Pengembangan Kebugaran Jasmani


 a.   Konsep Komponen Kebugaran Jasmani Terkait Kesehatan

Komponen-komponen kebugaran jasmani adalah kata benda abstrak yang rasa keberadaannya  di   dalam  tubuh   kita   nyata,  tetapi  wujudnya  hanya  bisa dibayangkan. Komponen-komponen kebugaran jasmani adalah faktor penentu derajat kondisi setiap individu. Seseorang dikatakan bugar jika mampu melakukan segala aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa mengalami hambatan yang berarti, dan dapat melakukan tugas berikutnya dengan segera.

Pengelompokan jenis komponen kebugaran jasmani banyak sekali ragam dan perbedaanya, akan sangat tergantung dari sudut pandang mana jenis dan pengelompokan tersebut disusun, tinjauan ilmiah yang digunakan, serta atas maksud dan kegunaan apa pengelompokan jenis tersebut akan digunakan. Cara pembeda inilah yang disebut cara pembeda ilmiah yang mendasarkan tinjauan dari sisi ontology, epistimologi, dan aksiologi sebuah ilmu.

Pengelompokan komponen kebugaran jasmani seperti yang tersebut dalam Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Jasmani yang disusun oleh Wahjoedi (1994), adalah: 

(1) Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan (physical fitness related health) dan 

(2) Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan (physical fitness related skill). Pada pembagian ini bagian yang pertama terdiri dari daya tahan jantung dan paru-paru (cardiorespiratory), kekuatan (strength), daya tahan otot (muscle endurance), kelentukan (flexibility), dan komposisi tubuh (body composition).

Pada bagian yang kedua (physical fitness related skill) terdiri dari; kecepatan (speed), kelincahan (agility), daya ledak (explosive power), keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination). Selain dari bagaian ini disebut juga kemampuan memanipulasi suatu obyek yaitu ketepatan (accuracy).

Komponen kebugaran jasmani terkait dengan kesehatan dapat dijelaskan pengertiannya sebagai berikut:

1) Daya Tahan (Cardiorespiratory and Muscle Endurance)

Daya tahan (cardiorespiratory and muscle endurance) adalah kemampuan jantung untuk memompa darah dan paru-paru untuk melakukan respirasi (exhale dan inhale) dan kerja kontraksi otot dalam waktu yang lama secara terus menerus tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan segara pulih asal dalam waktu yang singkat. Klasifikasi daya tahan: 

a) Daya tahan aerobik/aerobic endurance; sistem pengerahan energi (menghirup, menyalurkan, dan menggunakan untuk kontraksi otot) dengan menggunakan oksigen. Kebugaran aerobik dibutuhkan oleh siapapun yang melakukan aktivitas dalam waktu yang lama dan terus menerus, lebih khusus lagi bagi peserta didik yang diarahkan untuk mengambil spesialisi cabang olahraga atletik nomor lari jarak menengah hingga marathon. Tingkat kebugaran aerobik dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan, jenis kelamin, usia, lemak tubuh, tingkat aktivitas.

b) Daya tahan anaerobik/anaerobic endurance; adalah merupakan istilah untuk menyebut cara kerja otot dalam waktu yang relatif singkat tanpa menggunakan oksigen. Kerja  otot/kontraksi otot  timbul  dari  pemecahan ATP  (adenosine triphosphate) di dalam otot yang bersumber dari gula darah dan gula otot. Pemecahan ATP ini menimbulkan energi dan ADP (adenosine diposphate), ADP yang ditambah PC (posphocreatine) di dalam otot akan menjadi ATP yang baru. Pembakaran dalam sistem energi yang tidak sempurna akan menyisakan asam laktat, jika asam laktat ini menumpuk terlalu banyak di dalam otot, mengakibatkan kelelahan yang amat sangat dan rasa pegal, bahkan bisa menyebabkan kram  otot.  Asam  laktat  tidak  selalu  merugikan,  sebab  jika menyatu dengan oksigen, asam laktat akan kembali menjadi sumber energi hingga terurai secara tuntas dan keluar menjadi carbon diokside melalui proses pengeluaran nafas, dan ion-ion hidrogen melalui pengeluaran keringat. Untuk mempercepat proses peleburan asam laktat ini diperlukan pengguncangan (shaking), dan bisa dilakukan dengan lari-lari kecil (joging) dalam waktu 15 – 20 menit sesuai dengan tingkat penumpukan.

2) Kekuatan (Strength).

Kekuatan  (strength);  adalah  kemampuan  tubuh  mengerahkan  tenaga  untuk menahan beban yang diberikan. Klasifikasi strength adalah:

a) Kekuatan  maksimum  (maximum  strength);  kekuatan  ini  memiliki  ciri  jika seseorang hanya mampu mengangkat sekali saja beban yang diberikan dan tidak mampu mengangkat lagi tanpa beristirahat terlebih dahulu, atau dalam istilah kebugaran biasa disebut sebagai 1 RM (1 repetition maximum). Pengetahuan  mengenai  1  RM  ini  akan  sangat  membantu  untuk  dapat mengembangkan   tipe   kekuatan   yang   lainnya   (kekuatan   yang   cepat (elastic/speed strength) dan daya tahan kekuatan (strength endurance).

b) Kekuatan yang cepat (elastic/speed strength); tipe kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang  mampu  mengangkat beban  dalam  jumlah  yang  besar  dengan segera (dalam satuan waktu yang  kecil). Dalam istilah yang  lebih umum kecepatan ini dapat juga disebut daya ledak (explosive power).

3) Daya Tahan Kekuatan (Strength Endurance); 

tipe kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang mampu mengangkat beban dalam jumlah yang besar berulang- ulang dalam waktu yang lama.

4) Komposisi Tubuh.

Komposisi tubuh adalah perbandingan jumlah lemak yang terkandung di dalam tubuh dengan berat badan seseorang. Kandungan lemak yang berlebihan akan mengakibatkan terdesaknya organ tubuh yang lainnya sehingga mengganggu kinerja organ tersebut. Namun lemak tak jenuh yang mudah diurai juga merupakan sumber energi ketika karbohidrat dan cadangan glukosa dan glikogen sudah habis dipakai.

5) Kelentukan (Flexibility).

Kelentukan (flexibility) adalah kemampuan tubuh untuk menggunakan otot dan persendian dengan rentang yang luas. Kelentukan terdiri dari kelentukan dinamis dan kelentukan statis.

b.   Bentuk-bentuk  Latihan   Kebugaran  Jasmani   yang   Terkait   dengan Kesehatan

Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan gerak peserta didik SD, menurut Wall dan Murray (1994) dapat dilakukan latihan melalui aktivitas: (1) menari (dance), (2) permainan (game), dan (3) senam (gymnastic). Kemudian Ateng (1992) menyatakan bahwa penyajian pembelajaran olahraga di SD sebaiknya dilaksanakan melalui bentuk permainan karena bermain merupakan dunianya anak-anak. Dimana menurut Monks dkk. (1989) menyatakan bahwa usia SD adalah usia masa kanak-kanak. 

Masih menurut Ateng (1992) dunia SD adalah dunia bermain sehingga penyajian dalam pembelajaran pendidikan jasmaninya haruslah dalam bentuk permainan. Permainan berperan sebagai kendaraan pertama untuk memperlajari diri sendiri dan dunia sekitarnya. Melalui permainan, individual atau kelompok, aktif atau diam, anak-anak mengembangkan pemahaman dasar dari dunia tempat mereka hidup.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PJOK dan olahraga di Sekolah Dasar harus dikemas secara lengkap dengan memperhatikan aspek gerak melalui permainan, karena dunia anak adalah dunia bermain. Kaitannya dengan pengembangan kebugaran jasmani, guru harus mampu mendesain model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik.

Berikut beberapa contoh bentuk-bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan:

1) Latihan Kekuatan

a) Latihan Kekuatan otot lengan

Bentuk latihan kekuatan otot lengan secara sederhana melalui permainan antara lain sebagai berikut :

(1)  Nama Permainan: Siapa Cepat Berdiri 

Cara melakukannya adalah sebagai berikut : 

(a)  Jumlah pemain               : tidak terbatas 

(b)  Alat yang di gunakan      : Tanpa alat

(c)  Tempat                           : di dalam atau di luar ruangan

(2)  Aturan Permainan

(a)  Semua peserta didik dibariskan di sisi panjang lapangan

(b)  Tidak boleh ada yang bergerak sebelum ada aba-aba dari guru, peserta didik yang bergerak duluan sebelum ada aba-aba dianggap gugur.

(c)  Peserta  didik  yang  berdiri  paling  duluan  merupakan  pemenang  dalam permainan ini. 

(d)  Peserta didik yang pertama berdiri diberi kepercayaan untuk mengawasi dan menentukan pemenang dalam permainan selanjutnya, sampai ditemukan peserta didik yang paling akhir berdiri.

(3)  Cara Bermain

(a)  Semua peserta didik bersiap-siap di pinggir lapangan dengan posisi siap merangkak.

(b)  Setelah ada aba-aba dari guru semua peserta didik merangkak dari sisi yang satu menuju sisi yang lainnya.

(c)  Di tengah-tengah perjalanan bila mendengar tanda yang dibunyikan oleh guru, maka peserta didik harus segera berdiri.

(d)  Peserta didik yang berdiri lebih dulu dinyatakan sebagai pemenang dalam permainan ini.

(e)  Permainan terus diulang-ulang sesuai kebutuhan.

(f)   Peserta didik yang kalah menerima hukuman sesuai kesepakatan.

b) Latihan Kekuatan Otot Kaki

Bentuk-bentuk latihan  kekuatan otot  kaki  secara  sederhana dapat  dilakukan melalui permainan.

(1)  Nama Permainan: Perlombaan Naik Kuda

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

(a)  Jumlah pemain: tidak terbatas

(b)  Alat yang di gunakan      : tanpa alat

(c)  Tempat                           : di lapangan olahraga

(d)  Susunan kelas                : lihat gambar

(2)  Aturan Permainan

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

(a) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dengan jumlah anggota kelompok yang sama.

(b)  Aba-aba dilakukan dua kali, apabila ada kuda yang berlari sebelum ada aba- aba dari guru maka dinyatakan gugur.

(c)  Jarak tempuh masing-masing lintasan ± 30 meter. 

(d)  Kuda yang keluar lintasan dinyatakan gugur.

(e)  Apabila joki terjatuh dari kudanya maka kelompok tersebut dinyatakan gugur. 

(f)   Pemenangnya  ditentukan  kuda  terakhir  pada  masing-masing  kelompok menyentuh garis finish.

c) Latihan Kekuatan otot lengan, perut, dan kaki

Secara sederhana dapat dilakukan melalui permainan berikut.

(1)  Perlombaan Gerobak Dorong

Cara melakukannya sebagai berikut:

(a)  Jumlah pemain               : tidak terbatas

(b)  Alat yang di gunakan      : tanpa alat

(c)  Tujuan permainan           : untuk melatih kekuatan otot tangan, perut, dan kaki, kerjasama

(d)  Tempat                           :  di  bangsal  senam,  atau  di  halaman,  atau  di lapangan

(2)  Aturan Permainan

(a)  Semua peserta didik saling berpasangan, yang tidak kebagian pasangan bertugas menjadi juri membantu guru mengawasi permainan.

(b)  Aba-aba dilakukan dua kali

(c)  Pasangan yang bergerak lebih dulu sebelum ada aba-aba akan mendapatkan peringatan dari guru, kalau    mengulangi hal yang sama maka pasangan tersebut akan didiskualifikasi (dianggap gugur)

(d)  Jarak tempuh pada masing-masing lintasannya ± 10 meter. 

(e)  Gerobak yang keluar lintasan dinyatakan gugur.

(f)   Pemenangnya ditentukan oleh gerobak yang pertama menyentuh garis finish.

(3)  Cara Bermain

(a)  Guru menyiapkan 4 lintasan permainan dengan jarak lintasannya ± 10 meter. 

(b)  Masing-masing pasangan bersiap-siap dibelakang garis start, pada tiap-tiap lintasan.

(c)  Pada aba-aba yang pertama peserta didik yang bertindak sebagai pemilik gerobak memegang pergelangan kedua kaki peserta didik yang berperan sebagai gerobak. 

(d)  Aba-aba kedua gerobak segera bergerak dengan cara merangkak/berjalan menggunakan kedua tangan sementara kedua kaki dipegang sama pemilik gerobak.

(e)  Selanjutnya gerobak bergerak menuju garis finish yang sudah ditentukan, setelah sampai digaris finish maka segera tukar posisi, yang semula bertindak sebagai gerobak sekarang menjadi pemilik gerobak dan sebaliknya. Kemudian tanpa menunggu aba-aba lagi segera berlari menuju garis start pertama yang sekarang akan dijadikan garis finish.

(f)   Permainan terus dilanjutkan pada pasangan berikutnya.

(g)  Setelah itu dilombakan lagi pasangan yang menang dengan pasangan yang menang sampai menemukan pasangan yang tidak pernah kalah, dan pasangan itulah pemenangnya.

(h)  Pemenang dalam permainan ini akan mendapatkan hadiah.

c.  Konsep Komponen Kebugaran Jasmani Terkait Keterampilan

Komponen-komponen kebugaran jasmani telah  dijelaskan sebelumnya. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai komponen-komponen kebugaran jasmani terkait dengan keterampilan:

1) Kecepatan (Speed).

Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan tubuh dan menggerakkan anggota tubuh menempuh jarak tertentu dalam satu satuan waktu yang singkat. Tipe kecepatan, yaitu:

a) Kecepatan  siklis,  jika  pergerakan  merupakan  pengulangan  satu  bentuk keterampilan yang sama, biasanya digunakan untuk menempuh jarak tertentu dalam waktu yang kecil, contoh dari keterampilan tersebut adalah berlari, berenang, dan bersepeda

b) Kecepatan asiklis, jika pergerakan merupakan bentuk keterampilan yang berbeda-beda dan berubah-ubah sesuai dengan tujuan dari keterampilan tersebut, biasanya digunakan dalam permainan dan penggunaan berbagai peralatan. Keterampilan dilakukan dalam waktu yang kecil

c) Kecepatan  reaksi,  jika  pergerakan  dilakukan  sebagai  tanggapan  atas rangsang yang diberikan dan dilakukan dengan segera. Contoh mudah dari kecepatan tipe ini adalah tendangan balasan pada olahraga pencak silat (tarung).

2) Kelincahan.

Kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk merubah-ubah posisi tubuh dan mengatasi rintangan dengan dalam waktu yang singkat. Kelincahan ini merupakan perpaduan dari unsur kelentukan dan kecepatan, bahkan kekuatan.

3) Keseimbangan.

Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi dalam satu titik yang diinginkan. Keseimbangan secara biomekanis sangat dipengaruhi oleh luasnya bidang tumpu, ketinggian pusat masa tubuh, serta koefisien gesek antara tubuh dengan bidang tubuh.   Namun di sisi lain juga dipengaruhi oleh kinerja sistem syaraf dan panca indera. Tipe dari keseimbangan adalah keseimbangan statis dan dinamis.

4) Koordinasi (Coordination).

Koordinasi (coordination) adalah kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh secara bersamaan dengan padu padan. Kemampuan koordinasi sangat mendukung penguasaan keterampilan dasar gerak. Koordinasi meliputi mata – tangan, mata - kaki, tangan – kaki, mata – tangan - kaki, telinga – mata – kaki, dan seterusnya.

Selain pengelompokan jenis kebugaran tadi, juga ada pengelompokan lainnya yang  dikemukakan oleh Johnson dan  kawan-kawan dalam yaitu; 1.  Medical fitness, 2. Functional fitness dan 3. Motor fitness.

d.  Bentuk-bentuk  Latihan   Kebugaran  Jasmani   yang   Terkait   dengan Keterampilan

Berikut beberapa contoh bentuk-bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan: 

1) Latihan Keseimbangan

Latihan keseimbangan adalah bentuk sikap badan dalam keadaan seimbang, baik pada saat berdiri, duduk, maupun jongkok.   Macam-macam bentuk latihan keseimbangan tubuh adalah sebagai berikut:

a)   Latihan keseimbangan berdiri bangau 

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

(1)  Sikap permulaan berdiri tegak rileks.

(2)  Salah satu kaki diangkat dengan posisi tangan dipegang secara berlawanan

(jika yang diangkat kaki kanan tangan kiri yang memegang). 

(3)  Tangan kanan diluruskan ke samping.

(4)  Lakukan latihan ini 8 kali hitungan dan kembali ke sikap awal


b)  Latihan keseimbangan dalam sikap kapal terbang

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

(1)  Berdiri  tegak  rileks  dengan  posisi  kaki  dirapatkan  dan  kedua  tangan direntangkan lurus ke samping.

(2)  Kemudian bungkukkan badan sambil meluruskan salah satu kaki kiri atau kanan ke arah belakang.

(3)  Arah pandangan lurus ke depan dan pertahankan gerakan ini selama 8 kali hitungan.

2) Latihan Kelenturan

a) Bentuk-bentuk latihan kelenturan

(1)  Latihan kelentukan pergelangan tangan

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(a)  Pautkan jari-jari tangan satu sama lain putar telapak tangan menjauhi tubuh, luruskan lengan-lengan dan regangkan selama 3 detik.
(b)  Tekan  telapak  tangan  bersamaan  dan  regangkan  pergelangan  tangan, pertahankan selama 3 detik.
(c)  Tekan punggung tangan bersamaan dan regangkan pergelangan tangan, pertahankan selama 3 detik.

(2)  Latihan kelentukan siku

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

(a)  Lakukan gerakan ektensi dan fleksikan tiap siku. 
(b)  Pertahankan setiap posisi selama 3 detik.

(3)  Latihan kelentukan bahu

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
(a)  Silangkan lengan-lengan di  depan tubuh dan  genggam bahu-bahu yang berlawanan. Buat topangan regangan dan tahan selama 3 detik.
(b)  Letakkan siku kanan di belakang kepala dan gunakan tangan kiri untuk membuat topangan regangan. Tahan 3 detik dan ulangi dengan siku kiri.
(c)  Letakkan satu tangan di atas kepala dan di ban, buat topangan regangan dan tahan 3 detik serta ulangi dengan sisi yang lain.

(4)  Latihan kelentukan leher

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

(a)  Letakkan kepala di atas bahu kiri dan pertahankan selama 3 detik. (b)  Letakkan dagu ke bahu kiri, pertahankan selama 3 detik.
(c)  Putar gau ke bahu kiri dan pertahankan selama 3 detik. (d)  Putar dagu ke bahu kanan, pertahankan selama 3 detik. 
(e)  Tarik kepala sejauh mungkin ke depan dan letakkan dagu di atas dada, pertahankan selama 3 detik.
(f) Tarik kepala sejauh mungkin ke belakang, sentuhkan belakang kepala ke bahu, pertahankan selama 3 detik.

(5)  Latihan kelentukan batang tubuh

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(a)  Tangan-tangan di atas pinggang dan bengkokkan ke samping dan tahan selama 3 detik setiap sisi. Lakukan 3 sampai 5 kali setiap sisi.
(b)  Kedua tangan berjabatan (kedua telapak tangan rapat) dan lengan-lengan di atas kepala, bengkokkan ke samping dan tahan selama 3 detik tiap sisi.
Lakukan 3 sampai 5 kali tiap sisi.

(6)  Latihan kelentukan tungkai dan punggung (Sikap berdiri atau mengangkang) 
Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
(a)  Capailah bawah kanan, pertahankan selama 3 detik. 
(b)  Capailah bawah kiri, pertahankan selama 3 detik.
(c)  Capailah bawah tengah, pertahankan selama 3 detik. 
(d)  Ulangi masing-masing latihan sebanyak 3 kali. 

(7)  Latihan kelentukan tungkai dan punggung (Sikap berdiri lurus) 

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
(a)  Posisi duduk jongkok, pertahankan selama 1 detik. 
(b)  Posisi bungkuk, pertahankan selama 3 detik.
(c)  Ulangi masing-masing latihan sebnayak 3 kali. 
(d)  Posisi cium lutut sebanyak 3 kali.
(e)  Ulangi posisi cium lutut sebanyak 3 kali

(8)  Latihan kelentukan punggung

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

(a)  Lengkungkan punggung, pertahankan selama 3 detik.
 (b)  Bulatkan punggung, pertahankan selama 3 detik.
(c)  Skala lutut kanan, pertahankan selama 3 detik.
 (d)  Skala lutut kiri, pertahankan selama 3 detik.
(e)  Duduk berlutut dan dahi di lantai, pertahankan selama 3 detik. 
(f)   Lengkungkan naik, pertahankan selama 3 detik.
(g)  Ke depan, pertahankan selama 3 detik.
(h)  Lengkungkan naik, lutut dibengkokkan, pertahankan selama 3 detik.


3) Latihan Kecepatan

a) Kecepatan reaksi

Hampir semua cabang olahraga memerlukan kecepatan, untuk melatih kecepatan dapat dilakukan melalui permainan sebagai berikut:
(1) Nama Permainan: Membuat Kelompok

Cara melakukannya sebagai berikut: 
(a)  Jumlah pemain   : Tidak terbatas
(b)  Alat yang digunakan       : Tanpa alat

(c)  Tujuan permainan           : Untuk melatih reaksi dan sosialisasi

(d)  Tempat                           : Halaman sekolah atau ruangan olahraga

(e)  Susunan kelas                : Peserta didik membuat sebuah lingkaran


(2) Aturan Permainan:

(a)  Semua peserta didik harus terlibat dalam permainan ini

(b)  Posisi guru boleh ditengah-tengah atau di luar lingkaran

(c)  Peserta didik tidak boleh bergerak sebelum ada aba-aba dari guru baik tepukan atau bunyi pluit
(d)  Peserta  didik  yang  tidak  mendapatkan  kelompok  mendapat  hukuman berdasarkan kesepakatan semua peserta didik dan guru 

(3) Cara bermain

(a)  Guru menjelaskan pada peserta didik didik bahwa mereka akan mengambil bagian dalam suatu permainan yang menuntut mereka untuk berfikir dan bertindak cepat.
(b)  Guru memulai permainan dengan menjelaskan bahwa jika ia meneriakkan angka tertentu, seketika itu pula para peserta didik harus secepat mungkin membuat kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan oleh guru.
(c)  Seluruh peserta didik berada dalam ruangan atau lapangan dan berpencar di sepanjang pinggir lapangan sambil berjalan atau berlari-lari kecil, sambil mendengarkan aba-aba yang akan diberikan oleh guru. Aba-aba ini berupa angka yang harus diteriakkan oleh guru dengan keras dan lantang agar semua peserta didik dapat mendengar aba-aba yang diberikan.
(d)  Angka harus disebutkan dengan cepat, dan para peserta didik harus bergerak dengan cepat untuk membentuk kelompoknya sesuai dengan angka yang disebutkan oleh guru.
(e)  Peserta didik yang tidak mendapatkan kelompok akan menerima hukuman sesuai kespakatan.

4) Latihan Kecepatan Reaksi

Latihan kecepatan reaksi dapat dilakukan dengan metode pertandingan, untuk mencapai  waktu  yang  secepat-cepatnya dalam  mereaksi  suatu  rangsangan. Bentuk-bentuk latihan tersebut antara lain:

a) Nama permainan: “Hitam Hijau”

b) Cara bermain:

(1)  Mereaksi aba-aba/kode-kode lebih dari dua macam dan harus dikerjakan secepat-cepatnya.
(2)  Latihan dengan lemparan bola sebanyak mungkin dalam waktu tertentu. 
(3)  Bertanding lari sebenarnya, dengan aba-aba start pistol atau peluit. 

5) Latihan Kelincahan, koordinasi, dan reaksi

a) Latihan Kelincahan, koordinasi, dan reaksi dengan permainan

(1)  Nama Permainan: Ular Makan Ekornya Cara melakukannya adalah sebagai berikut : 
(a)  Jumlah pemain: tidak terbatas
(b)  Alat yang di gunakan: tanpa alat
(c)  Tempat: di bangsal senam, atau di halaman, atau di lapangan

(2)  Aturan Permainan
(a)  Peserta didik dibagi dalam 4 kelompok dengan formasi berbanjar
(b)  Setiap kelompok dibagi dalam 3 peran yang berbeda, yaitu: peserta didik yang berada paling depan bertindak sebagai kepala ular, bagian tengah anggota kelompok bertugas sebagai badan ular, dan paling belakang dari kelompok bertindak sebagai ekor ular.
(c)  Peserta  didik  dibarisan  kedua  sampai  belakang  harus  memegang perut temannya.
(d)  Kelompok yang terlepas pegangannya dinyatakan kalah.
(e)  Pemenang ditentukan oleh kelompok yang pertama menyentuh ekor ular.
(f) Kelompok yang melakukan kecurangan dinyatakan kalah dan diberi hukuman sesuai kesepakatan.

(3)  Cara Bermain
(a)  Semua peserta didik bersiap-siap berbanjar ke  belakang sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan.
(b)  Setelah ada aba-aba dari guru semua kelompok bergerak untuk memulai permainan. Kepala ular berusaha menyentuh ekor ular, sementara ekor ular harus sebisa mungkin menghindar dari kepala ular.
(c)  Badan ular meliuk-liuk mengikuti gerakan kepal ular atau ekor ular. (d)  Ekor ular yang tertangkap oleh kepala ular dinyatakan kalah.
(e)  Kelompok yang paling pertama ekor ularnya dimakan oleh kepala ular maka kelompok tersebut dinyatakan sebagai pemenang.
(f) Kelompok yang paling akhir ekornya dimakan oleh kepalanya maka kelompok tersebut mendapatkan hukuman sesuai kesepakatan.
(g)  Ulangi permainan ini dengan berganti peran.



Sumber. Warsito, Sugito Adi., Zulkarnaen, Imam., Setiawati, Dewi., 2019. Pengembangan Materi Bola Besar/Kecil, Beladiri, dan PKJ 1., Filosofi Penjas 1., Pengembangan Materi PHS, Aktivitas Air, dan Senam., Filosofi Penjas 2 dan Gerak Berirama., Kelompok Kompetensi A, B, dan C, Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar