Pendekatan, Strategi, dan Metode Pemberdayaan Masyarakat /Komunitas


 

Pendekatan, Strategi, dan Metode Pemberdayaan Masyarakat /Komunitas

Pendekatan Pemberdayaan Komunitas

Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses yang akan  dilakukan.  Dalam  konteks  pemberdayaan,  pendekatan  yang  digunakan akan menentukan dan melatari strategi dan metode pemberdayaan yang akan dilaksanakan. Menurut Eliot dalam Mardikanto (2005), ada tiga pendekatan yang dipakai dalam proses pemberdayaan komunitas atau masyarakat, antara lain sebagai berikut.

1) Pendekatan kesejahteraan (the walfare approach),

Pendekatan ini fokus pada pemberian bantuan kepada masyarakat untuk menghadapi bencana alam, misalnya mereka yang terkena musibah bencana alam.

2) Pendekatan pembangunan (the development approach),

Pendekatan ini fokus perhatian pada pembangunan untuk meningkatkan kemandirian, kemampuan, dan keswadayaan masyarakat. Sebagai contoh adalah pemberian dana bantuan pembangunan untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat.

3) Pendekatan pemberdayaan (the empowerment approach),

Pendekatan ini fokus pada upaya pengentasan kemiskinan sebagai akibat proses politik dan berusaha memberdayakan atau melatih  rakyat untuk mengatasi   ketidakberdayaannya.   Pendekatan   ini   dilakukan   melalui pelatihan pemberdayaan masyarakat untuk segera terlepas dari ketidakberdayaan mereka. Misal: pemberian modal usaha kecil.

Strategi Pemberdayaan Komunitas

Strategi diartikan sebagai langkah-langkah atau tindakan tertentuyang dilaksanakan demi tercapainya suatu tujuan atau penerima manfaat yang dikehendaki. Strategi pemberdayaan komunitas pada dasarnya mempunyai tiga arah, yaitu:

1) Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat

2) Pemantapan ekonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan yang mengembangkan peran masyarakat.

3) Modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial ekonomi (termasuk di dalamnya kesehatan), budaya dan politik yang bersumber pada partisipasi masyarakat.

Berdasarkan tiga arah tersebut, maka strategi pemberdayaan komunitas yang digunakan adalah sebagai berikut: 

1) Menyusun instrumen penyusunan data. Dalam kegiatan ini informasi yang diperlukan dapat berupahasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, referensi yang ada, dari hasil temuan dan pengamatan lapangan.

2) Membangun   pemahaman,   komitmen   untuk   mendorong   kemandirian individu, keluarga dan masyarakat.

3) Mempersiapkan   sistem   informasi,   mengembangkan   sistem   analisis, intervensi monitoring dan evaluasi pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat.

Mengacu pada Sumaryadi dalam Mardikanto (2015), mengemukakan bahwa ada 5 (lima) generasi strategi pemberdayaan, yaitu:

1) Generasi yang mengutamakan relief and welfare, yaitu strategi yang lebih mengutamakan pada kekurangan dan kebutuhan setiap individu dan masyarakat, seperti: sandang, pangan, papan, kesehatan,dan pendidika.

2) Strategi    community    development    atau    small    scale    reliant    local development, yang lebih mengutamakan pada penerapan teknologi tepat guna dan pembangunan infrastruktur.  Menurut strategi ini, pembangunan dilaksanakan dari bawah (bottom-up approach).

3) Generasi sustainable development,  yang lebih mengharapkan terjadinya perubahan   pada   tingkat   regional   dan   nasional.   Diharapkan   terjadi perubahan kebijakan yag keluar dari tingkat lokal ke regional, nasion al, dan internasional, utamanya terkait dampak pembangunan yag terlalu eksploitatif,

4) Generasi untuk mengembangkan gerakan masyarakat (people movement), melalui pengorganisasian masyarakat, identifikasi masalah dan kebutuhan lokal, serta mobilisasi sumber daya lokal yang ada.

5) Generasi    pemberdayaan    masyarakat    (empowering    people),    yang memperhatikan arti penting perkembangan, teknologi, persaingan dan kerjasama.

Metode Pemberdayaan Komunitas

Dalam   praktik   pemberdayaan   masyarakat   banyak   menggunakan   metode partisipatif, yaitu : 

1) RRA (Rapid Rural Appraisal), metode ini menggabungkan beberapa teknik yang terdiri dari :

a) Telaah data  sekunder, termasuk peta  wilayah dan  pengamatan

lapangan secara ringkas. 

b) Observasi langsung.

c) Wawancara dengan informan kunci.

d) Pemetaan dan pembuatan diagram/grafik. 

e) Studi kasus, sejarah lokal, dan biografi.

f)  Pembuatan kuesioner. 

g) Pembuatan laporan.

2) PRA (Participatory Rapid Appraisal) atau penilaian secara partisipatif, meliputi:

a) Pemetaan wilayah.

b) Analisis keadaan yang berupa:

Keadaan masa lalu, sekarang, dan kecenderungan masa depan. Identifikasi perubahan yang terjadi.

Identifikasi masalah dan alternatif pemecahan.

Kekuatan,  kelemahan,  peluang  dan  ancaman   atau  strength, weakness, opportunity, and threat (SWOT)

c)  Pemiliha alternatif pemecahan masalah

d)  Rincian tentang stakeholder dan peran yang diharapkan dari para pihak, serta jumlah sumber pembiayaan yang dapat diharapkan untuk melaksanakan program.

3) FGD (Focus Group Discussion) atau diskusi Kelompok Terarah Merupakan    interaksi    individu-individu    yang    diarahkan    untuk pemahaman dan atau pengalaman tentang program atau kegiatan yang diikuti.

4) PLA (Participatory Learning  And   Action)

Merupakan  metode  pemberdayaan  masyarakat  yang  terdiri  dari proses belajar tentang suatu topik dan selanjutnya diikuti dengan aksi riil yang relevan dengan materi pemberdayaan.

5) SL atau Sekolah lapangan (Farmers Field School/FFC),

Merupakan  pertemuan  berkala  yang  dilakukan  oleh  sekelompok anggota  masyarakat  untuk  membahas  persoalan  yang  dihadapi, 

berbagi pengalaman, dan pemilihan cara pemecahan masalah yang efektif dan efisien sesuai dengan sumber daya yang dimiliki.

6) Pelatihan Partisipatif.

Pembelajaran Sosiologi dalam kurikulum 2013 menuntut guru membuat program aksi pemberdayaan komunitas yang akan dilakukan peserta didik, hal ini merupakan salah satu implementasi model pembelajaran berbasis proyek salah satu tujuannya adalah mengaitkan materi pembelajaran sosiologi dengan masalah-masalah sosial yang ada pada masyarakat sekitarnya. 



sumber : modul belajar mandiri pppk ips sosiologi, Pembelajaran 5. Perubahan Sosial dan Pemberdayaan Komunitas, kemdikbud


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar