Evaluasi Hasil Tindakan Penelitian Tindakan Kelas


 

Evaluasi Hasil Tindakan Penelitian Tindakan Kelas

1 Fungsi Evaluasi Tindakan

Fungsi utama evaluasi tindakan adalah menentukan tingkat keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, evaluasi tindakan juga dapat berfungsi untuk mengetahui hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Contoh: Suatu tindakan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika melalui belajar kooperatif Evaluasi terhadap tindakan tersebut yang utama adalah berusaha mengetahui seberapa telah terjadi peningkatan hasil belajar matematika setelah diterapkan metode belajar kooperatif Namun, bukan tidak mungkin bahwa yang diperoleh siswa bukan hanya peningkatan prestasi belajar matematika, melainkan juga peningkatan konsep diri yang lebih baik dalam mata pelajaran matematika.

2 Sasaran dan Kriteria Evaluasi

Sasaran evaluasi adalah menemukan bukti-bukti nyata adanya peningkatan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya tindakan. Jadi, peningkatan itu dapat mengenai proses pembelajaran dan dapat mengenai hasil belajar siswa. Perubahan yang terjadi dapat dialami oleh individu, tetapi dapat pula dialami oleh sekelompok siswa atau bahkan kelompok kelas. Dalam mata pelajaran tertentu masing-masing siswa dapat mengalami peningkatan daya serap, tetapi kelas sebagai satu kesatuan sesungguhnya juga dapat mengalami peningkatan. Misalnya meningkatnya rata-rata nilai tes hasil belajar, bertambah baiknya iklim kelas, meningkatkannya kemampuan kerja kelompok yang pada gilirannya juga akan memacu motivasi belajar siswa. Peningkatan dan perbaikan kondisi demikian itu tidak lepas dari kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tindakan.

Sangat penting untuk ditegaskan di sini bahwa perbedaan mendasar antara pemantauan dengan evaluasi adalah bahwa pemantauan memusatkan perhatiannya pada proses pelaksanaan tindakan, sedangkan evaluasi lebih memusatkan perhatiannya pada hasil yang dicapai setelah satu tahapan tindakan dilaksanakan dan dipandang memadai.

Setiap evaluasi senantiasa membutuhkan kriteria sebagai acuan untuk mempertimbangkan dan memberikan makna terhadap apa saja yang telah dicapai setelah pelaksanaan tindakan. Kriteria itu bisa bersifat normatif atau relatif dan dapat pula bersifat absolut. Kriteria normatif tersebut dapat berasal dari dalam dan dan luar Kriteria dalam adalah keadaan sebelum tindakan. Apabila keadaan setelah tindakan lebih baik. maka dapat dikatakan bahwa tindakan telah berhasil. Sebaliknya, apabila tidak ada perbaikan atau bahkan lebih jelek, maka berarti tindakan yang dilaksanakan belum berhasil atau bahkan gagal. Kriteria luar adalah keadaan kelompok lain yang tidak dikenai tindakan. Syaratnya adalah kelompok lain tersebut memiliki karakteristik atau sifat dasar yang setara dengan kelompok yang dikenai tindakan. Ini penting untuk melihat bahwa kalau pada akhimya terjadi perubahan yang lebih baik berarti dipertanggung jawabkan bahwa perubahan ke arah yang lebih baik itu memang karena pengaruh tindakan yang telah dilaksanakan.

Adapun kriteria absolut adalah kriteria yang berasal dari sumber ideal, misalnya bersumber pada kajian teori yang relevan dengan hasil tindakan, hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan, peraturan, atau kebijakan Berdasarkan sumber-sumber ideal ersebut, kemudian hasil tindakan yang telah dilaksanakan diukur dan dibandingkan dengan kriteria absolut tersebut. Evaluasi dituntut mampu menilai apakah dengan dilaksanakannya tindakan dapat makin mendekati kriteria absolut tersebut.

Dalam konteks evaluasi tindakan kelas, kriteria berfungsi sebagai pembanding untuk menentukan tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan. Tingkat keberhasilan itu ditentukan berdasarkan pertimbangan yang masak oleh guru sebagai peneliti. Agar pertimbangan tersebut dapat dilakukan dengan baik, sebaiknya perlu ditunjang dengan data yang cukup dan akurat, meminta pertimbangan dari teman sejawat, kepala sekolah, penilik sekolah, dan tidak salah kalau ditambah juga meminta pertimbangan orang tua siswa dan masyakarat. Tentu saja tambahan pertimbangan kepada orang tua siswa atau masyarakat tersebut sangat bergantung pada permasalahan tindakan yang dievaluasi. Kalau permasalahannya tidak menyangkut orang tua siswa. juga tidak perlu pertimbangan dari orang tua siswa.

3. Metode dan Alat Pengumpulan Data Evaluasi

Setiap evaluasi selalu didahului dengan aktivitas pengumpulan data, baik data kualitatif maupun kuantitatif. Proses pengumpulan data harus dapat dipertanggung jawabkan objektivitasnya, keandalannya, dan kesahihannya. Adapun metode dan alat evaluasi yang digunakan terdapat berbagai kemungkinan tergantung pada hal-hal yang dapat diamati dan keberhasilan yang dicapai. 

4. Pelaku Evaluasi

Pelaku evaluasi dalam penelitian tindakan kelas pada dasarnya mirip dengan pelaku pemantauan Evaluasi penelitian tindakan kelas dapat dilakukan oleh

a guru kelas

b. kepala sekolah,

c. pengawas sekolah.

d. peneliti dari perguruan tinggi sebagai mitra kolaborasi

Evaluasi hasil pada penelitian tindakan kelas pada dasamya bersifat partisipatoris, artinya harus melibatkan pelaku tindakan, yang dalam hal ini adalah guru. Oleh sebab itu, guru diusahakan berperan serta secara aktif sejak tahap persiapan, penyiapan alat atau format pengumpul data, kegiatan pengumpulan data, mengolah dan menganalisis data, serta memberikan makna atas semua informasi hasil evaluasi tindakan yang dilakukan.

5. Perencanaan Evaluasi

Evaluasi dalam penelitian tindakan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Evaluasi yang baik tidak harus diartikan sebagai evaluasi yang sulit dan namit. Guru diharapkan mampu melakukan evaluasi tindakan sambil tetap menunaikan tugas pokoknya menyelenggarakan proses pembelajaran.

Perencanaan evaluasi secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut. 

a. Perumusan tujuan evaluasi, penetapan calon pemakai hasil evaluasi, dan kepentingan pemakaian hasil evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh data tentang ada tidaknya perbaikan atau peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran setelah dilaksanakan tindakan Pemakai hasil evaluasi adalah itu sendiri, peneliti dari perguruan tinggi, kepala sekolah, atau pengawas sekolah. guru Kepentingan evaluasi bisa berupa kepentingan administratif, pembinaan profesional guru, pertanggungjawaban pada penyandang dana (jika ada yang mendanai), orang tua siswa, atau komite sekolah Evaluasi dalam penelitian tindakan kelas berorientasi pada kebutuhan untuk membuat keputusan tentang keberhasilan tindakan yang telah dilakukan. Guru sendiri sebagai peneliti merupakan evaluator penilai dan sekaligus pembuat keputusan atas tindakan yang dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas praktik pembelajaran

b. Perumusan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari hasil evaluasi 

c. Penetapan jenis data yang diperlukan dalam evaluasi dan sumber data yang tepat

d. Perancangan kegiatan pengumpulan data Untuk mencegah temuan hasil evaluasi yang menyesatkan berkenaan dengan ukuran keberhasilan, perlu dirancang penentuan waktu yang tepat untuk pengumpulan data evaluasi serta penentuan dan perancangan penggunaan data pembanding yang berupa kondisi sebelum dikenai tindakan. 

e. Penyiapan alat pengumpulan data yang tepat.

f Perencanaan pengolahan dan analisis data, pemberian makna hasil analisis data serta cara penarikan kesimpulan dan konsekuensinya bagi perumusan rencana tindakan selanjutnya.

6. Manfaat Hasil Evaluasi

Setelah pengolahan dan analisis data selesai dilakukan dan kemudian dimaknai hasilnya, selanjutnya harus dapat disimpulkan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan. Bagian yang berhasil dan yang tidak berhasil harus dapat diidentifikasi dan diberikan penjelasannya. Berdasarkan kesimpulan evaluasi tersebut, kemudian dirumuskan permasalahan yang masih harus dicari pemecahannya serta dirumuskan rencana tindakan berikutnya yang paling efektif. Tindakan efektif adalah tindakan yang mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.




src. Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, 2016, wacana prima h. 112 - 116

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar