Objek Kajian Sosiologi dan Gejala Sosial


Objek Kajian Sosiologi dan Gejala Sosial

a. Objek Kajian Sosiologi

Seperti  halnya  dengan  ilmu  pengetahuan  lainnya  yang  mempunyai  obyek sebagai  kajian,  maka  sosiologi  pun  juga  mempunyai  obyek  sebagai  kajian. Obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat (Soekanto, 2006: 22).

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama di suatu wilayah dan membentuk sebuah sistem, baik semi terbuka maupun semi tertutup,  dimana  interaksi  yang  terjadi  di  dalamnya  adalah  antara  individu- individu yang ada di kelompok tersebut.

Adapun masyarakat itu sendiri pada dasarnya dapat dicirikan dengan beberapa hal sebagai berikut:

1)  Masyarakat nerupakan manusia yang hidup bersama

2)  Bercampur atau tinggal untuk waktu yang cukup lama

3)  Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan

4)  Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.

Orang yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte menyebutkan bahwa ilmu yang mempelajari masyarakat adalah sosiologi. Sosiologi mempelajari social static dan social dynamic dari masyarakat. Social static analog dengan struktur sosial, sedangkan social dynamic analog dengan interaksi social (perubahan sosial).

Menurut  Durkheim  (dalam  Ritzer,  2012:  53-58),  sosiologi  adalah  ilmu  yang secara ilmiah mengkaji fakta sosial. Dalam kehidupan sehari-hari ada kekuatan di luar kita yang memaksa kita untuk mematuhinya. Kekuatan itulah yang oleh Durkheim disebut dengan fakta sosial. Fakta sosial tidak hanya bersifat material, seperti   arsitektur,   birokrasi,   dan   hukum.   Namun,   juga   mengkaji   aspek nonmaterial, seperti agama dan norma-norma sosial. Dalam pandangan Durkheim, segala peristiwa sosial hanya bisa dijelaskan melalui fakta social.

Menurut Weber, sosiologi adalah ilmu yang berhubungan dengan pemahaman interpretatif terhadap tindakan sosial. Tidak semua tindakan  yang dilakukan individu dikategorikan sebagai tindakan sosial. Menurut Weber, tindakan sosial adalah  tindakan  yang  dilakukan  oleh  seseorang  yang  diorientasikan  kepada orang   lain   dan   tindakan   tersebut   mempunyai   makna   subjektif.   Weber menawarkan metode verstehen, yaitu metode (cara) untuk mengumpulkan data atau informasi yang berhubungan dengan tindakan sosial (Ritzer, 2012: 46).

Menurut Herbert Mead, sosiologi memfokuskan pada  kajian  interaksi sosial yang menggunakan simbol-simbol yang memiliki makna. Simbol merupakan sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan oleh orang yang mempergunakan simbol itu. Interaksi sosial tidak lain adalah saling menafsirkan nilai atau makna dari masing-masing simbol. 

Herbert Blumer juga memfokuskan pada interaksi sosial. Menurut Blumer (Ritzer, 2012: 96-98), bahwa manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai sesuatu tersebut  baginya.  Makna  yang  dipunyai  sesuatu  berasal  atau  muncul  dari interaksi sosial.

Peter L. Berger (1985) juga mengungkapkan bahwa produk dari sosiologi adalah para pemikir yang senantiasa peka dan kritis terhadap realitas sosial. Realitas merupakan potret kehidupan masyarakat yang benar-benar terjadi di lingkungan sosial dan biasanya justru berlawanan dengan apa yang digambarkan sebagai dalam berbagai narasi sebagai masyarakat yang ideal.

b.   Gejala Sosial

Gejala sosial (social symptom) menjadi salah satu bahasan penting dalam ilmu sosial, khususnya di dalam ilmu sosiologi. Gejala sosial bahkan menjadi objek kajian sosiologi. Selain menjadi objek kajian, gejala sosial dipengaruhi pula dengan pergerakan yang ada dalam masyarakat yang bergerak dinamis dan berubah-ubah.

Gejala  sosial  adalah  hasil  interaksi  sosial  antarmanusia  dalam  masyarakat. Gejala sosial dapat sesuai harapan masyarakat dan tidak sèsuai harapan masyarakat. Oleh karena itu, setiap gejala sosial dapat berdampak positif atau negatif bagi masyarakat.

Pitirim A. Sorokin. Menurutnya, definisi gejala sosial adalah hubungan timbal balik gejala sosial dan gejala nonsosial yang terjadi karena hubungan yang ada di dalam masyarakat. Gejala sosial ini menurutnya terbagi menjadi 4, yaitu gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral.

1)      Faktor Penyebab Gejala Sosial

Faktor penyebab gejala sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gejala sosial akibat pengaruh heterogenitas sosial, penyimpangan sosial, dan perubahan sosial. Faktor penyebab tersebut penjelasannya adalah sebagai berikut.

a)  Heterogenitas Sosial 

Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat heterogen. Heterogenitas dalam masyarakat ditandai adanya perbedaan, balk secara horizontal maupun vertikal. Oleh karena itu, muncul gejala sosial seperti stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Sebagai contoh  gejala  sosial akibat pengaruh heterogenitas sosial adalah tentang ras, agama, suku bangsa, dan profesi.

b)  Penyimpangan Sosial

Penyimpangan sosial merupakan perbuatan yang melanggar aturan dan norma sosial dalam masyarakat. Penyimpangan sosial dapat memunculkan berbagal gejala sosial di antaranya pergeseran peran, kenakalan remaja, kriminalitas, dan penyimpangan seksual.

c)  Perubahan SosiaI

Perubahan   sosial   dalam   masyarakat   berkaitan   dengan   perubahan perilaku,  nilai,  dan  norma  yang  menjadi  pedoman  masyarakat.  OIeh karena itu, muncul gejala sosial dalam masyarakat seperti globalisasi, western isasi, modernisasi, hedonisme, culture shock, culture lag, konsumerisme, industrialisasi, dan dekadensi moral.

d)   Faktor Kultural dan Faktor Struktural

Faktor kultural adalah nilai yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan masyarakat atau komunitas. Beberapa contoh gejala sosial menurut faktor kultural antara lain kemiskinan, gotong royong. Sedangkan faktor struktural adalah sebuah keadaan yang menjadi pengaruh struktur yang  disusun  oleh  pola  tertentu.  Faktor  ini  dapat  dilihat  dari  pola hubungan sesama individu dan kelompoknya terjalin  dalam lingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi oleh faktor struktural antara lain seperti penyuluhan sosial, interaksi sesama individu dan lain sebagainya.

2)      Dampak Gejala Sosial

Gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat berdampak positif dan negatif. Dampak tersebut bergantung pada sikap masyarakat dalam  menghadapinya. Secara umum, gejala sosial dalam masyarakat menimbulkan dampak negatif. 

Penjelasan  mengenai  dampak  negatif  dalam  gelaja  sosial  adalah  sebagai berikut:

a)  Terjadi ketidakteraturan sosial dalam masyarakat. 

b)  Penyimpangan sosial semakin meningkat.

c)  Terjadi kerusakan lingkungan alam. 

d)  Terjadi masalah kependudukan.

e)  Konflik sosial meningkat. 

f)   Dekadensi moral.

Adapun dampak positif yang ada di dalam gejala sosial masyarakat sebagai berikut;

a)  Kualitas pendidikan masyarakat meningkat. 

b)  Masyarakat semakin maju dan produktif.

c)  Timbulnya rasa toleransi. 

d)  Kesetaraan gender.

Contoh mengenai gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat, misalnya saja adalah perkembangan teknologi yang semakin maju pada akhirnya mampu mengubah cara berkomunikasi masyarakat. Sebagai contohnya di dalam masyarakat cenderung menggunakan telepon seluler dan media sosial untuk menghubungi kerabat dekat walaupun jarak yang harus ditempuh relatif dekat. Kondisi tersebut terjadi karena hampir setiap orang memiliki telepon seluler dan media sosial. Hal ini menjadi sebuah tanda bahwa masyarakat telah mengalami perubahan sosial. 

Perubahan tersebut dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positif perubahan tersebut yaitu mempermudah manusia menjalin komunikasi  dengan  orang  lain  di  tempat  yang  jauh.  Sedangkan  dampak negatifnya adalah dapat mengurangi interaksi sosial antarmanusia secara langsung sehingga bisa mengikis rasa kemanusiaan, menjadi introvert, bahkan asosial.

3)  Jenis-Jenis Gejala Sosial

Pada dasarnya gejala sosial terjadi pada semua bidang kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa jenis gejala sosial yang sering terjadi:

a)  Gejala Ekonomi 

Status  sosial  dan  ketimpangan  penghasilan  setiap  anggota masyarakat dapat menimbulkan gejala sosial di dalam masyarakat. Contoh gejala sosial di bidang ekonomi; kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, dan lain-lain

b)  Gejala Budaya

Perbedaan kebudayaan antarsuku tersebut bisa saja mengakibatkan terjadinya perpecahan bila antarsuku tidak saling menghormati. Globalisasi juga turut andil dalam menimbulkan gejala sosial. Kebudayaan asing yang negatif akan berdampak buruk bagi kebudayaan lokal, misalnya gaya hidup, ideologi, dan lain-lain.

c)  Gejala Lingkungan Alam

Apa yang terjadi pada lingkungan alam manusia akan berdampak bagi manusia itu sendiri. Gejala yang timbul bisa disebabkan oleh alam dan juga  disebabkan oleh ulah manusia yang menyebabkan  kerusakan lingkungan alam. Sebagai contoh, kebiasaan membuang sampah sembarangan dapat menimbulkan masalah lingkungan.

d)  Gejala Psikologis

Aspek psikologi seseorang akan  mempengaruhi tingkah laku  orang tersebut di dalam masyarakat. Tekanan jiwa, depresi, stres, atau bahkan gangguan jiwa yang terjadi pada diri seseorang akan menyebabkan gejala sosial di dalam masyarakat.

4)    Fungsi sosiologi untuk mengenali gejala social

Gejala sosial dapat dikenali dengan mengkajinya menggunakan ilmu sosiologi. Fungsi  sosiologi  dalam  mengenali  gejala  sosial  dapat   dilakukan  dengan penelitian sosial. Untuk menjelaskan gejala sosial secara logis dan ilmiah dapat dilakukan lewat penelitian sosial yang bertujuan untuk memecahkan masalah sosial. Sosiologi dapat digunakan untuk memahami berbagai  berbagai gejala sosial di masyarakat:

(1) Sosiologi  mampu   memahami   kode,  simbol  dan   istilah   yang digunakan masyarakat sebagai objek penelitian empiris.

(2) Sosiologi memahami pola-pola tingkah laku di masyarakat.

(3) Sosiologi mampu mempertimbangkan berbagai fenomena  sosial yang muncul di masyarakat. 

(4) Sosiologi mampu melihat berbagai kecenderungan arah perubahan pola tingkah laku yang disebabkan faktor-faktor tertentu.

(5) Sosiologi  berhati-hati  dalam  menjaga  pemikiran  yang  rasional sehingga  tidak  terjebak  dalam  pola  pikir  yang  irasional  dan subjektif.



source : modul belajar mandiri pppk, ips sosiologi Pembelajaran 1. Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan, kemdikbud


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar