Identifikasi dan Asesmen Autisme pada Individu


Identifikasi dan Asesmen Autisme pada Individu

a. Identifikasi

Istilah identifikasi dan asesmen sering dipergunakan secara bergantian. Namun pada dasarnya identifikasi berbeda dengan asesmen. Identifikasi mer upakan tahapan awal yang masih bersifat global/kasar dari asesmen yang lebih rinci dan detail. Tujuan dari identifikasi dan asesmen juga berbeda berkaitan dengan kompetensi dan profesionalisme.

Identifikasi merupakan proses penjaringan seawal mungkin yang dilakukan oleh orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya terhadap individu yang mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, intelektual, sosial, emosional/ tingkah laku) dalam rangka pemberian  layanan pendidikan yang sesuai. Hasil dari identifikasi adalah ditemukannya anak-anak berkebutuhan khusus yang perlu mendapatkan  layanan  pendidikan  khusus, dalam hal ini adalah anak -anak dengan autisme.

Silahkan  baca lampiran  yang ada di halaman setelah daftar pustaka pada Kegiatan  Belajar  1 ini yang merupakan kriteria untuk Gangguan Spektrum Autisme menurut DSM-IV, yang bisa dijadikan sebagai dasar melakukan identifikasi apakah individu yang dicurigai, memiliki autisme atau tidak. Sedangkan menurut DSM 5, silahkan baca lampiran berikutnya untuk memahami kriteria autisme.

b. Asesmen

Asesmen adalah sebuah proses penilaian dan evaluasi yang komprehensif yang dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh seorang peserta didik baik yang bersifat kekuatan maupun kelemahan. Hasil data yang diperoleh dari proses asesmen akan disimpulkan yang bisa dijadikan rujukan bagi berbagai profesional dalam rangka menegakkan diagnosis yang berhubungan dengan kebutuhan khusus seorang siswa atau peserta didik. Asesmen merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar. Bagi seorang guru, asesmen merupakan landasan pertama dalam menentukan setiap pembelajaran yang bermakna yang akan diberikan terutama bagi anak berkebutuhan khusus. Instrumen asesmen yang baik akan memberikan data dan informasi yang diperlukan oleh guru dalam penentuan proses pembelajaran.

Asesmen dalam pendidikan luar biasa adalah suatu proses yang komprehensip untuk menentukan kekuatan dan kebutuhan khusus yang dimiliki oleh seorang anak  dan  untuk  menentukan  apakah  seorang  anak b erhak mendapatkan layanan pendidikan khusus (Pierangelo & Giuliani, 2008). Asesmen ini adalah sebuah proses dalam mengumpulkan data tentang siswa untuk tujuan pembuatan keputusan. Swanson dan Watson (1989 dalam Pierangelo & Giuliani, 2008)) menyatakan bahwa asesmen bisa dipandang sebagai proses pemecahan masalah yang melibatkan berbagai macam cara dalam mengumpulkan data tentang siswa. 

Mengapa  asesmen  itu penting? Menurut TEACCH Center (2006) asesmen sangat penting karena hasil data yang telah disimpulkan dari proses asesmen bisa meningkatkan kemudahan dalam pengembangan rencana perlakuan yan g efektif dan sesuai dengan individu. Kemudian hasil dari asesmen juga memberikan informasi kepada kita tentang tingkat kemampuan anak pada saat ini dan juga menentukan aspek perilaku yang mungkin bisa diubah pada anak . Demikian juga dengan sumber pembelajaran yang dapat menunjang perubahan kearah yang lebih baik bagi anak bisa ditentukan  setelah  adanya  proses asesmen. Dan yang terakhir mengapa asesmen itu penting adalah bahwa kita sebagai guru bisa mengurangi jumlah kesalahan yang mungkin terjadi dalam sebuah proses pembelajaran.

Beberapa hal yang diases pada anak adalah intelegensi, kemampuan berbahasa atau komunikasi, kemampuan persepsi, perhatian, pencapaian akademik, tingkah laku, emosi dan perkembangan sosial. Pada area intelegensi, asesmen lebih banyak dilakukan oleh psikolog dengan tes psikologinya. Sementara guru mengases area intelegensi melalui kemampuan berkomunikasi atau berbahasa, pencapaian akademik, tingk ah laku, emosi dan perkembangan sosial yang ditunjukkan oleh siswa dalam kesehariannya baik di dalam maupun  di luar kelas. Namun  perlu diingat bahwa proses asesmen bukan hanya sekedar tes tetapi ditunjang dengan kegiatan observasi, wawancara, portofolio dan lain sebagainya. Tes hanyalah salah satu cara untuk melakukan asesmen.

Ada berbagai macam tujuan melakukan  asesmen.  Dalam hal ini asesmen digunakan untuk pengembangan Individual Education Plan atau program pembelajaran  yang diindividualisasikan  (PPI)  dan penempatan  murid pada kelas yang sesuai dengan kemampuan atau kekuatan dan kebutuhan khususnya. Sebagai tambahan asesmen bisa juga digunakan untuk merencanakan proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa asesmen adalah suatu proses yang sistematis dalam upaya mencari hambatan perkembangan dan belajar, serta kelebihan/potensi individu guna dijadikan bahan dalam penyusunan program pembelajaran dan kompensatoris sesuai dengan kebutuhannya 


Sumber Utama : Suprihatin, Ed.D dan Leliana Lianty, M.Pd. 2019.  Modul 6 Pendidikan Anak Dengan Autisme Dan Kesulitan Belajar Spesifik. Kemdikbud


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar