Karakteristik dan Klasifikasi Anak dengan Kesulitan Belajar



Karakteristik Anak dengan Kesulitan Belajar Spesifik

Bagi guru pengetahuan mengenai karakteristik anak kesulitan belajar sangat penting agar dapat memberikan layanan pendidikan melalui penerapan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.

Menurut Clement dalam Hallahan dan Kauffman ada beberapa ciri yang sering dijumpai pada anak kesulitan belajar, yaitu: 1) hiperaktif, 2)gangguan presepsi motorik, 3) emosi yang labil, 4) kurangnya koordinasi, 5) gangguan perhatian , 6 ) impulsif,  7)  gangguan  memori  dan  berpikir,  8)  kesulitan  pada  akademik (membca, menulis, berhitung), 9) kesulitan dalam menyimak. Namun semua ciri ini tidak selalu ditemukan pada anak yang mengalami kesulitan belajar, adakalanya hanya beberapa ciri yang tampak.

Bersumber dari berbagai literatur diantaranya Benton & O’brian, Westwood, Reid & Ortiz, Lerner, dan Lovitt dapat disimpulkan karakteristik anak kesulitan belajar dikelompokkan sebagai berikut:

a. Kesulitan dalam pemusatan perhatian dan hiperaktifitas.

Mempertahankan perhatian merupakan aspek yang penting untuk keberha s ilan dalam belajar, dan merupakan aktivitas yang tidak sederhana. Ada tiga aspek penting dari perhatian, yaitu: kemampuan menyelesaikan tugas, kemampuan mempertahankan  fokus,  dan  kemampuan  untuk  mengidentifik asi  informasi penting dan bermakna. Anak kesulitan belajar memiliki kesulitan dalam ketiga aspek tersebut. Seringkali anak kesulitan belajar mengabaikan informasi yang relevan, mengabaikan tugas yang harus dikerjakan dan mudah teralihkan.

b. Kesulitan dalam mengingat (memory) dan berpikir

c. Kesulitan dalam Persepsi dan koordinasi d. Kesulitan dalam penyesuaian diri 

Klasifikasi Anak dengan Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar mempengaruhi satu atau lebih proses penerimaan dan pengolahan informasi yang berkaitan den gan bidang akademik maupun kesulitan yang  berhubungan  dengan  perkembangan.  Kesulitan  belajar  dalam bidang akademik dan perkembangan memerlukan program pembelajaran yang berbeda- beda.

Kesulitan belajar menurut Mark Selikowitz dibagi menjadi dua kelompok kes ulitan belajar, yaitu kelompok pertama kesulitan dalam kemampuan dasar akademik diantaranya membaca (dyslexia), menulis (dysgraphia), mengeja (spelling), berhitung (diskalkulia) dan bahasa (aphasia), sedangkan kelompok kedua antara lain kesulitan pada kemampuan organisasi, mengontrol perilaku, kemampuan sosial, dan kemampuan koordinasi.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Lovitt dalam Mulyono Abdurrahman  bahwa  kesulitan  belajar  dapat  diklasifikasikan  ke  dalam dua kelompok yaitu kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan yang mencakup hambatan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi dan kesulitan  dalam penyesuaian  sosial. Kelompok kedua yang berhubungan dalam bidang akademik yang termanifestasikan dalam kegagalan dalam prestasi akademik, yaitu kegagalan yang mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis dan berhitung.

Berdasarkan  penjelasan  di atas, dapat disimpulkan  bahwa kesulitan belajar dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok, yaitu kesulitan belajar ber dasarkan aspek perkembangan dan kesulitan belajar dalam bidang akademik. Kesulitan belajar yang berdasarkan aspek perkembangan meliputi: kesulitan dalam memusatkan  perhatian  dan  kontrol  perilaku,  kesulitan  perseptual -motorik, kesulitan dalam organisasi, dan kesulitan dalam bahasa dan komunikasi. Sedangkan kesulitan belajar akademik meliputi: kesulitan membaca (dyslexia), kesulitan menulis (dysgraphia), dan kesulitan matematika (diskalkulia).




Sumber Utama : Suprihatin, Ed.D dan Leliana Lianty, M.Pd. 2019.  Modul 6

Pendidikan Anak Dengan Autisme Dan Kesulitan Belajar Spesifik . Kemdikbud


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar