Wawancara / Interview ( Pengertian, Fungsi , dan Kelebihan dan Kekurangan Wawancara / Interview)


Wawancara / Interview ( Pengertian, Fungsi , dan Kelebihan dan Kekurangan Wawancara / Interview)

a.  Pengertian Wawancara / Interview 

Interview dipandang sebagai teknik pengumpulan data dengan cara tanya- jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Pada umumnya interview dilakukan oleh dua orang atau lebih, satu  pihak sebagai pencari data (interviewer) pihak yang lain sebagai sumber data (interviewee) dengan memanfaatkan saluran- saluran komunikasi secara wajar dan lancar.

Sebagai pemburu informasi, interviewer mengajukan pertanyaan- pertanyaan, menilai jawaban-jawaban, meminta penjelasan, melakukan paraprase, mencatat atau mengingat-ingat jawaban, dan melakukan penggalian keterangan lebih dalam   jawaban- jawaban dari  interviewee. Di  sisi lain, sebagai informan atau sumber data, interviewee menjawab pertanyaan- pertanyan, memberikan  penjelasan-penjelasan, dan  kadang-kadang  juga membalas mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada interviewer. Adanya dua pihak yang kedudukannya tidak sama itu menjadi pembeda antara metode interview dengan diskusi. Hubungan antara interviewer dengan interviewee adalah hubungan sepihak, bukan hubungan yang timbal balik.

Gall dkk. (2003: 222) membandingkan interviewew dengan kuesioner, interview berisi pertanyaan pertanyaan lisan yang ditanyakan oleh interviwer (penanya) dan dijawab oleh interviwi (yang ditanya), sedang kuesioner dalam bentuk tertulis; intervieu berhubungan dengan manusia secara individual, namun demikian dalam perkembangannya juga bisa dilakukan untuk kelompok, sedang pada kuesioner untuk responden dalam jumlah banyak; responden dalam  interview  menjawab dalam  bahasa  mereka sendiri, sedang dalam kuesioner jawaban responden kadang sudah disiapkan oleh peneliti; interview bisa dimanfaatkan untuk menggali tentang keyakinan, sikap, dan pengalaman interviwi secara mendalam, sedang kuesioner hanya bersifat kulit luar.

b)  Fungsi Wawancara / Interview


Meskipun metode ini dipandang kurang tepat untuk meneliti reaksi- reaksi seseorang dalam bentuk perbuatan, namun dipandang tepat untuk meneliti aksi-rekasi orang dalam bentuk pembicaraan ketika tanya-jawab sedang berlangsung. Sutrisno Hadi (2004, II) memandang interview sebagai metode yang baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, dan proyeksi seseorang tentang masa depannya. Metode ini dipandang baik untuk menggali masa lalu seseorang serta rahasia-rahasia kehidupannya. Interview dipandang sebagai metode tanya-jawab untuk menyelidiki pengalaman, perasaan, motif, serta motivasi rakyat. Bagi interviewer yang mahir, interview bisa dimanfaatkan sekaligus untuk mengecek kebenaran jawaban-jawaban yang diberikan oleh interviewee.

Interview bisa difungsikan sebagai metode primer, metode pelengkap, dan sebagai kriterium. Bila interview dijadikan sebagai satu-satu alat pengumpul data, atau sebagai metode utama dalam pengumpulan data, maka metode ini berfungsi sebagai metode primer. Sebaliknya jika ia difungsikan sebagai alat untuk mengumpulkan data yang tidak bisa dilakukan dengan metode lain,  maka  posisinya pada  kasus  ini  adalah  sebagai  metode pelengkap. Namun demikian, pada saat-saat tertentu, metode interview juga digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan data yang telah diperoleh dengan cara lain seperti metode tes, kuesioner, dan sebagainya, dalam kasus seperti ini metode interview difungsikan sebagai batu-pengukur atau kriterium.

Jika  metode  ini  digunakan sebagai  kriterium, maka  interview harus dilakukan dengan penuh ketelitian, tidak tergesa-gesa, dan dengan persiapan yang matang. Sebab pengecekan kebenaran dan kemantapan suatu datum bukanlah sekedar untuk memenuhi persyaratan formal metodologis, melainkan mendasarkan pada prinsip hakiki dari suatu penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk menghasilkan temuan ilmiah. Namun demikian tidak berarti bahwa fungsi yang satu lebih tinggi dari fungsi yang lain, sebagai metode primer ia mengemban tugas yang amat penting, sebagai metode pelengkap ia menjadi sumber informasi yang sangat berharga. Bertolak dari tiga fungsi ini, maka metode interview dipandang sebagai metode yang serba guna.

c)  Kelebihan dan Kekurangan Wawancara / Interview


Hadi (2004) dan Gall (2003: 222-23) mencatat beberapa kelebihan dan kekurangan interview --sebagai metode pengumpul data – disarikan berikut:

Kelebihan interview

➢   Sebagai  salah  satu  metode  yang  terbaik  untuk  menilai keadaan pribadi. Bila dibandingkan dengan metode observasi, metode ini lebih mampu mengungkap gejala- gejala psikis yang mendasari perilaku individu yang nampak seperti motiv-motiv, perasaan, pemahaman, persepsi, dan proyeksi seseorang tentang masa depannya.

➢   Tidak dibatasi oleh tingkatan umur dan tingkatan pendidikan subyek yang sedang diselidiki. Terhadap individu usia berapapun, asal ia mampu berbicara dan mampu memahami pertanyaan yang diajukan interviewee, maka intervieu bisa dilakukan. Namun demikian dalam kedaan tertentu (misal : interviewee katakutan karena berhadapan dengan orang asing, atau tidak memahami bahasa yang digunakan interviewer, maka bisa dimanfaatkan pendamping yang bisa membantu menciptakan rasa  aman bagi  interviewee dan sekaligus penterjemah.

➢ Dalam riset-riset sosial, metode ini hampir tidak bisa ditinggalkan sebagai metode pelengkap, bahkan dalam beberapa kasus difungsikan sebagai metode utama (primer). Hal  ini  adalah  sangat wajar,  mengingat dalam  penelitian sosial lazim mengungkap masalah-masalah yang berhubungan dengan tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, dan proyeksi seseorang tentang masa depannya. Sedang yang lebih mengetahui tentang hal tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, dan proyeksi seseorang seseorang adalah orang itu sendiri.

➢   Dengan unsur fleksibelitas/keluwesan yang dikandungnya, ia cocok sekali untuk digunakan sebagai alat verivikasi (kriterium) terhadap data yang diperoleh dengan cara observasi, kuesioner dan lain-lain. Metode ini bisa digunakan kepada interviewee yang masih buta huruf, dewasa, dan atau kanak-kanak. Di  samping itu,  metode  ini  bisa  digunakan sekaligus untuk mengecek kebenaran jawaban interviewee dengan mengajukan pertanyaan lebih jauh, mengamati bahasa tubuh dan atau realitas yang ada pada subyek yang diinterview. Misal : seorang interviewee dengan pakaian bersih dan rapi, ketika ditanya mengaku sebagai Guru BK sebuah perguruan tinggi terkenal di  suatu pripinsi, tetapi ketika ditanya fakultas, jurusan, dan angkatan tahun berapa dia tidak bisa menjawab. Belakangan diketahui ternyata ia seorang karyawan pabrik yang sedang di-PHK, sementara sedang mencari pekerjaan.

➢   Dapat diselengarakan sambil mengadakan observasi. Tidak semua data bisa digali dengan metode observasi, misalnya seorang guru BK melakukan observasi di depan pintu gerbang untuk mengetahui siapa-siapa di antara siswa yang rajin dan siapa pula sering terlambat sekolah. Sekedar untuk mengetahui siapa-siapa yang rajin dan terlambat datang ke sekolah bisa dilakukan dengan cara observasi, tetapi ketika ingin mengetahui mengapa ia terlambat atau mengapa pula ada siswa yang rajin, maka perlu digali dengan metode observasi.

Kekurangan Interview


➢   Tidak   cukup   efisien,   karena   penggunaan   metode   ini membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih banyak. Untuk mengatasi kelemahan ini bisa dilakukan penambahan jumlah  interviewer yang  terlatih,  dan  pedoman observasi yang mudah digunakan.

➢   Tergantung pada kesediaan, kemampuan, dan waktu yang tepat dari interviwi, sehingga informasi tidak dapat diperoleh dengan seteliti-telitinya. Untuk mengatasi kelemahan ini, maka diseyogiakan sebelum melakukan interview kepada
pihak tertentu dilakukan kesepakatan terlebih dahulu tentang materi interview, tempat dan waktu. Dengan demikian diharapkan kedatangan interviewer bisa disambut dengan baik lantaran sudah ada kesepakatan sebelumnya.

➢   Jalan dan isi wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan sekitar yang memberikan tekanan-tekanan yang mengganggu. Untuk mengatasi masalah ini, guru BK atau peneliti bisa memeberi tahukan sebelumnya tentang maksud  dan  tujuan  interview,  dan  menjelaskan pula  arti pentingnya informasi yang disampaikan oleh interviewer.

➢ Membutuhkan interviewer yang benar-benar menguasai bahasa interviewee. Bagi orang-orang yang masih ”asing” amat sulit    menggunakan   interview    sebagai    metode penelitian.  Untuk  mengatasi  masalah  ini,  maka  dalam penambahan anggota peneliti  seyogianya memperhatikan penguasaan  bahasa  dan  budaya  masyarakat  di  mana  interviewee hidup dan dibesarkan.

➢   Jika pendekatan ”sahabat-karib” dilaksanakan untuk meneliti masyarakat yang sangat hetrogen, maka diperlukan interviewer yang cukup banyak. Misalnya jika masyarakat yang   diteliti   dari   bebeberapa   kelompok   yang   saling
bertentangan, maka diperlukan interviewer yang masing- masing melayani satu golongan. Untuk mengatasi masalah ini, diseyogiakan interviewer lebih adaptable terhadap hal-hal yang  bersifat  khas  pada  interviewer, kemudian berupaya sekuat tenaga untuk menghormatinya.

➢   Sulit untuk menciptakan situasi yang terstandar sehingga kehadiran interviwer tidak mempengaruhi responden dalam memberikan jawaban. Di sisi lain, dalam interview sulit dihindari responden tidak mencantumkan jati dirinya, atau
responden harus mencantumkan identitasnya untuk kepentingan analisis dan laporan hasil interview. Untuk mengatasi kelemahan ini, diseyogiakan agar interviewer menciptakan hubugan baik sebelumnya agar interviwi merasa aman, dan jika dipandang mengganggu sebaiknya identitas  responden dalam  laporan  diubah  dengan  nama samaran, meski identitas aslinya tetap harus disimpan oleh interviewer.


sumber :

Isrofin, Binti. 2019. Modul 1 Asesmen Kebutuhan Peserta Didik dan Sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

jangan lupa menyelipkan link web ini juga :)

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar