9 Events of Instruction dari Gagne / sembilan tahap pembelajarannya Gagne



Pembelajaran gerak memiliki ragam pengertian yang banyak sekali di antaranya seperti yang disampaikan oleh Coker (1998; 3), yaitu; pembelajaran merupakan perubahan yang permanen secara relatif pada kapabilitas seseorang untuk melakukan keterampilan gerak sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Belajar merupakan proses perubahan perilaku secara relatif permanen, sebagai hasil dari pengalaman. Perubahan perilaku tersebut dapat diamati dalam waktu yang relatif lama. 

Segaris dengan pengertian belajar yang telah disampaikan di atas,  disebutkan pula oleh Anne Shumway-Cook dan Marjorie (2001:27) dalam Motor Learning and Recovery of Function, bahwa pembelajaran merupakan proses memperoleh pengetahuan tentang dunia. Sedangkan pengertian pembelajaran gerak pada lanjutan penjelasannya adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan dan pengalaman untuk perubahan permanen yang relatif dalam kapabilitas menghasilkan pelaksanaan (execution) keterampilan.

Teori belajar gerak lainnya dikemukakan oleh Schmidt (1977) yaitu   Schmidt’s Schema Theory; bahwa pembelajaran gerak individu dilakukan sesuai skema yang berturutan dan berupa siklus;

a. kondisi gerak permulaan, misalnya posisi dari badan dan berat benda yang dimanipulasi,

b. parameter yang digunakan dalam men-generalisir program motorik, 

c. akibat dari pergerakan merupakan hasil dari tahap pengetahuan,

d. konsekuensi sensori dari gerak, bagaimana rasa, keliatannya, dan kedengarannya.

Hal-hal yang terkait dengan teori ini adalah pembelajar dan pengalaman (kesalahan dalam pembelajarannya), terminal sensori dan umpan balik, serta pembelajaran yang bervariasi dan relevan.

Prinsip belajar gerak adalahjelasnya tujuan dan manfaat dari pembelajaran gerak yang  dilakukan  murid,  tanggapan yang  jelas  akan  keterampilan yang  harus dipelajari, kecermatan dan ketepatan gerak lebih diutamakan dibanding kecepatan gerak ”It is necessary to stress accuracy first and speed later”, serta pengulangan dan latihan-latihan untuk meningkatkan kecepatan. 

Pada setiap pembelajaran, tidak terkecuali dalam pembelajaran gerak sebaiknya dilangsungkan proses pembelajaran dengan tahap-tahap, seperti sembilan tahap pembelajarannya Gagne (2008:1-2), yaitu:

a. Memberikan perhatian (Gain Attention)

Kegiatan paling awal dalam pembelajaran adalah menarik perhatian peserta didik agar peserta didik mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir pelajaran. Perhatian peserta didik dapat ditingkatkan dengan memberikan berbagai rangsangan sesuai dengan kognisi yang ada misalnya dengan perubahan gerak badan (berjalan, mendekati peserta didik, dan lain-lain), perubahan suara, menggunakan berbagai media belajar yang dapat menarik perhatian peserta didik atau menyebutkan contoh-contoh yang ada di dalam dan di luar kelas, dan lain-lain.

b. Memberitahu peserta didik tentang tujuan pembelajaran (Inform Learners of Objectives)

Agar peserta didik mempunyai harapan dan tujuan selama belajar, maka pada peserta didik perlu dijelaskan apa saja yang akan dicapai selama pembelajaran dan jelaskan pula manfaat dari materi yang akan dipelajari dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran. Keuntungan menjelaskan tujuan adalah agar peserta didik dapat menjawab sendiri pertanyaan “apakah ia telah belajar?”, “apakah materi yang dipelajari telah dikuasai?”. Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat membangkitkan harapan dalam diri peserta didik tentang kemampuan dan upaya yang harus dilakukan agar tujuannya tercapai.

c. Dibangun atas pengetahuan yang telah lalu (Recall of Prior Learning)

Bila peserta didik telah memiliki perhatian dan pengharapan yang baik pada pelajara, guru perlu mengingatkan peserta didik tentang materi apa saja yang telah dikuasai sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. Dengan pengetahuan yang ada pada memori kerjanya, diharapkan peserta didik siap untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru yang akan dipelajari. Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk mengingatkan peserta didik pada materi yang telah dipelajari misalnya dengan mengingatkan peserta didik pada topik-topik yang telah dipelajari dan meminta peserta didik untuk menjelaskannya secara singkat. 

d. Menyajikan pembelajaran sebagai rangsangan (Present Material)

Hal ini dilakukan dengan cara menyajikan bahan kepada peserta didik berupa pokok-pokok materi yang penting yang bersifat kunci. Sebelum itu, guru harus menentukan bahan apa yang harus disajikan berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, atau belajar sikap. Berdasarkan jenis kemampuan atau bahan ini  maka dapat dipilih bentuk kegiatan apa  saja yang  akan disajikan sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. Misalnya, bila akan mengajarkan tentang sikap maka pilihlah bahan berupa model-model perilaku manusia. Bila akan mengajarkan keterampilan motorik maka demonstrasikanlah contoh bahan keterampilan tersebut dan tunjukkan caranya secara tepat.

e. Memberi panduan belajar (Provide Guided Learning)

Bimbingan belajar diberikan dengan tujuan untuk membantu peserta didik agar mudah mencapai tujuan pelajaran atau kemampuan-kemampuan yang harus dicapainya pada akhir pelajaran. Misalnya bila peserta didik harus mengusai konsep-konsep kunci,  maka  berilah  cara  mengingat  konsep-konsep tersebut misalnya dengan menjelaskan karakteritik dari setiap konsep. Bila peserta didik hrus menguasai keterampilan tertentu, maka bimbinglah dengan cara menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menguasai keterampilan tersebut.

f.  Menampilkan kinerja (Elicit Performance/Practice)

Untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki kemampuan yang diharapkan, maka mintalah peserta didik untuk menampilkan kemampuannya dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh guru. Misalnya apabila ingin mengetahui kemampuan informasi verbal peserta didik maka berikan peserta didik pertanyaan-pertanyaan yang dapat diukur tingkat penguasaannya atau bila ingin mengetahui keterampilan peserta didik maka mintalah peserta didik untuk melakukan tindakan tertentu. Jawaban yang diberikan peserta didik hendaklah sesuai dengan kemampuan yang diminta dalam tujuan pembelajaran. 

g. Memberikan umpan balik (Provide Feedback)

Memberikan umpan balik merupakan fase yang terpenting. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, umpan balik diberikan secara informatif dengan cara memberikan keterangan tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai peserta didik. Misalnya jelaskan jawaban peserta didik yang sudah benar dan yang perlu dilengkapi atau yang perlu dipelajari kembali oleh peserta didik dengan cara “sudah baik”, “pelajari kembali”, atau “lengkapi”, dan lain-lain.

h.  Menilai kinerja (Assess Performance)

Merupakan peristiwa pembelajaran yang berfungsi menilai apakah peserta didik sudah mencapai tujuan atau belum. Untuk itu perlu dibuat alat penilaian yang konsisten dengan tujuan dan diharapkan mampu mengukur tingkat pencapaian belajar peserta didik.

i.  Meningkatkan retensi/ingatan dan transfer pengetahuan (Enhance Retention and Transfer)

Guru perlu memberikan latihan-latihan dalam berbagai situasi agar dapat menjamin bahwa peserta didiknyanya dapat mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja diperlukan.

Secara skematis sembilan peristiwa pembelajaran oleh Gagne di atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 





Sumber. Suyono dan  Hariyanto. 2011.  Belajar  dan  Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar