uang asing dalam jumlah tertentu.

e. Melakukan transaksi valuta asing dengan bukan penduduk 

f. Melakukan investasi surat-surat berharga dalam valuta asing. 

Selain LIBOR di London, di wilayah Asia juga dikenal SIBOR. SIBOR adalah kependekan dari Singapore Interbank Offered Rate atau tingkat bunga pinjaman yang berlaku antarbank di Singapura. Di Jakarta juga dikenal istilah Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR). Sumber utama Asian dolar market, baik di Singapura maupun di Hong Kong adalah lembaga keuangan internasional, perusahaan multinasional, dan pemerintah yang memiliki kelebihan kas dalam bentuk dolar Amerika Serikat. Sedangkan, lembaga yang meminjam umumnya berasal dari perusahaan yang membutuhkan dana untuk mengembangkan usaha di kawasan Asia.

Asian dolar market maupun euro currency market merupakan sebuah sistem keuangan internasional di mana lembaga-lembaga keuangan menerima simpanan dalam bentuk mata uang kuat di luar negara tersebut. Dengan demikian, perbedaan pokok antara euro currency market dan Asian dolar market terutama disebabkan letak geografisnya.


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar