Fiil Mudhari Beri’rab Rafa dan Tanda I’rabnya Materi Pendidikan Profesi Guru /PPG Bahasa Arab


 

Fiil Mudhari Beri’rab Rafa dan Tanda I’rabnya

❖  Pengertian Fiil Mudhari (Verba Arab Imperfek)

Pada pembelajaran ini akan dijelaskan tentang fiil mudhari beri’rab rafa dan tanda i’rabnya (verba Arab imperfek modus indikatif dan desinensnya). Pemaparan tentang sub-bab ini meliputi: (1) Pengertian fiil mudhari (verba Arab imperfek), (2) Ciri-ciri fiil mudhari (verba Arab imperfek), dan (3) Fiil mudhari (verba Arab imperfek) yang mu’rab dan mabni, (4) I’rab rafa pada fiil mudhari (modus indikatif pada verba Arab imperfek), dan (5) Tanda i’rab rafa pada fiil mudhari (desinens modus indikatif pada verba Arab imperfek). 

Fiil mudhari (verba Arab imperfek) menurut Ghalayaini (1987) dalam “Jami’ Al-Durus Al-Arabiyah”-nya adalah:

“Sesuatu (kata) yang menunjukkan arti pada dirinya sendiri disertai dengan menunjukkan waktu atau zaman yang “sedang” dan “akan” terjadi, seperti kata: (yaji‟u, yajtahidu, dan yata‟allamu)”

Menurut Haris  (2018), fiil  mudhari adalah  fiil  yang  menunjukkan arti pekerjaan yang “sedang” atau “akan” dikerjakan. Jadi zaman untuk fiil mudhari adalah zaman hal (sedang) atau istiqbal (akan). 

Sedangkan   menurut   Al-Khairain   (2008),   dalam   bukunya   “Audhah AlManahij Fi Mu‟jam Qawa‟id Al-Lughah Al-„Arabiyah”, dikatakan:

“Sesuatu (kata) yang menunjukkan arti suatu kejadian/peristiwa disertai dengan  menunjukkan waktu  atau zaman  pada saat  pembicaraan itu sedang berlangsung (hal) atau setelahnya (istiqbal)”

❖  Ciri-ciri Fiil Mudhari (Verba Arab Imperfek)

Ciri-ciri yang  membedakan antara  fiil  mudhari (verba Arab  imperfek) dengan yang lainnya menurut para ahli sebagai berikut. Umam  (1995) menukil “nadham maqsud” serta menjelaskannya sebagai berikut:

“Maksud dari bait di atas adalah hendaknya diberi tanda atau dibedakan dari fiil madhi dan fiil amar dengan salah satu huruf mudhara’ah yang empat, yaitu: 

(1) Nun, untuk kata ganti orang pertama jamak , 

(2) Hamzah untuk kata ganti orang pertama tunggal, 

(3) Ta, untuk kata ganti orang kedua laki-laki dan perempuan, baik tunggal, tatsniyah, maupun jamak, dan kata ganti orang ketiga perempuan tunggal dan tatsniyah , dan 

(4) Ya, untuk kata ganti orang ketiga laki-laki, baik tunggal,  tatsniyah, maupun jamak dan kata ganti orang ketiga perempuan dalam bentuk jamak .

❖  Fiil Mudhari (Verba Arab imperfek) Yang Mabni dan Mu’rab

Fiil mudhari (verba Arab imperfek) ada yang mabni dan mu’rab  (Haris, 2018). Fiil mudhari yang mabni adalah fiil mudhari yang harakat huruf akhirnya tidak dapat berubah-rubah meskipun dimasuki oleh salah satu amil (partikel) mukhatabah maupun jazm. Amil (partikel) adalah sesuatu yang memaksa  kata  (kalimah) yang dimasukinya  untuk tunduk pada kemauannya. Sedangkan ma’mul adalah kata (kalimah) yang dipaksa oleh amil untuk tunduk kepada kemauannya. Fiil mudhari memiliki dua bentuk mabni, yaitu: (1) Mabni fathah, yaitu fiil mudhari yang bertemu dengan nun taukid, Sedangkan fiil mudhari yang mu’rab adalah fiil mudhari yang harakat huruf akhirnya bisa berubah-rubah sesuai dengan amil (partikel) yang memasukinya. Fiil mudhari yang mu’rab adalah fiil mudhari yang tidak bertemu  dengan  nun  tauk id  dan  nun  niswah   (seperti  keterangan sebelumnya). Ketika  fiil  mudhari dikatakan mu’rab,  maka  fiil  tersebut memiliki  tiga  kemungkinan hukum  i‟rab,  yaitu: (1)  i’rab  rafa (modus indikatif), yaitu ketika tidak bertemu atau dimasuki salah satu amil (partikel) nashab dan jazm

❖  I’rab Rafa pada Fiil Mudhari (Modus indikatif Pada Verba Arab imperfek)

Fiil mudhari beri’rab rafa (modus indikatif) adalah ketika fiil tersebut tidak bertemu atau dimasuki salah satu amil (partikel) nashab dan jazm, seperti: “yadhrib” Haris, 2018). Ghalayaini (1987) juga mengungkapkan bahwa fiil mudhari itu dihukumi rafa apabila fiil tersebut tidak bertemu dengan amil (partikel) nashab dan jazm, oleh karena itu hukum rafa-nya fiil mudhari itu karena ketiadaan amil (partikel) nashab dan jazm yang masuk kepadanya.

Lebih lanjut Ghalayaini (1987) menegaskan bahwa  amil (partikel) yang membuat  fiil  mudhari beri’rab  rafa  adalah  al-tajarrud (ketiadaan amil nashab dan jazm yang memasukinya) itu sendiri. Al-Tajarrud inilah yang membuat fiil mudhari harus dihukumi rafa. Al-Tajarrud ini disebut sebagai amil (partikel) yang bersifat ma’nawi  (tidak dilafalkan). Hal ini berbeda dengan amil (partikel) nashab dan jazm yang masuk kepada fiil mudhari yaitu amil (partikel) yang bersifat lafdzi, karena dilafalkan dan ada lafalnya.

❖  Tanda I’rab Rafa pada Fiil Mudhari (Desinens Modus indikatif Pada Verba Arab imperfek)

Tanda i’rab rafa pada fiil mudhari (desinens modus indikatif pada verba Arab imperfek) adalah dua yaitu: (1) dhammah, dan (2) tsubuth al-nun (menetapkan nun) (Fuad Nikmah, 2001). Penjelasan kedua tanda i’rab rafa tersebut sebagai berikut.

a.   Dhammah

Dhammah sebagai tanda I’rab rafa pada fiil mudhari terbagi menjadi dua, yaitu: (1)  dhammah  dzahirah (dhammah  yang tampak/jelas), dan  (2) dhammah muqaddarah (dhammah yang tidak tampak/diperkirakan). Pertama; dhammah dzahirah (dhammah yang tampak/jelas) menjadi tanda i’rab rafa pada fiil mudhari yang shahih akhir, yaitu fiil mudhari yang huruf akhirnya bukan huruf illat (alif, wawu, dan ya), seperti: “yadzhabu”, Kedua; dhammah muqaddarah (dhammah yang tidak tampak/diperkirakan) menjadi tanda i’rab rafa  pada fiil mudhari yang mu’tal  ak hir, yaitu fiil mudhari yang huruf akhirnya adalah huruf illat (alif, wawu, dan ya), seperti: “yardho”, “yasykuu”, dan “yarmi”. 

b. Tsubut al-nun (Menetapkan Nun)

Tsubut al-nun (menetapkan nun) sebagai tanda i’rab rafa terdapat pada al- af’al al-k hamsah, yaitu fiil mudhari yang diakhiri dengan “dhamir tatsniyah”, seperti:     “yadhabani”/”tadzhabani”     atau     “waw     jamak ‟,     seperti: “yadzhabuuna”/”tadzahbuuna”  atau  “ya  al-muannats  al-muk hathabah”, seperti: “tadzhabiina”



Sumber: Modul Pendidikan Profesi Guru Modul 4. Kitabah (Menulis) Penulis: Ali Ma’sum, S.Pd., M.A.
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar