Dampak Hambatan Anak Dengan Hambatan Motorik Tunadaksa



Dengan keterbatasan gerak dan mobilitas yang dimiliki An ak Dengan Hamb a t a n Motorik sehingga berdampak pada kelangsungan hidupnya. Adapun yang menjadi dampak bagi Anak Dengan Hambatan Motorik adalah sebagai berikut:

1). Dampak Aspek Akademik

Pada  umumnya  tingkat  kecerdasan  Anak  Dengan  Hambatan  Motorik yang mengalami kelainan pada sistem otot dan rangka adalah normal, sedangkan Anak Dengan Hambatan Motorik yang mengalami kelainan pada sistem cerebral, tingkat  kecerdasannya  berentang  mulai  dari tingkat sangat rendah sampai dengan  sangat  tinggi.  Hardman  (1990)  mengemukakan  bahwa 45 % anak Cerebral Palsy mengalami keterbelakangan mental, 35 % mempunyai tingkat kecerdasan normal dan di atas normal. Sisanya berkecerdasan sedikit di bawah rata-rata. Artinya, anak Cerebral Palsy yang kelainannya berat, tidak berarti kecerdasannya rendah.

Selain tingkat kecerdasan yang bervariasi anak Cerebral Palsy juga mengalami kelainan  persepsi, kognisi, dan simbolisasi. Kelainan persepsi terjadi karena saraf penghubung dan jaringan saraf ke otak mengalami kerusakan sehingga proses persepsi yang dimulai dari stimulus lalu diteruskan ke otak oleh saraf sensoris, kemudian ke otak (yang bertugas menerima dan menafsirkan serta menganalisis) mengalami gangguan. Kemampuan kognisi terbatas karena adanya kerusakan otak sehingga mengganggu fu ngsi kecerdasan, peng liha t an , pendengaran, bicara, rabaan dan bahasa, serta akhirnya anak tersebut tidak dapat mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang terjadi terus menerus melalui persepsi dengan menggunakan media sensori (indera). Gangguan pada simbolisasi disebabkan oleh adanya kesulitan dalam menerjemahkan apa yang didengar dan dilihat. Kelainan yang kompeks ini akan mempengaruhi prestasi akademik Anak Dengan Hambatan Motorik.

2). Dampak Sosial/Emosional

Dampak Sosial/Emosional Anak Dengan Hamb atan Motorik bermula dari konsep diri Anak Dengan Hambatan Motorik yang merasa dirinya cacat, tidak berguna , dan menjadi beban orang lain yang dapat mengakibatkan malas belajar, dan perilaku salah suai lainnya. Kegiatan jasmani yang tidak dapat dilakukan oleh Anak Dengan Hambatan Motorik dapat mengakibatkan timbulnya problem emosi, seperti mudah tersinggung,  mudah marah, rendah diri, pemalu, menyendiri, kurang dapat bergaul, dan frustasi. Problem emosi seperti itu, banyak ditemuka n pada Anak Dengan Hambatan Motorik dengan gangguan cerebral. oleh sebab itu, tidak jarang dari mereka tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

3). Dampak Fisik/Kesehatan

Dampak  Fisik/Kesehatan  Anak  Dengan  Hambatan  Motorik  biasa nya  selain mengalami cacat tubuh adalah kecenderungan mengalami gangguan lain, seperti sakit gigi, berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, gangguan bicara dan lain-lain. Kelainan tambahan itu banyak ditemukan pada Anak Dengan Hambatan 

Motorik sistem cerebral. Gangguan bicara disebabkan oleh kelainan motorik alat bicara (kaku atau lumpuh), seperti lidah, bibir, dan rahang sehingga mengganggu pembentukan artikulasi yang benar. Akibatnya, bicaranya tidak daapat dipahami orang lain dan diucapkan dengan susah payah. Mereka juga mengalami aphasia sensoris, artinya ketidakmampuan bicara karena organ reseptor anak terga ng g u fungsinya, dan aphasia motorik, yaitu mampu menangkap informasi dari lingkungan sekitarnya melalui indera pendengaran, tetapi tidak dapat mengemukakannya lagi secara lisan.

Anak Cerebral Palsy mengalami kerusakan pada pyramidal tract dan extrapyramidal yang berfungsi mengatur sistem motorik. Tidak heran mereka mengalami kekakuan, gangguan keseimbangan, gerakan tidak dapat dikendalikan, dan susah berpindah tempat. Dilihat dari aktivitas motorik, intensitas gangguannya dikelompokkan atas hiperaktif yang menunjukkan sikap pendiam, gerakan lamban, dan kurang merespon rangsangan yang diberikan; dan tidak ada koordinasi, seperti waktu berjalan kaku, sulit melakukan kegiatan yang membutuhkan integrasi gerak yang lebih halus, seperti menulis, menggambar dan menari.

Progsus Bagi Anak dengan Hambatan Motorik

Program kebutuhan khusus bagi anak dengan hambatan motorik   yaitu pengembangan diri dan gerak. Pengembangan diri dan gerak adalah merupakan segala usaha, bantuan yang berupa bimbingan, latihan, secara terencana dan terprogram terhadap peserta didik tunadaksa, dalam rangka membangun diri baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, sehingga ter wujudnya kemampuan   mengurus   diri,  menolong   diri,  merawat   diri,  dan  mobilisasi (bergerak-berpindah  tempat)  dalam  kehidupan  sehari-hari baik di keluarga maupun di dimasyarakat secara memadai.

Fungsi dari pengembangan diri dan gerak untuk peserta didik tunada ksa adalah sebagai berikut: a). Mengembangkan kemampuan anggota badan yang mengalami kesulitan bergerak agar dapat berfungsi secara opt ima l, b ) . Mengembangkan dan melatih peserta didik secara berkesinambungan agar mampu  mengatasi  kebutuhan  hidupnya,  c). Membina peserta  didik agar memahami dan menyadari hubungan antara guru/pelatih dengan pribadinya agar terjalin kontak atau hubungan secara harmonis, d). Mengembangkan gerak otot serasi, sehat, dan kuat sehingga  mampu  melakukan  gerakan sesuai dengan fungsinya, dan e). Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari -hari.

Adapun  tujuan pengembangan  diri dan gerak bagi anak dengan hambatan motorik untuk:

a. Mengembangkan kemampuan anggota badan yang mengalami kesulita n bergerak agar dapat berfungsi secara optimal

b. Mengembangkan dan melatih peserta didik secara berkesinambungan agar mampu mengatasi kebutuhan hidupnya

c. Membina peserta didik agar memahami dan menyadari hubungan antara guru/pelatih dengan pribadinya agar ter jalin kontak atau hubungan secara harmonis.

d. Mengembangkan  gerak  otot  serasi,  sehat,  dan  kuat  sehingga  mampu melakukan gerakan sesuai dengan fungsinya

e. Mampu  menyesuaikan  diri  dengan  lingkungan  dan  mampu  mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.



Sumber Utama : Dr. Irah Kasirah, M.Pd . 2019. Modul 5 PPG Progam Studi PLB, Pendidikan Anak Dengan Hambatan Motorik, Kemendikbud.


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar