Fiil Mudhari Beri’rab Nasab dan Tanda I’rabnya Materi Pendidikan Profesi Guru /PPG Bahasa Arab


 .  

Fiil Mudhari Beri’rab Nasab dan Tanda I’rabnya Materi Pendidikan Profesi Guru /PPG Bahasa Arab

❖  Amil  (Partikel)  yang  Menashabkan Fiil  Mudhari  (Verba Arab imperfek modus subjungtif) dan fungsinya

Fiil  mudhari (verba Arab  imperfek) dihukumi  ber i’rab nashab (modus subjungtif) apabila fiil  tersebut didahului atau dimasuki  amil  (partikel) nashab. Amil (partikel) tersebut menurut Ghalayaini (1987) dan Al-Khairain (2008) ada empat, yaitu: (1) Lan, (2) Kay, (3) Idzan, dan (4) An. Keempat amil (partikel) ini, adalah amil (partikel) yang menashabkan fiil mudhari dengan sendirinya (tanshib al-mudhari binafsiha), sedangkan ada beberapa amil  (partikel) lain  yang  menashabkan fiil  mudhari dengan perantaraan “an” yang tersimpan di dalamnya ( tansib al-mudhari bi an al- mudhmarah),  yaitu: (1)  Lam  Al-Juhud,  (2)  Hatta,(3) Aw,  (4) Fa’  Al- Sababiyah, dan (5) Wawu Al-Ma’iyyah (Al-Khairain, 2008). Penjabaran masing-masing amil  (partikel), beserta fungsi, dan contohnya sebagai berikut. 

a. Lan   نل

Amil (partikel) ini disebut partikel nashab, nafy, dan istiqbal, yaitu partikel yang berfungsi menashabk ankan fiil mudhari, serta untuk meniadakan peristiwa  yang  akan  datang. Partikel  ini  tidak  memiliki  fungsi  untuk menguatkan (ta’k id atau ta’yid) proses peniadaan peristiwa (nafy) tersebut, akan tetapi proses penguatan itu disebabkan oleh faktor pemaknaan yang dipahami dari luar konteks (dilalah k harijiyyah). Contoh; “Lan atajawwaj Fathimah”  ةمطاف  جوزتأ  نل

b. Kay  يك

Amil (partikel) ini disebut partikel nashab, istiqbal, dan mashdariyah, yaitu partikel yang menashabkan fiil mudhari, serta berfungsi untuk menjadikan fiil mudhari yang berada setelahnya (yang ia masuki) tersebut bisa ditakwil mashdar (mashdar muawwal), seperti contoh berikut, “ji’tu lik ay atallam” , ملعتأ يكل تئج kalimat tersebut ditakwilkan sama seperti kalimat “ji’tu lita’allam”   ملعتلل  تئج

c. Idzan   نذإ

Amil (partikel) ini disebut partikel nashab, istiqbal, jawab, dan jaza, yaitu partikel yang berfungsi menashabkan fiil  mudhari, serta kalimat yang terletak setelah “idzan” (menjadi jawaban (jawab) dari kalimat sebelumnya, serta menjadi balasan (jaza)  dari isi  kandungan (pesan) dari kalimat sebelumnya. Contoh; “Idzan ukarrimuka”  كمركأ نذإ

d. An   نأ

Amil (partikel) ini disebut partikel nashab, istiqbal, dan mashdariyah, yaitu partikel yang menashabkan fiil mudhari, serta berfungsi untuk menjadikan fiil mudhari yang berada setelahnya (yang ia masuki) tersebut bisa ditakwil mashdar  (mashdar  muawwal).  Seperti  contoh  berikut,”An  tata’allamu k hairullakum”  مكل ريخ  اوملعتت  نأ  kalimat tersebut ditakwilkan sama seperti kalimat “ta’allamuk um k hairullakum”  مكل ريخ مكملعتت

Sedangkan lima amil (partikel) lain yang menashabkan fiil mudhari dengan perantaraan “an” yang tersimpan didalamnya (tansib al-mudhari bi an al- mudhmarah) akan dijelaskan secara singkat beserta fungsi dan contohnya berdasarkan pendapat  Al-Khairain  (2008)  dan  Fuad  Nikmah  (2001). Penjabarannya sebagai berikut.

➢  Lam Al-Juhud  دوحجلا ملا

Amil (partikel) ini adalah partikel “lam” yang menashabhkan fiil mudhari yang berfungsi untuk pengingkaran, amil (partikel) ini terletak setelah kalimat  yang berpola nafy (meniadakan), baik  nafy  berupa fiil  madhi maupun fiil mudhari. Contoh penggunaan “lam al-juhud” dalam kalimat: “Ma  k aanallahu liyuadzibahum wa  Anta  fiihim”  dan  “Lam  yak unillah liyaghfira lahum”

➢  Hatta  ىتح

Amil (partikel) ini adalah partikel “hatta” yang merupakan partikel jar (harf al-jar) yang menashabkan fiil mudhari yang berfungsi untuk menyatakan alasan atau menunjukkan tujuan. Contoh penggunaanya sebagai: “Wa zulziluu hatta yaquula arrasulu” dan “Jahid hatta tashila ila maa tushibu ilaihi”

➢  Aw  وأ

Amil (partikel) ini adalah partikel athaf yang yang menashabkan fiil mudhari yang berfungsi untuk dua hal, yaitu: (1) mengandung makna partikel “hatta” dan (2) mengandung makna partikel “illa an” Contoh: “Li alzimunak a aw taqhdhiniy haqqiy”

➢  Fa’ Al-Sababiyah  ةيببسلا ءاف

Amil (partikel) ini adalah partikel “fa” yang menashabkan fiil mudhari yang menunjukkan  bahwa   kalimat   sebelum  partikel  tersebut  merupakan penyebab  dari  adanya  kalimat  setelah  partikel  “ fa”  tersebut.  Dalam penggunaannya, partikel ini bisa berfungsi untuk menashabkan fiil mudhari jika memenuhi dua persyaratan, yaitu: (1) kalimat yang berada sebelum partikel “fa”  adalah kalimat berpola  nafy (meniadakan), seperti: “maa ta’tiina fatahdatsana”, (2) kalimat yang berada sebelum partikel “fa” adalah kalimat berpola thalab, contoh: “Robbi wafiqni fa’mal shalihan”

➢  Wawu Al-Ma’iyyah   ةيعملا واو

Amil (partikel) ini adalah partikel “waw”  yang menashabkan fiil mudhari yang menunjukkan arti beserta/bersama/dengan atau “ma’a”. Dalam penggunaannya, partikel ini bisa berfungsi untuk menashabkan fiil mudhari jika memenuhi dua persyaratan, yaitu: (1) kalimat yang berada sebelum partikel “waw”  adalah kalimat berpola nafy (meniadakan), seperti: “lam anshah bisyain wa  uk halifahu”, dan (2) kalimat yang berada sebelum partikel “waw” adalah kalimat berpola thalab, seprti: “Uqobil wa ahsin ilaik”

❖  Tanda I’rab Nashab pada Fiil Mudhari

Tanda i’rab nashab pada fiil mudhari (desinens modus subjungtif pada verba Arab imperfek) adalah dua yaitu: (1) fathah, dan (2) hadzf al-nun (membuang nun) (Fuad Nikmah,  2001). Penjelasan kedua tanda i’rab nashab tersebut sebagai berikut.

a. Fathah

Fathah sebagai tanda i’rab nashab pada fiil mudhari terbagi menjadi dua, yaitu: (1)  fathah  dzahirah (fathah yang tampak/jelas), dan (2)  fathah muqaddarah (fathah yang tidak tampak/diperkirakan). Pertama; fathah dzahirah (fathah yang tampak/jelas) menjadi tanda i’rab nashab pada fiil mudhari yang shahih akhir, seperti: بهذي نل fiil mudhari yang mu’tal akhir dan huruf akhirnya adalah "waw" seperti:  وكشي نل , dan fiil mudhari yang mu’tal ak hir dan huruf akhirnya adalah "ya” seperti:  يمري نل .Kedua; fathah muqaddarah (fathah yang tidak tampak/diperkirakan) menjadi tanda i’rab nashab pada fiil mudhari yang mu’tal ak hir dan huruf akhirnya adalah “alif” seperti: ىضري نل

b. Hadzf al-nun

Hadzf al-nun (membuang nun) sebagai tanda i’rab nashab terdapat pada al-af’al  al-k hamsah,  yaitu  fiil  mudhari  yang  diakhiri  dengan  dhamir tatsniyah,   seperti:   “yadhabani”/”tadzhabani”   “waw    jamak ”,   seperti:

”yadzhabuuna”/”tadzhabuuna”  atau  “ya  almuannats  al-muk hathabah”, seperti: “tadzahbiina”. Apabila didahului salah satu amil (partikel) nashab maka tanda nashabnya dengan membuang huruf nun-nya. Contoh: “Lan tadzhabuu”




Sumber: Modul Pendidikan Profesi Guru Modul 4. Kitabah (Menulis) Penulis: Ali Ma’sum, S.Pd., M.A

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar