Desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Model Siklus.


Desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Model Siklus.


Sebenarnya ada beberapa macam model penelitian tindakan kelas yang dapat digunakan. Namun, model yang tampaknya tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh guru di kelas adalah penelitian tindakan model siklus Model ini dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada tahun 1988 dari Deakin University Australia

Model penelitian tindakan kelas ini mengandung empat komponen yaitu:

a. Rencana (Planning)

Pada komponen ini, guru sebagai peneliti merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran perilaku sikap, dan prestasi belajar siswa

b. Tindakan (Action)

Pada komponen ini, guru melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa yang diinginkan. 

c. Pengamatan (Observation)

Pada komponen ini, guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau tidak

 d. Refleksi (Reflection)

Pada komponen ini, guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan sehingga belum memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.

Berikut ini disajikan ilustrasi untuk memperjelas empat komponen penelitian tindakan kelas model siklus tersebut di atas.

Seorang guru ingin meningkatkan perbendaharaan kata dan istilah baru pada siswanya dengan jumlah rata-rata 10% perminggu Guru tersebut harus membuat rencana. Rencana itu berupa kegiatan apa saja yang harus dilakukan siswa dan yang harus dilakukan guru. Rencana ini harus disusun dengan cermat dan sistematis (ini adalah komponen Rencana") Berdasarkan rencana yang telah disusun, guru melaksanakan tindakan kelas dengan mewajibkan siswa untuk menulis dan menempelkan kata atau istilah baru yang diperoleh ke papan yang sudah disiapkan oleh guru (ini adalah komponen Tindakan").Setiap hari guru mengamati siswa yang menempelkan kata atau istilah baru di papan serta menghitung jumlah kata dan istilah baru tersebut. Setelah satu bulan, guru menghitung rata-rata tambahan kata dan istilah baru pada siswa ternyata perminggunya hanya sebesar 5% saja. Siswa yang menempelkan kata atau istilah baru di papan hanya siswa-siswa tertentu saja fini adalah komponen "Observasi"). Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru mengkaji, merenungkan, dan mempertimbangkan serta kemudian menyadari bahwa tindakan kelas yang dilaksanakannya kurang efektif fini adalah komponen Refleksi)

Berdasarkan hasil refleksinya itu, guru merevisi rencana tindakan yang telah dirumuskan terdahulu. Tindakan yang ditambahkan oleh guru adalah memberikan giliran kepada siswa yang paling banyak menemukan kata atau istilah baru pada setiap minggunya untuk menempelkan di papan Rencana tindakan yang telah direvisi ini kemudian dilaksanakan lagi dalam penelitian tindakan kelas yang sedang dilakukan. Dengan langkah tindakan baru berdasarkan hasil revisi ini berarti telah terjadi suatu siklus, yaitu rencana-tindakan-observasi-refleksi" (siklus I) dan "revisi rencana -tindakan-observasi-refleksi (siklus II) dan seterusnya, sampai tercapainya tujuan yang diinginkan yaitu perbaikan dan peningkatan jumlah perbendaharaan kata dan istilah baru sebesar 10% perminggu dengan tindakan yang paling efektif

Langkah-langkah Tindakan

Sebelum guru melaksanakan tindakan kelas, lebih dahulu harus disusun langkah. langkah yang akan ditempuh agar semua komponen yang diperlukan dapat dikelola dengan sebaik-baiknya Langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut 

a. Guru harus mempersiapkan din atau berlatih tentang cara-cara melaksanakan tindakan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Ini sangat penting, apalagi jika yang akan dilakukan merupakan sesuatu yang baru bagi guru. Langkah awal ini juga penting untuk mempersiapkan mental guru agar tidak ada rasa takut, cemas. ragu, atau malu jika tidak bisa sempurna dalam melaksanakan tindakan. Guru harus mengembangkan sikap bebas dari rasa takut gagal atau takut berbuatmkesalahan

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas. Kalau mengambil contoh ilustrasi di atas, maka fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan adalah papan sebagai tempat untuk menempel kata baru atau istilah baru, kertas stiker atau kertas kecil-kecil, serta lem atau alat penempel lainnya. Dengan tersedianya fasilitas dan sarana pendukung seperti ini, siswa tidak kesulitan untuk menulis kata atau istilah baru dan menempelkannya di papan. Guru pun menjadi tenang dalam melaksanakan tindakan dan mengamati dampak dari tindakannya itu.

c. Merumuskan contoh-contoh perintah tindakan untuk melakukan sesuatu bagi siswa secara jelas. Ketidaksiapan dan ketidakjelasan perintah tindakan akan menyebabkan kebingungan pada guru itu sendiri dan akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakannya.  

d. Mempersiapkan cara mengobservasi perubahan, perbaikan, dan peningkatan yang terjadi dalam proses pembelajaran serta hasil belajar siswa dilengkapi dengan alat observasinya 

e. Membuat skenario tentang apa yang akan dilakukan guru dan yang dilakukan siswa dalam melakukan tindakan yang telah direncanakan Kejelasan skenario ini akan mempermudah dan memperlancar pelaksanaan tindakan kelas.

Untuk mengetahui dampak tindakan yang dilaksanakan terhadap terjadinya perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, guru harus memiliki gambaran tentang keadaan awal proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dengan berbekal keadaan awal tentang proses pembelajaran dan hasil belajar siswa ini, perubahan atau peningkatan sebagai dampak dari tindakan yang dilaksanakannya dapat diikuti dari waktu ke waktu selama tindakan itu dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan. Pada akhir setelah selesai pelaksanaan tindakan, dilakukan pengamatan atau pengukuran hasil dari tindakan tersebut. Hasil pengukuran ini kemudian dibandingkan dengan gambaran keadaan awal yang telah dimilikinya. Jika terjadi peningkatan yang meyakinkan sebagaimana diharapkan, berarti tindakan yang dilaksanakan itu tepat sebagai cara pemecahan masalah melalui penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan. Namun, jika belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan berarti perlu dilakukan perbaikan rencana tindakan pada tahap siklus berikutnya. Perbaikan seperti ini dilakukan secara berkelanjutan sampai diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Dengan demikian, idealnya, jumlah tahapan siklus itu ditentukan oleh tercapainya tujuan penelitian tindakan kelas yang diharapkan. Namun, sebagai pertimbangan praktis bagi para guru agar tidak terlalu memberatkan guru dari segi tenaga, pikiran, waktu, dan biaya, biasanya diberikan rambu-rambu paling tidak dua siklus Pertimbangan praktis ini dikemukakan karena salah satu prinsip yang harus diperhatikan dan dipegang teguh oleh para guru adalah bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas tidak boleh mengorbankan proses pembelajaran yang secara terjadwal dilaksanakan sehari-hari oleh guru.


src : Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, 2016, wacana prima h. 69

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar