Sistem Otot : Fungsi sistem otot manusia dan Kelainan pada Sistem Otot


Sistem otot terdiri dari sekitar 650 otot yang membantu pergerakan, aliran darah, dan fungsi tubuh lainnya. Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka yang terhubung dengan tulang, otot polos yang ditemukan di dalam organ pencernaan, dan otot jantung yang ditemukan di jantung dan membantu memompa darah.

Gambar  . Sistem otot pada Manusia
Gambar  . Sistem otot pada Manusia
Sumber: https://www.britannica.com 

a. Fungsi sistem otot manusia

Setiap jenis otot manusia memiliki fungsinya masing-masing. Berikut beberapa fungsi dari sistem otot manusia.

1) Melakukan gerakan tubuh

Otot rangka bertanggung jawab atas gerakan yang Anda lakukan. Otot rangka melekat pada tulang dan sebagian dikendalikan oleh sistem saraf pusat (SSP). Manusia menggunakan otot rangka kapan pun untuk bergerak. Otot mengikuti arah gerakan yang diinginkan, bersama-sama dengan tulang dan tendon.

2) Membantu dalam peredaran darah manusia

Otot jantung dan otot polos yang tidak disadari membantu detak jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh dengan menghasilkan impuls listrik. Otot jantung ditemukan di dinding jantung. Ini dikendalikan oleh sistem saraf otonom yang bertanggung jawab untuk sebagian besar fungsi tubuh. Pembuluh darah sendiri terdiri dari otot polos, dan juga dikendalikan oleh sistem saraf otonom.

3) Pernapasan

Diafragma adalah otot utama yang bekerja selama pernapasan. Saat bernapas lebih berat, seperti saat sedang berolahraga, diafragma memerlukan bantuan dari otot lain, seperti otot perut, otot leher, dan otot punggung.

4) Proses pencernaan

Pencernaan dikendalikan oleh otot-otot polos yang ditemukan di saluran pencernaan. Otot polos melemas dan menegang saat makanan melewati tubuh selama pencernaan. Otot-otot ini juga membantu mendorong makanan keluar dari tubuh melalui buang air besar, atau muntah ketika sakit.

5) Persalinan

Otot polos juga ditemukan di rahim. Selama kehamilan, otot-otot ini tumbuh dan meregang saat bayi tumbuh. Saat proses melahirkan, otot polos di rahim berkontraksi dan relaksasi untuk membantu mendorong bayi melewati vagina. 

6) Keseimbangan

Otot rangka membantu melindungi tulang belakang dan membantu keseimbangan. Dalam otot ada yang disebut dengan otot inti, yang termasuk otot perut,  otot  punggung, dan  otot  panggul. Semakin kuat otot  inti,  maka akan keseimbangan tubuh semakin baik.

7) Mengatur postur tubuh

Otot rangka juga mengatur postur tubuh. Kelenturan dan kekuatan adalah kunci untuk mempertahankan postur yang tepat. Otot-otot leher kaku, otot punggung yang lemah, atau otot-otot pinggul yang kaku dapat merusak keselarasan. Postur yang buruk dapat memengaruhi bagian tubuh dan menyebabkan nyeri sendi dan otot yang lebih lemah.

b. Gangguan dan Kelainan pada Sistem Otot

Secara garis besar, kelainan pada otot bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu kelainan bawaan (inherited) dan kelainan yang didapat (acquired). Beberapa kondisi yang termasuk dalam kelainan otot bawaan yakni:

1) Distrofi otot

Distrofi otot adalah kelainan bawaan yang menyebabkan penurunan dan kelemahan massa otot secara bertahap. Kondisi yang termasuk distrofi otot antara lain adalah distrofi otot Duchenne, distrofi otot Becker, distrofi miotonik, distrofi otot facioscapulohumeral, serta distrofi otot anggota gerak dan badan (Limb-girdle dystrophy).

2) Miopati kongenital

Kelainan otot jenis ini biasanya ditandai dengan keterlambatan perkembangan pada keterampilan motorik, serta kelainan otot rangka dan wajah sejak lahir. Kelainan otot jenis ini umumnya mulai terlihat sejak lahir atau sebelum usia 2 tahun. Miopati nemaline dan miopati central core adalah jenis miopati kongenital yang umum ditemukan.

3) Miopati mitokondria

Miopati yang satu ini disebabkan oleh kelainan genetik pada mitokondria, yaitu komponen di dalam sel yang berfungsi menghasilkan energi. 

4) Miopati metabolik

Kelainan otot juga dapat terjadi karena adanya masalah pada enzim di dalam tubuh  yang  berperan  dalam  metabolisme otot.  Kelainan  otot  metabolik  bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti defisiensi carnitine, kelainan oksidasi asam lemak, defisiensi carnitine palmitoyl transferase, gangguan penyimpanan glikogen, defisiensi asam maltase (penyakit Pompe).

5) Miopati inflamatori

Kelainan otot yang disebabkan oleh peradangan otot kronis. Miopati inflamatori yang umum terjadi adalah polimiositis dan dermatomiositis.

Polimiositis memengaruhi otot rangka di kedua sisi tubuh dan umumnya terjadi pada rentang usia 30 dan 60 tahun. Tanda dan gejala polimiositis bervariasi dari orang ke orang. Sedangkan kelainan otot dermatomiositis ditandai dengan munculnya ruam kulit yang disertai kelemahan otot. Orang dewasa penderita dermatomiositis mungkin mengalami penurunan berat badan atau demam ringan, radang paru-paru, dan sensitif terhadap cahaya.

6) Miopati infeksi

Ini adalah kelainan otot yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan parasit. Infeksi virus yang menyebabkan miopati antara lain HIV, virus influenza, dan virus Epstein-Barr. Sedangkan infeksi bakteri dan parasit yang bisa menyebabkan kelainan otot adalah infeksi Staphylococcus aureus, Streptococcus, Spirochaeta (penyebab penyakit Lyme), dan infeksi parasit Trichinella (penyebab trichinosis). Dalam kasus yang sangat jarang, infeksi jamur juga bisa menyebabkan kelainan otot.

7) Miopati karena obat-obatan (toxic myopathy)

Gangguan atau kelainan pada otot juga bisa disebabkan oleh efek samping obat- obatan tertentu, seperti kortikosteroid, obat penurun kolesterol golongan statin, obat  antimalaria chloroquine, obat  asam  urat  colchicine, dan  obat  golongan NAPZA seperti kokain. Minuman beralkohol dan zat kimia beracun juga bisa menjadi penyebabnya. 

8) Miopati yang terkait penyakit sistemik

Miopati jenis ini terjadi akibat adanya penyakit yang menyerang sistem organ tertentu di dalam tubuh. Kelainan otot jenis ini dapat disebabkan oleh banyak penyakit seperti gangguan tiroid, penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis, gangguan elektrolit, gizi buruk, dan critical illness myopathy atau kelainan otot akibat kondisi kritis pada pasien yang terlalu lama berada di ruangan ICU.



sumber: modul belajar mandiri pppk ipa biologi , Pembelajaran 1. Sel, Organ, dan Kelangsungan Hidup, Kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar