Implementasi Penelitian Tindakan Kelas PTK


Implementasi Penelitian Tindakan Kelas PTK


Untuk menerapkan penelitian tindakan kelas, ada pertanyaan penting yang harus dijawab oleh guru yang ingin melakukannya. Pertanyaan itu adalah: Bagaimanakah memulai penelitian tindakan kelas? Perlukah penelitian tindakan kelas saya lakukan di kelas tempat saya mengajar? Untuk dapat merumuskan pertanyaan itu pertama-tama yang harus dimiliki guru ialah perasaan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan. Jika guru selalu merasa puas dengan apa yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran di kelasnya, meskipun sebenarnya terdapat beberapa atau bahkan banyak hambatan dialami dalam proses pembelajaran itu, maka sulit bagi guru untuk memunculkan pertanyaan seperti yang telah dirumuskan di atas, yang kemudian dapat mendorong dirinya untuk memulai melakukan penelitian tindakan kelas.

Oleh sebab itu, Suyanto (1999) menegaskan agar guru dapat menerapkan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih profesional, guru dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur kepada dirinya sendiri mengenai sisi-sisi lemah yang dimiliki dalam proses pembelajaran di kelas selama ini. Artinya, guru harus mampu merefleksi, merenung, berpikir balik, terhadap apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses perenungan itu, sangat boleh jadi guru akan menemukan kelemahan-kelemahan praktik pembelajaran yang selama ini selalu dilakukannya tanpa disadari. Misalnya dalam pengkajian dan perenungan itu akhimya seorang guru menyadari bahwa siswa yang diajarnya di Sekolah Dasar Kelas 3 selalu mengalami kesulitan untuk belajar bilangan pecahan. Dilihat dan pencapaian hasil belajar para siswa selalu mendapatkan nilai yang amat jelek pada penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan Untuk mengatasi masalah ini guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas dengan mencoba berbagai alternatif model pembelajaran agar siswa dapat belajar bilangan pecahan dengan lebih mudah.

Model pembelajaran yang perlu dicobakan dalam penelitian tindakan kelas itu mungkin dapat menggunakan gambar atau diagram yang dibagi-bagi menurut pecahan tertentu, atau mungkin dapat menggunakan alat peraga dari benda lunak yang bentuknya teratur yang dapat dibagi-bagi sesuai dengan kaidah dan prinsip bilangan pecahan yang akan diajarkan. Dengan melakukan tindakan itu, kemudian guru mengamati dan merefleksi kembali akan efektivitas tindakan-tindakan yang telah dicobakan itu dalam upayanya untuk memudahkan siswa belajar bilangan pecahan. Dengan mencobakan itu, akhimya guru dapat menemukan model atau metode pembelajaran bilangan pecahan yang paling tepat agar siswa Kelas 3 Sekolah Dasar lebih mudah memahaminya.

Demikian juga, jika guru menghadapi kesulitan untuk mengembangkan sikap disiplin pada siswa Sekolah Dasar di kelas awal, penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan ini. Dalam penelitian itu mungkin guru dapat mencoba dengan berbagai tindakan seperti menciptakan sistem reward (pemberian hadiah) bagi siswa yang dapat menegakkan disiplin, atau mungkin guru dapat mencoba tindakan berupa latihan-latihan gerakan yang disertai dengan nyanyian-nyanyian yang memiliki pesan nilai-nilai kedisiplinan. Singkatnya, penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki masalah-masalah praktik pembelajaran di kelasnya sendin Dengan pemanfaatan penelitian tindakan kelas, guru akhirnya dapat menemukan pemecahannya berupa tindakan-tindakan yang paling efektif untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukannya. Agar dapat mengoptimalkan penerapan penelitian kelas bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin. Secepat guru merasakan adanya masalah dalam proses pembelajaran, secepat itu pula guru segera melakukan penelitian tindakan kelas

Untuk dapat segera memulai dan menerapkan penelitian tindakan kelas, sangat baik bagi para guru untuk memperhatikan dan mengamalkan petunjuk praktis dari Mc Niff (1991) yang telah disadur oleh Suyanto (1999) berikut ini. 

1. Berangkatlah dari persoalan yang kecil dahulu

Jika proses pembelajaran dapat meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. ambillah salah satu aspek atau bahkan bagian dari salah satu aspek pembelajaran tersebut. Misalnya: Guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas dalam aspek perencanaan pembelajaran saja. Dalam aspek perencanaan pembelajaran ini, guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas tentang: (a) cara mengomunikasikan silabus kepada siswa. (b) penjadwalan mata pelajaran tertentu, dan (e) menentukan tujuan belajar bagi mata pelajaran tertentu. Dalam aspek implementasi perencanaan pembelajaran guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas dengan berbagai macam persoalan kecil seperti: (a) peningkatan kualitas bertanya guru kepada siswa. (b) relevansi metode dengan materi ajar, dan (e) pengelompokan siswa untuk kepentingan pembelajaran di kelas. 

2. Rencanakan penelitian tindakan itu secara cermat

Penerapan penelitian tindakan kelas untuk perbaikan proses pembelajaran harus direncanakan secara cermat. Perencanaan yang cermat ini pada hakikatnya menyangkut skenano tindakan-tindakan apa saja yang akan dicobakan dalam penelitian itu, persoalan mana yang harus dipecahkan terlebih dahulu, kelas mana yang harus dilibatkan rekan guru mana yang harus dilibatkan dalam penelitian itu, dan kepada siapa harus meminta bantuan konsultasi . Singkatnya, semua kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas harus direncanakan secara teliti, cermat, dan tuntas

3. Susunlah jadwal yang realistis

Penelitian tindakan kelas melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam mencoba berbagai tindakan dalam penelitian, dengan melalui beberapa siklus. Oleh sebab itu. guru harus menentukan jadwal dan setiap tindakan yang dicobakan serealistis mungkin. Artinya, jangan sampai terjadi penjadwalan yang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum, rentang masa belajar siswa secara formal di sekolah (misalnya: Semester I dan Semester II), dan jadwal mata pelajaran setiap harinya. Untuk menghindari kegagalan dalam penjadwalan perlu disusun jadwal yang ideal dan jadwal yang agak lebih longgar. Tujuannya adalah jika terjadi kemelesetan implementasi suatu tindakan dalam suatu putaran dapat diantisipasi sejak awal.

4. Libatkan pihak lain

Dalam melakukan penelitian tindakan, guru perlu melibatkan pihak lain agar kesahihan tindakan-tindakan yang dicobakan dapat dijaga. Penelitian tindakan lebih memiliki jiwa atau sifat melibatkan pihak lain bukan sebuah penelitian terhadap orang lain. Oleh sebab itu, keterlibatan pihak lain seperti guru lain, siswa, kepala sekolah, pengawas, harus dipandang sebagai mitra kerja dalam rangka pelaksanaan penelitian tindakan kelas

5. Buatlah pihak lain yang terkait terinformasi

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas, guru perlu menginformasikan kegiatan kegiatan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian itu kepada pihak-pihak lain yang terkait. Tujuan utamanya adalah agar tindakan dalam penelitian yang dilaksanakan tidak dianggap sebagai kegiatan yang menganggu atau bahkan menggoyahkan tradisi yang sudah mapan. Jika guru akan melaksanakan tindakan-tindakan tertentu dalam proses pembelajaran, maka kepala sekolah, kawan guru lain, orang tua siswa perlu diberitahu. Ini perlu dilakukan agar guru sebagai peneliti memperoleh dukungan secara administratif, psikologis, maupun profesional. 

6. Ciptakan sistem umpan balik

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas, gunu perlu menciptakan sistem umpan balik. Sistem ini merupakan bagian penting dari proses pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam penelitian tindakan kelas guru sebagai peneliti harus segera memberitahukan hasil penelitiannya kepada pihak lam yang terkait agar mendapatkan umpan balik Sistem umpan balik sangat penting untuk diciptakan agar guru sebagai peneliti memperoleh masukan yang bersifat korektif atau bahkan dapat memperbaiki arah penelitian selanjutnya jika penelitian itu masih berada pada putaran-putaran awal.

7. Buatlah jadwal penulisan

Sejak awal guru sebagai peneliti harus membuat jadwal penulisan hasil penelitian baik secara formal maupun informal. Ini penting karena dengan penulisan terhadap semua proses kegiatan dan hasil penelitian tindakan kelas, berarti akan memungkinkan untuk memiliki gagasan yang lebih jelas tentang apa yang sedang dan akan terjadi Dengan demikian guru semakin memahami secara tuntas terhadap proses pembelajaran yang sedang diperbaikinya melalui penelitian tindakan kelas.

Selain tujuh langkah tersebut, guru juga harus memikirkan kriteria keberhasilan tindakan yang direncanakan untuk perbaikan proses dan hasil pembelajaran. Oleh sebab itu, langkah penetapan kriteria keberhasilan juga perlu dipikirkan oleh guru yang melakukan penelitian tindakan kelas. Penetapan kriteria ini sangat penting untuk dipikirkan agar setelah melakukan penelitian tindakan kelas guru mengetahui bagaimana cara mengukur keberhasilan yang diakibatkan oleh penelitian tindakan kelas yang dilakukannya




h. 75

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar