Langkah Langkah Penyusunan Rencana Penelitian Tindakan Kelas PTK


Langkah Langkah Penyusunan Rencana Penelitian Tindakan Kelas PTK


Agar penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan dengan baik sehingga mencapai perbaikan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, peneliti harus mengikus langkah tertentu yang membimbing peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian secara sistematis

Secara umum, langkah-langkah umum penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a mengidentifikasi masalah;

b. menganalisis masalah dan menentukan faktor-faktor yang dapat diduga sebagai penyebab utamanya,

c. merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah bagi faktor penyebab utama dengan mengumpulkan data dan menafsirkannya untuk mempertajam gagasan tersebut dan untuk merumuskan hipotesis tindakannya;

d. menentukan pilihan tindakan untuk pemecahan masalah.

Langkah selanjutnya adalah membuat rancangan tindakan yang akan dilaksanakan sebagai pemecahan masalah. Oleh sebab itu, menurut Sudarsono (1999), peneliti harus membuat desain dan prosedur implementasinya dengan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut

1. merancang model penelitian tindakan kelas sesuai dengan permasalahan, rencana tindakan, dan situasi kelas;

2. mengatur langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan,

3. melakukan identifikasi komponen-komponen pendukung yang diperlukan:

4 melakukan pengaturan dan penyusunan jadwal kegiatan yang akan dilakukan. 

5. menyusun desain tindakan sesuai dengan model penelitian tindakan kelas yang akan dipakai dan jadwal kegiatan.

Setelah penyusunan desain selesai, langkah berikutnya adalah melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Agar pelaksanaan dapat berjalan lancar, perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut. 

1. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan:

misalnya: kondisi, situasi, materi atau bahan, alat atau perangkat, dan sebagainya yang perlu diadakan di dalam kelas yang digunakan untuk melaksanakan tindakan.

2. Menyusun prosedur pelaksanaan, yaitu urutan kegiatan yang dilakukan oleh tindakan (guru) sesuai dengan cara yang telah ditetapkan.

3. Melakukan modifikasi jika dipandang perlu untuk menjamin tercapainya tujuan. Ini perlu dilakukan jika tindakan yang dilakukan, meskipun telah sesuai dengan prosedur dan cara yang ditetapkan, temyata tidak efektif. Bila hal ini terjadi maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Misalnya: memperbaiki cara, waktu, atau prosedumya untuk disesuaikan atau bahkan diganti dengan yang baru.

4. Melakukan pengelolaan dan pengendalian agar tidak terjadi penyimpangan prosedur, cara, penyalahgunaan alat, pemborosan yang mungkin menghambat pelaksanaan tindakan.

Mencermati uraian di atas tampak bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas harus direncanakan secara sistematis. Asas penelitian tindakan kelas, yaitu tidak mengorbankan kepentingan siswa dan guru, dan tidak menjadikan mereka sebagai objek penderita. Penelitian tindakan berorientasi pada pencapaian hasil yang lebih baik dan bermanfaat bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan aktual keseharian guru kelas serta berada dalam batas kemampuan dan kewenangan guru untuk melaksanakannya. Ini sangat penting untuk diperhatikan karena dengan berpegang teguh pada asas tersebut, guru sebagai peneliti tidak akan terjebak pada model penelitian survei, deskriptif, atau eksperimen kelas. Untuk lebih memperjelas langkah-langkah penelitian tindakan kelas, berikut ini dipaparkan penjelasan tiap-tiap langkahnya.

1. Melakukan Identifikasi Masalah

Untuk mengidentifikasi masalah yang layak dijadikan fokus penelitian tindakan kelas, guru sebagai peneliti perlu mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri berkenaan dengan proses pembelajaran yang selama ini dilakukan. Jawaban terhadap pertanyaan pertanyaan tersebut akan memunculkan masalah yang kemudian dapat dijadikan fokus penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakannya. Pertanyaan-pertanyaan terhadap diri sendiri tersebut, di antaranya adalah:

a apa yang menjadi keprihatinan saya dalam melaksanakan proses pembelajaran selama ini?

b. mengapa saya memprihatinkannya? 

c. menurut pikiran saya, apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki apa yang menjadi keprihatinan saya itu?

d. data apa yang dapat saya kumpulkan agar dapat membantu diri saya sendiri untuk membuat penilaian terhadap apa yang terjadi selama ini? 

e. bagaimanakah cara saya mengumpulkan data tersebut?

f. bagaimanakah saya melakukan pengecekan terhadap kebenaran terhadap apa yang telah terjadi selama ini? 

Jika guru dapat menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, maka guru akan dapat memastikan apa masalah penting yang dihadapi guru selama ini dan perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Sebagai contoh: rendahnya prestasi belajar siswa seringkali dikaitkan dengan rendahnya IQ siswa yang bersangkutan. Guru yang menghayati pentingnya penelitian tindakan kelas, tidak boleh ikut-ikutan memvonis siswa yang prestasi belajamya rendah itu disebabkan oleh IQ-nya yang rendah yang dibawa sejak lahir. Jika guru ikut-ikutan berpikiran seperti itu, maka akan menjadi sulit untuk mengidentifikasi masalah rendahnya prestasi belajar siswa itu beserta faktor-faktor penyebabnya. Padahal, sesunguhnya banyak faktor yang ikut berperan mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa itu selain IQ siswa yang bersangkutan. Intinya, guru sebagai peneliti dalam penelitian tindakan kelas, harus mampu membedakan masalah yang bersifat unik dan individual pada diri siswa dengan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar siswa dalam kelas. Perlu ditekankan di sini bahwa masalah yang layak diangkat untuk diteliti melalui penelitian tindakan kelas oleh guru adalah masalah yang dirasakan oleh kelas.

Jika guru merasakan kesulitan untuk menemukan masalah yang akan diteliti, maka guru sebaiknya melakukan pembicaraan bersama dengan guru lain atau dengan peneliti dari perguruan tinggi kependidikan. Dalam pembicaraan bersama ini, akan dapat dijajaki kekurangan-kekurangan guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran selama ini. Selain itu, yang penting dijajaki dan dikembangkan adalah kesediaannya untuk melakukan perubahan dan perbaikan metode pembelajaran serta perlakuan terhadap siswa di kelas selama ini. Dalam konteks ini, tidak jarang guru lebih menekankan pada kesulitannya daripada kemampuan melakukan perubahan dan perbaikan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jika guru masih memiliki pikiran semacam ini, maka perlu secara serius belajar mengkaji permasalahan yang dihadapi Guru harus berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta perubahan dan perbaikan apa yang ingin dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2. Melakukan Analisis Masalah dan Perumusan Masalah

Setelah guru sebagai peneliti melakukan identifikasi masalah dan memperoleh yang telah dimasukkan ke dalam daftar masalah, masalah melakukan analisis terhadap masalah tersebut. selanjutnya guru harus

Terdapat beberapa kriteria pemilihan masalah yang dapat dijadikan dasar, yaitu 

a. masalah harus benar-benar penting bagi guru yang bersangkutan; 

b. masalah harus bermakna dan bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pula kualitas hasil belajar siswa, 

c. masalah harus dirumuskan secara jelas agar benar-benar dapat mengungkap faktor faktor penyebab timbulnya masalah tersebut. Dengan cara demikian akan memudahkan untuk mencari pilihan-pilihan pemecahan atau perbaikannya. Sebab, ketidakberhasilan menemukan masalah utamanya akan menyebabkan pemecahan masalah hanya berada di permukaan dan tidak mendalam. Akibatnya hasil dari pemecahan masalah tersebut hanya bersifat sementara.

Berdasarkan kriteria tersebut di atas, guru sebagai peneliti harus melakukan analisis masalah untuk merumuskan aspek-aspek atau sub-masalah yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas. Perumusan aspek-aspek atau sub-masalah secara tepat akan lebih memfokuskan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Pemfokusan masalah secara tepat akan membantu guru dalam mengembangkan pemikiran-pemikiran baru yang bermanfaat untuk melakukan tindakan perbaikan.

Analisis masalah ini merupakan kegiatan yang harus dilakukan guru sebagai peneliti yang di dalamnya mencakup sejumlah tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan tersebut adalah:

a mempelajari dan menggunakan landasan ilmiah untuk memahami hakikat masalah yang akan diteliti. Dengan cara demikian akan dapat menemukan masalah yang memang penting dan seharusnya dilakukan penelitian tindakan kelas. 

b. mengubah pemikiran dan pandangan guru itu sendiri meskipun kadang-kadang hal ini melawan berlawanan dengan kebiasaan selama ini yang enggan melakukan perubahan dan perbaikan. 

c. untuk dapat mengubah kebiasaan yang telah lama melekat pada diri guru, maka guru yang bersangkutan harus memotivasi dirinya atau mencari dorongan dari orang lain untuk mau mulai melakukan penelitian tindakan kelas guna memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini dilakukan.

Proses analisis masalah harus dilakukan secara hati-hati dan cermat. Sebab, keberhasilan dalam melakukan analisis masalah ini akan menentukan keberhasilan keseluruhan proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Jika penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan oleh guru dan betul-betul dirasakan manfaatnya bagi guru yang bersangkutan, maka akan menjadi motivasi yang luar biasa bagi guru tersebut untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dalam pada itu, temuan-temuan penelitian tindakan kelas yang dilakukannya juga akan menarik perhatian dan memotivasi guru lainya yang belum melaksanakan penelitian tind akan kelas untuk kemudian mencoba melaksanakannya.

Sejumlah pertanyaan berikut ini perlu dijawab oleh guru sebagai peneliti, dalam rangka membantu melakukan analisis masalah.

a. Kondisi seperti apa yang memungkinkan saya bisa menyatakan masalah-masalah yang penting untuk diteliti? 

b. Dalam konteks apa dan dalam situasi seperti apa saya dapat melakukan analisis masalah guna menemukan aspek-aspek atau sub-masalah yang penting untuk dipecahkan?

c. Langkah-langkah apa yang paling efektif untuk menemukan suatu masalah beserta aspek-aspeknya untuk diteliti? 

d. Bagaimanakah analisis dapat saya lakukan dengan tetap mempertahankan perasaan aman atau tidak terpaksa dalam dini saya meskipun sesungguhnya telah terjadi kesalahan pemikiran dan dipegang teguh selama ini? 

e. Berapa lama waktu yang saya perlukan? Bagaimana kecepatan langkah saya untuk bisa melakukan perbaikan dan kemajuan? Ini diperlukan untuk pengelolaan dan pengendalian agar kelancaran pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat terjamin. 

3. Merumuskan Hipotesis Tindakan sebagai Alternatif Pemecahan Masalah

Hipotesis tindakan adalah suatu prakiraan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Dalam konteks penelitian tindakan kelas oleh guru, maka hipotesis tindakan dapat diartikan sebagai suatu prakiraan yang bakal terjadi dalam proses dan hasil pembelajaran jika suatu tindakan dilakukan. Contohnya: "Jika pembelajaran Kinematika pokok bahasan Gerak Lurus Beraturan dilakukan dengan menggunakan Multimodel Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL), maka nilai rata-rata siswa Kelas X akan meningkat menjadi 7,0." Dari contoh ini, hipotesis tindakan berupa pembelajaran menggunakan Multimodel Berbasis (CTL) merupakan tindakan yang diprakirakan akan dapat memecahkan masalah yang diteliti.

Agar dapat merumuskan hipotesis tindakan dengan baik, guru sebagai peneliti sebaikya melakukan hal-hal berikut ini.

a. Mengkaji teori-teori pembelajaran.

b. Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

c. Kajian hasil diskusi dengan rekan sejawat atau peneliti dari perguruan tinggi kependidikan.

d. Kajian terhadap pendapat atau saran-saran pakar pendidikan.

e. Kajian terhadap situasi riil di kelas selama ini.

Penting juga untuk dipertimbangkan oleh para guru adalah kelayakan tindakan atas dasar hasil-hasil kajian ideal dari teori-teori dan pendapat para pakar tersebut dengan situasi nil di kelas selama ini. Sebab, jika terdapat kesenjangan yang terlalu jauh tidak akan berhasil secara optimal. antara keduanya, maka tindakan yang dilakukan Guru sebagai peneliti hendaknya juga berpikir realistis terhadap kenyataan keseharian di tempat melaksanakan tugasnya. 

Rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan. 

a. Rumuskan beberapa alteratif tindakan untuk pemecahan masalah yang didasarkan pada hasil kajian teori atau hasil penelitian sebelumnya. Dengan cara demikian, alternatif tindakan yang dirumuskan memiliki landasan teoretis yang kokoh.

b. Setiap alternatif tindakan yang telah dirumuskan perlu dikaji ulang berdasarkan aspek-aspek bentuk tindakan dan prosedurnya, kepraktisannya, prakiraan optimalisasi hasilnya, dan cara mengukumnya. 

c. Dari beberapa altematif tindakan yang telah dirumuskan dan dikaji ulang tersebut. pilih alternatif tindakan dan prosedur yang dinilai paling memungkinkan memperoleh hasil yang optimal dan dapat dilakukan.

d. Berdasarkan alternatif tindakan yang telah dipilih itu, tentukan langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan serta cara-cara untuk mengukur hasilnya. 

e. Tentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan yang telah dipilih dan dirumuskan untuk membuktikan bahwa tindakan yang dilakukan itu mampu memberikan perbaikan atau peningkatan secara meyakinkan.

4. Analisis Kelayakan mecahan Masalah

Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empiris. Ini berarti bahwa tindakan yang telah dipilih harus dilaksanakan agar terjadi dampak positif yang dapat dilihat atau diukur. Dampak yang terjadi itu dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif.

Untuk melakukan tindakan agar menghasilkan yang diharapkan, lebih dahulu harus dilakukan pengkajian kelayakan tindakan pemecahan masalah tersebut. Beberapa aspek penting yang perlu dikaji kelayakannya berkaitan dengan tindakan pemecahan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Kemampuan guru yang akan bertindak sebagai pelaku tindakan di kelas. Di sini perlu dikaji apakah tindakan itu dapat dilakukan oleh guru atau tidak terlalu sulit dan merepotkan atau tidak. Guru hendaknya jangan memaksakan diri untuk melakukan sesuatu tindakan yang sebenarnya tidak mampu untuk melakukannya. Kesadaran diri dan kesediaan guru untuk melaksanakannya merupakan sesuatu yang sangat penting.

b. Kemampuan siswa dari segi fisik, psikologis, sosial-budaya, dan etis juga penting untuk dipertimbangkan. Jangan sampai terjadi tindakan yang dilakukan justru merugikan siswa 

c. Ketersediaan fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas atau sekolah.

Apakah fasilitas dan sarana yang diperlukan guru tersedia atau dapat diusahakan. 

d. Iklim belajar di kelas atau sekolah, apakah cukup mendukung untuk dilaksanakannya tindakan sesuai yang diperlukan untuk penelitian tindakan kelas yang sedang dilakukan. 

Guru perlu membahas secara mendalam bersama dan kepala sekolah dan teman sejawat. Konsekuensi atas dilakukannya tindakan harus diantisipasi, termasuk di dalamnya kemungkinan timbulnya masalah baru dengan adanya tindakan di kelas.


Src: Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, 2016, wacana prima h. 60



Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar