Pemantauan Pelaksanaan Tindakan Penelitian Tindakan Kelas


 

Pemantauan Pelaksanaan Tindakan Penelitian Tindakan Kelas


1. Fungsi Pemantauan

Pemantauan merupakan kegiatan mengamati pelaksanaan tindakan Dalam konteks penelitian tindakan kelas, tindakan merupakan kegiatan yang dirancang untuk menghasilkan perbaikan dan peningkatan dalam proses pembelajaran di kelas tertentu. Perbaikan dan peningkatan dalam proses pembelajaran di kelas ini bermakna bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru setidaknya mengandung unsur-unsur sebagai berikut

a. menjadi lebih menarik. 

b. lebih mengaktifkan siswa,

c. pembelajaran mudah diikuti dan mudah dipahami siswa

d. tidak banyak membuang waktu

e. secara maksimal memanfaatkan sumber belajar yang ada, dan

f. hasil belajar siswa meningkat. 

Pemantauan dalam penelitian tindakan kelas memiliki dua fungsi pokok yaitu:

a. untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan, 

b. untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan yang sedang dilakukan dapat diharapkan akan menghasilkan perbaikan dan peningkatan sebagai yang diinginkan.

Dari dua fungsi tersebut, fungsi kedua merupakan fungsi yang sangat penting. Artinya, pemantauan harus dapat mengenali sedini mungkin seberapa besar pengaruh tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas terjadinya perbaikan dan peningkatan proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini menjadi sangat penting karena sangat boleh jadi pelaksanaan tindakan tidak menghasilkan perbaikan dan peningkatan, tetapi justru yang terjadi adalah perubahan negatif. Misalnya dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas, justru mutu proses pembelajaran menurun, siswa bertambah bingung, kelas sibuk dan ramai tetapi tidak menunjukkan hasil yang lebih baik, lebih banyak waktu terbuang untuk persiapan, dan peningkatan hasil belajar siswa tidaklah seberapa. Jika hal-hal seperti ini yang justru terjadi, maka harus segera dicermati penyebabnya dan ditentukan langkah perbaikannya. 

Oleh sebab itu, pemantauan harus dilakukan untuk bisa mendeteksi secara lebih dimi faktor-faktor yang dimungkinkan justru dapat menyebabkan terjadinya akibat negatif dan pelaksanaan tindakan.

Dalam penelitian tindakan kelas, menurut Sumamo (1999), setidaknya ada empat sumber kegagalan tindakan, yaitu: 

a. pelaksanaan yang menyimpang dari rencana tindakan;

b. rencana tindakan yang mengandung kesalahan, misalnya kesalahan asumsi atau konsep dasar, kesalahan menerjemahkan konsep atau teon menjadi rencana tindakan nyata

c. faktor di luar rancangan tindakan yang berada di luar jangkauan guru sebagai peneliti, misalnya: kendala dari jajaran birokrasi:

d. keterbatasan kemampuan pelaksana tindakan atau guru, misalnya kurang mampu mendayagunakan sarana belajar, alat peraga, dan sebagainya.

2. Sasaran dan Kriteria Pemantauan 

Sasaran pemantauan dalam tindakan kelas adalah menemukan hal-hal sebagai berikut:

a. kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan;

b. ketercapaian tujuan tindakan berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan. Kalau sudah ada bukti bahwa pelaksanaan tindakan menunjukkan tanda-tanda berhasil, pelaksanaan tindakan diteruskan sesuai dengan rencana. Konsep dasar penelitian tindakan kelas memberikan bimbingan bahwa hal-hal yang sudah baik perlu dicarikan cara agar meningkat lebih baik lagi. Sebaliknya kalau tidak ada tanda tanda keberhasilan berarti dibutuhkan peninjauan kembali, perbaikan, atau penyempumaan tindakan;

c. terjadinya dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tak direncanakan 

d. terjadinya dampak sampingan yang negatif, mengganggu, atau bahkan merugikan.

Jika ditemukan dampak sampingan negatif dan merugikan, maka perlu ditindaklanjuti dengan upaya mengurangi atau meniadakannya sama sekali bila mungkin. Sebaliknya, terjadinya hal tak terduga yang positif perlu diikuti dengan upaya untuk lebih mengintensifkannya.

Kriteria pemantauan berlandaskan pada misi penelitian tindakan kelas yang berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di kelas dengan peran serta penuh dari guru. Atas dasar itu, maka menurut Sumarno (1999) kriteria pemantauan dalam penelitian tindakan kelas itu sebagai berikut.

a. Peningkatan praktik pembelajaran, misalnya:

1) peningkatan efektivitas proses pembelajaran dan hasil belajar.

2) peningkatan dukungan sekolah, pimpinan sekolah, orang tua dan masyarakat.

b. Keterlibatan kelompok sasaran pemantauan, yakni guru dan siswanya, yang meliput:

1) keterlibatan dalam proses perencanaan dan persiapan:

2) keterlibatan dalam proses pelaksanaan tindakan, 

3) keterlibatan dalam pemantauan dan evaluasi tindakan,

4) keterlibatan dalam pemanfaatan hasil tindakan. 

c. Peluang dapat diterapkannya rancangan tindakan dalam situasi dan kondisi yang ada.

3. Metode, Teknik, dan Alat Pemantauan

Metode pamantauan sesungguhnya membutuhkan peran serta secara aktif dari guru. Sudah seharusnya guru berperan serta secara aktif dari tahap persiapan tindakan sampai dengan pelaksanaan tindakan dan bahkan pemantauan pelaksanaannya. Selain guru, kepala sekolah dapat pula diikutsertakan dalam pemantauan. Dengan demikian, sangat diharapkan terjadinya self-monitoring (pemantauan-diri) oleh pelaku tindakan dan atasannya.

Kemandirian dalam pemantauan sangat diperlukan dalam penelitian tindakan kelas yang sudah secara mandiri dirancang dan dilaksanakan oleh guru, tanpa atau hanya dengan bantuan minimum dari peneliti. Namun, dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang kolaboratif partisipatoris, fungsi pemantauan pelaksanaan tindakan sangat terbantu dengan adanya mitra peneliti

Fungsi pokok pemantauan pada dasarnya adalah pengumpulan data tentang pelaksanaan tindakan kelas. Adapun teknik dan alat pemantauan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

a. Teknik pengamatan partisipatif. Definisi pengamatan partisipatif adalah suatu teknik pengamatan yang dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Guru sambil menunaikan tugas mengajar, melaksanakan tindakan, juga melakukan pengamatan terhadap kelas dan siswanya. Adapun alat yang dapat digunakan dalam teknik pengamatan ini adalah:

1) Pedoman observasi (formulir/lembar pengamatan dan daftar cek)

2) Catatan lapangan (catatan tentang peristiwa yang dipandang penting)

3) Alat perekam elektronik (tape recorder, tustel, atau video recorder)

b. Teknik wawancara, secara bebas atau terstruktur. Wawancara terstruktur adalah

wawancara yang sepenuhnya dipandu oleh pedoman wawancara, sedangkan dalam wawancara bebas pedoman wawancara hanya berupa panduan saja dan pemantau bisa secara bebas mengembangkan proses wawancaranya. Alat yang dapat digunakan adalah pedoman panduan wawancara dan perekam wawancara. 

c. Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumen, misalnya: daftar hadir, satuan pelajaran, hasil karya siswa, hasil karya guru, dan sejenisnya.

Perlu ditegaskan di sini adalah bahwa dalam pemantauan tindakan kelas, yang dicari adalah data tentang pelaksanaan dari rancangan tindakan Pemantau harus pandas pandai dalam menentukan teknik yang tepat dan mempersiapkan alat yang baik untuk kepentingan pemantauan tersebut. Selain itu, harus diingat pula bahwa pemantauan yang baik tidak selalu berarti yang rumit. Justru sedapat mungkin perlu disiapkan pemantauan yang tidak terlalu mengganggu atau membebani guru dalam melaksanakan tugas pokok pembelajaran.

Adapun rambu-rambu dalam penentuan teknik dan alat pemantauan tindakan kelas adalah sebagai berikut. 

a. Pengamatan digunakan untuk memantau dan merekam data tentang perilaku, sikap, kegiatan, keterampialan, dan proses-proses sejenis lainnya. Selain itu, dengan pengamatan dapat pula dipantau dan direkam data kualitatif.

b. Wawancara digunakan untuk memantau dan menggali data yang hanya dapat diungkapkan dengan kata-kata secara lisan oleh sumbernya. Data tentang pemikiran, gagasan, pendapat, wawasan, dan sejenisnya cocok diungkapkan dengan teknik wawancara. 

c. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk mendekripsikan dan menarasikan suatu proses. Misalnya:

(1) mendeskripsikan dan menarasikan proses sekelompok siswa menemukan konsep tentang binatang melata; 

(2) mendeskripsikan komentar para siswa terhadap pemakaian metode pembelajaran yang baru yang sebelumnya hampir tidak pernah digunakan oleh guru.

d. Alat perekam elektronik seperti tape recorder sangat membantu untuk merekam pembicaraan atau wawancara. Video recorder yang sekarang populer dengan sebutan handycam dapat merekam suara lengkap dengan gambaran visualnya sehingga sangat bagus untuk merekam suatu kegiatan, suatu proses; atau objek yang bergerak.

e. Analisis dokumen dapat digunakan untuk menggali dan menganalisis data yang bersifat statis, seperti hasil karya siswa, karya guru, arsip, daftar hadir, lembar kerja, dan sejenisnya

4. Pelaku Pemantauan

Pemantauan penelitian tindakan kelas dilakukan oleh pelaku tindakan (guru) bersama dengan peneliti dari perguruan tinggi. Selain itu, dapat pula dilengkapi atau dibantu oleh pihak lain yang relevan dan diperlukan, seperti kepala sekolah atau penilik sekolah. Pelaku pokok pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah guru. Dalam hal penelitian tindakan kelas kolaboratif, guru berperan sebagai pelaku tindakan sedangkan peneliti dari perguruan tinggi berperan dalam kepentingan penelitiannya. Penting untuk ditegaskan di sini adalah bahwa diharapkan guru benar-benar memiliki kemampuan sebagai peneliti sehingga penelitian tindakan kelas sepenuhnya dilakukan secara mandin oleh guru tanpa harus berkolaborasi dengan peneliti dari perguruan tinggi. Dalam kondisi dengan kemampuan seperti ini, guru berperan sebagai praktisi dan sekaligus sebagai peneliti (teachers as researcher).

Model penelitian tindakan kelas mandiri oleh guru seperti ini sangat memudahkan proses pemantauan karena pelaku tindakan sepenuhnya menguasai lapangan, tidak ada faktor luar atau unsur asing yang dapat mempengaruhi kealamiahan proses pembelajaran. Faktor kelemahanya adalah kelapangan dada dari guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas itu untuk bersikap objektif dalam memantau kegiatan yang dilakukannya sendiri

5. Perencanaan Pemantauan

Proses perencanaan pemantauan penelitian tindakan kelas meliputi aspek-aspek sebagai berikut

a. Perumusan tujuan pemantauan

 Dalam perumusan tujuan ini berisi informasi tentang apa yang diinginkan, untuk siapa, dan untuk kepentingan apa. Dalam penelitian tindakan kelas, guru adalah pihak yang sangat berkepentingan sehingga perlu mengetahui data yang dia butuhkan untuk meningkatkan keberhasilan tindakan yang dilaksanakan Contoh guru membutuhkan informasi tentang kelemahan dari pembelajaran matematika dengan metode baru sesuai dengan rencana tindakan untuk kepentingan meningkatkan kualitas pembelajarannya. 

b. Penetapan sasaran pemantauan

Dalam penetapan sasaran pemantauan ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan apa yang akan dijadikan objek pemantauannya Contoh kesulitan belajar dan jenis-jenis kesalahan konsepsi matematika yang masih dialami murid mundnya

c. Penjabaran jenis data yang dibutuhkan untuk pemantauan

Ini merupakan penjabaran dari sasaran pemantauan Contoh: guru harus dapat memilah-milah antara kesalahan karena kecerobohan atau ketidaktelitian siswa dengan kesalahan karena siswa kurang memahami makna dan cara penyelesaian soal

d. Penyiapan teknik/alat pemantauan sesuai dengan sifat objek yang dipantau, sumber data, dan jenis datanya Contoh: guru menyiapkan tugas berupa soal yang harus dikerjakan secara mandin oleh setiap siswa. Dalam konteks ini, kertas atau buku yang berisi pekerjaan siswa menjadi sumber data utama. Dan pekerjaan siswa itulah guru akan mengidentifikasi bagian mana dari bahan ajar matematika yang baru saja diajarkan itu masih banyak belum dipahami jenis kesalahan apa yang pada umumnya masih dilakukan oleh siswa, dan kesulitan apa yang sebagian besar siswa mengalaminya

e. Perancangan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada tujuan pemantauan. Contoh: dalam analisis nantinya akan dilakukan pengelompokan jenis-jenis kesalahan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan pembelajaran remidial, terutama pada sejumlah murid yang memang masih mengalami kesulitan.

6. Pemanfaatan Hasil Pemantauan

Data yang sudah terkumpul dari pemantau harus secepatnya dianalisis dan dimaknai sehingga dapat segera diketahui apakah tujuan dilaksanakannya tindakan telah tercapai Pemaknaan hasil pemantauan ini menjadi dasar untuk merumuskan langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan Kalau perlu revisi tindakan, apa yang direvisi dan bagaimana rancangannya Kalau tidak ada hal-hal yang sangat mendasar untuk dilakukan revisi tindakan, masih dapat pula dirumuskan bagian yang mana dari rancangan tindakan yang membutuhkan perhatian lebih serius sehingga aspek-aspek tindakan yang sudah baik dapat menjadi lebih baik lagi.






src. Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, 2016, wacana prima H. 107 -110

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar