Karangan Persuasi : Pengertian, Ciri- ciri, Jenis - jenis, Syarat, Langkah


Karangan Persuasi : Pengertian, Ciri- ciri, Jenis - jenis, Syarat, Langkah

PENGERTIAN PERSUASI

pengertian karangan persuasi sebagai karangan yang digunakan untuk membujuk agar seseorang mau melakukan sesuatu diperkuat dengan beberapa pengertian dari para ahli yang di antaranya adalah sebagai berikut. 

1. Persuasi atau membujuk dan meyakinkan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha meyakink dan membujuk menger hal-hal yang dikomunikasikan (Finoza, 2000:155). 

2. Karangan persuasi adalah karangan yang dapat merebut perhatian pembaca, yang dapat menarik minat, dan dapat meyakinkan bahwa pengalaman membaca merupakan suatu hal yang amat penting (Tarigan, 1994:113)

Dari pengertian Finoza, (2000:155) dan Tarigan (1994:113) di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan persuasi adalah karangan yang mengandung gaya bahasa untuk meyakinkan dan mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penulis.

1. Ciri-ciri Karangan Persuasi

Karangan persuasi sebagai salah satu jenis karangan yang menggunakan gaya persuasi atau bujukan dan mempunyai maksud mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu, tentunya tidak lepas dari beberapa ciri yang muncul. Adapun ciri-ciri karangan persuasi adalah sebagai berikut.

a. Tulisan persuasif haruslah jelas dan tertib, maksud dan tujuan penulis dinyatakan secara terbuka atau dikemukakan dengan jelas. Bahan-bahan diatur sedemikian rupa sehingga para pembaca mengalihkan perhatian pada sepenggal tulisan, seyogianyalah padanya ada beberapa pertanyaan yang jawabannya dapat ditemui segera di situ. Kalau tidak, dia pun akan mengesampingkan tulisan tersebut. Pembaca ingin mengetahui berikut ini

1) apa isinya?

2) bagaimana sikap penulis terhadap pokok permasalahan? dan 

3) mengapa saya terus membacanya?

Penulis yang memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut sejak semula paling sedikit telah mulai beranjak ke arah persuasif Dia telah membuat suatu permulaan yang baik dan teratur.

b. Tulisan persuasif haruslah hidup dan bersemangat. Segala sesuatu yang mempunyai daya tarik yang kuat terhadap indera adalah hidup. Warna yang hidup enak didengar. Lebih khusus lagi, kata-kata yang hidup, cerah, bersemangat adalah kata-kata yang dapat menyentuh perasaan, suasana, pandangan, pikiran, selera dan gairah. Penulis harus terampil mempergunakan kata-kata yang hidup dan bersemangat dalam karyanya. 

c. Tulisan persuasif beralasan kuat. Tulisan yang beralasan kuat berdasar pada fakta-fakta dan penalaran-penalaran. Bebas dari generalisasi generalisasi yang hampa serta pendapat-pendapat yang tidak mempunyai dasar dan prasangka yang tidak-tidak. 

d. Tulisan persuasif harus bersifat dramatik Tulisan persuasif harus dapat memanfaatkan ungkapan-ungkapan yang hidup dan kontras-kontras yang mencolok. Seperti juga halnya dalam drama pentas, penulis persuasif pun haruslah dapat membuat rasa tegang atau suspense. Penulis harus dapat menarik pembaca berjalan dari suatu puncak ke puncak lain. Harus dapat menjaga agar perhatian pembaca tidak sempat kendur. Penulis harus dapat membuat konflik antara kebenaran yang didukungnya, serta menyalahkan yang bertentangan dengannya (Tarigan, 1994:113).

e. Adanya 5 faktor penguat daya persuasif yaitu sebagai berikut.

1) Bahasa, yang berfungsi seluas dan tajam sehingga sering berakibat terjadinya penipuan, kedengkian, percekcokan dan macam lainnya. 

2) Nada yang digunakan seperti: marah, senang, sedih, dan bersemangat yang dapat dipergunakan seseorang sebagai alat untuk mempengaruhi perilaku orang banyak.

3) Detail esensial dalam yang mendukung tujuan sehingga memperjelas penalaran yang kita harapkan pendetailan dilakukan dengan cara menyeleksi seberapa penting detail itu dalam membantu pembaca memahami tulisan kita

4) Organisasi yaitu pengaturan detail di dalam karangan kita itu agar keyakinan dan pandangan pembaca dapat berubah yang bisa ditempuh melalui cara induktif, cara deduktif kronologis, dan cara penonjolan

5) Kewenangan menyangkut penerimaan dan kesadaran pembaca terhadap pengarang sebagai orang yang berwenang karena diyakini (Finoza, 2000:155).

Dari ciri-ciri karangan persuasi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa karangan persuasi lebih menekankan pada pemakaian gaya bahasa yang jelas, hidup, dan bersemangat untuk meyakinkan pembaca terhadap suatu hal yang bersifat mempengaruhi pembaca untuk dapat melakukan suatu hal sesuai dengan yang diinginkan oleh si penulis.

B. JENIS-JENIS KARANGAN PERSUASI

Karangan persuasi sebagai karangan yang bersifat propaganda tidak hanya digunakan pada ranah advertensi atau periklanan, namun dapat digunakan dalam berbagai ranah di antaranya ranah pendidikan, politik, sosial, dan ekonomi. 

Dalam kaitannya dengan penggunaan karangan persuasi di berbagai ranah. Finoza (2000:155) memberikan penjelasan sebagai berikut.

1. Persuasi Politik

Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan Para ahli politik dan kenegaraan lebih sering menggunakan persuasi jenis ini untuk keperluan-keperluan politik dan negaranya.

2. Persuasi Pendidikan

Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Seorang guru misalnya. biasa menggunakan persuasi ini untuk mempengaruhi anak didiknya supaya mereka giat belajar, senang membaca. dan lain-lain. Seorang motivator dan inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi pendidikan dengan menampilkan konsep-konsep baru pendidikan, untuk bisa dilaksanakan oleh pelaksana pendidikan.

3. Persuasi Advertensi atau Iklan

Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan ini, diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki dan berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik barang dan publik sebagai konsumen.

Persuasi iklan yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil menarik konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasi iklan tergolong sebagai persuasi yang kurang baik apabila tidak berhasil merangsang konsumen untuk memiliki barang yang diiklankan.

4. Persuasi Propaganda

Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi Tentunya tujuan persuasi propaganda adalah informasi. Tujuan persuasi propaganda tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi saja. Dengan informasi itu, diharapkan pembaca atau pendengar mau dan sadar untuk berbuat sesuatu

Persuasi propaganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye biasanya berupa informasi dan ajakan. Tujuan akhir dari kampanye adalah agar pembaca dan pendengar menuruti isi ajakan kampanye tersebut. Pembuatan informasi tentang seseorang yang mengidap penyakit jantung dengan disertai ajakan pengumpulan dana untuk pengobatannya, atau selebaran yang berisi informasi tentang situasi tertentu yang disertai ajakan berbuat sesuatu, adalah contoh persuasi propaganda. 

C. SYARAT-SYARAT MENGARANG PERSUASI

Karangan persuasi pada hakikatnya adalah suatu karangan yang berusaha meyakinkan dan membujuk seseorang untuk melakukan hal-hal yang dikomunikasikan. Oleh karena itu, agar tujuan mengarang persuasi tercapai pengarang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

1. Mengetahui Subjek yang akan Dibahas Dengan mengetahui subjek karangan yang akan digarapnya, maka penulis dapat mengembangkan atau memperluas pengetahuan mengenai hal itu baik melalui membaca buku atau melihat tayangan-tayangan audio visual di televisi. Selanjutnya, hasil tersebut dievaluasi dan ditampilkan dalam tulisan 

2. Mampu Menggunakan Kata yang Bersifat Membujuk, Memiliki kemampuan untuk menggunakan kata yang bersifat membujuk adalah salah satu hal utama untuk membuat pembaca merasa tertarik dan ingin melakukan sesuatu terhadap apa yang dibacanya.

D. LANGKAH-LANGKAH MENULIS KARANGAN PERSUASI

Dalam menulis kita tidak hanya dilatih untuk berpikir logis dan sistematis sebagai dasar penggunaan unsur kognitif namun juga memerlukan langkah-langkah yang bersumber dari unsur kemampuan afektif dan psikomotor, supaya tulisan dapat hidup dan menarik untuk dibaca.

Langkah-langkah menulis karangan persuasi menurut Hadiyanto (dalam (Setyaningrum, 2009:21) adalah sebagai berikut.

1. Berpikir Logis dan Sistematis

Pada dasarnya cara berpikir seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia menghasilkan tulisannya. Sehubungan dengan hal tersebut, setiap orang yang akan menulis selalu memerlukan kondisi lingkungan yang kondusif. Kondisi demikian tentu saja akan menimbulkan proses menulis yang logis dan sistematis. Berpikir logis yaitu berpikir dengan mengoptimalkan kemampuan otak, untuk menghasilkan pemikiran yang sehat dan dapat diterima oleh orang lain. Berpikir sistematis adalah adanya keteraturan dalam berpikir dengan langkah-langkah yang sistematis sehingga dengan tahapan tersebut akan dihasilkan sebuah tulisan yang lebih menarik.

2. Menentukan Tema

Tema sebuah tulisan sangat banyak dan bersumber dari kepekaan seseorang terhadap apa yang terjadi di lingkungannya, dengan demikian orang yang lebih peka akan mudah dalam menemukan tema tulisan yang menarik. Sebaliknya, bahan tulisan akan sulit didapatkan apabila kita kurang peka terhadap apa yang terjadi di sekitar lingkungan kita.

3. Menyusun Kerangka Tulisan

Kegiatan menyusun kerangka tulisan adalah hal yang sangat penting terutama oleh para penulis pemula. Kegiatan ini merupakan fondasi kegiatan menulis dan akan mempengaruhi kekokohan sebuah tulisan, sering dalam sebuah tulisan isinya terasa hambar karena kurang didukung dengan kerangka tulisan yang memadai. Berkenaan dengan kerangka tulisan ini. Hadiyanto (2001:46) mengemukakan bahwa struktur karangan pada intinya terdiri atas (a) judul, (b) pendahuluan, (c) tubuh tulisan, dan (d) penutup

4. Menentukan Paragraf Pendahuluan 

Paragraf pendahuluan sebuah karangan merupakan titik awal yang kritis ketika kita menyusun sebuah tulisan biasanya paragraf pembuka ini mengungkapkan gagasan atau topik utama dalam sebuah tulisan. Hadiyanto (2001:46) menyebutnya sebagai eye catching information yang tidak terduga sehingga merangsang pembaca untuk terus mengikuti uraian pada bagian berikutnya. Paragraf pendahuluan bisa berupa kutipan, narasi pendek, deskripsi, anekdot, pengalaman dengan subjek tulisan, fakta yang mengejutkan, dan sejenisnya. Jika pembaca sudah terperangkap oleh daya tarik paragraf pembuka ini maka pembaca akan membaca seluruh isi tulisan dengan senang

5. Mengembangkan Tubuh 

Tulisan Kegiatan ini merupakan lanjutan tahapan sebelumnya dan penulis dituntut untuk konsekuen, terhadap rencana penulisan yang direncanakan sebelumnya. Perubahan hanya mungkin terjadi jika penulis menemukan bahan baru sehingga sistematika tulisan bisa diubah lebih menarik lagi. Dalam pengembangan isi karangan yang harus diperhatikan oleh penulis adalah koherensi antarkalimat dan antarparagraf serta kata yang menarik, ejaan dan tanda bacanya.

Dari langkah-langkah menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa proses menulis sangat dipengaruhi oleh sistematika berpikir sebagai kemampuan kognitif dan imajinasi sebagai kemampuan afektif sehingga diperlukan media yang merangsang sumber pemikiran dan imajinasi tersebut. Oleh karena itu, peneliti mengemukakan media pembelajaran berupa iklan audiovisual yang bertujuan untuk memperluas imajinasi siswa dalam kaitannya dengan proses menulis karangan persuasi.

Proses menulis sangat berhubungan erat dengan membaca karena dengan banyak membaca maka proses menulis pun akan berjalan dengan mudah. Hal tersebut telah dibuktikan oleh beberapa penulis handal yang menulis buku dengan bagus, seperti Hemowo dengan buku Quantum Learning, dan J.K. Rowling dengan buku Harry Potter. Kedua pengarang ini menyisihkan waktu cukup banyak untuk membaca buku karangan orang lain, bahkan dalam satu hari mereka menyisihkan waktu delapan jam untuk membaca (Republika, 27 Januari 2002: 15).





Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar