Hewan Selomata Protostomia : Apa itu Selomata Protostomia?


Apa itu Hewan Selomata: Protostomia?

Protostomia , kelompok hewan — termasuk artropoda ( mis., Serangga, kepiting), moluska (kerang, siput), cacing annelida , dan beberapa kelompok lainnya — diklasifikasikan bersama sebagian besar berdasarkan perkembangan embriologis. Mulut Protostomia ( proto, "pertama"; stoma, "mulut") berkembang dari pembukaan pertama ke usus embrionik (blastopore). Selom (rongga tubuh) terbentuk dari perpecahan di mesoderm embrionik (jaringan tengah). Selain itu, nasib sel menjadi tetap pada pembelahan pertama embrio awal , sehingga sel yang terpisah tidak dapat membentuk kembar. Bentuk larva (belum matang), jika ada, disebut trochophores. Protostomia merupakan salah satu dari dua divisi dari selomata (hewan dengan rongga tubuh, atau selom).

Garis keturunan Protostomia hewan selomata terbagi menjadi beberapa filum, yang meliputi Mollusca, Annelida, dan Arthropoda.

1)        Filum Nemertea

Anggota filum Nemertea disebut dengan cacing proboscis atau cacing berbelalai. Posisi filum tersebut di pohon filogenetik saat ini masih diperedebatkan, meskipun sistematika molekuler mendukung bukti-bukti anatomis bahwa mereka berhubungan dengan garis keturunan protostomia. Tubuh cacing proboscis secara struktural adalah aselomata, seperti struktur tubuh cacing pipih, tetapi pada tubuh cacing proboscis terdapat kantung kecil yang penuh cairan yang dianggap oleh beberapa ahli biologi sebagai struktur yang homolog dengan rongga tubuh (selom) protostoma. Kantung dan cairan secara hidrolik mengoperasikan suatu proboscis yang dapat dipanjangkan sebagai alat bagi cacing tersebut untuk menangkap mangsanya.

2)        Filum-filum Lophophorata

Secara kolektif filum Bryzoa, Phoronida, dan Brachiopoda disebut hewan lofoforata karena memiliki struktur yang khas, yaitu lofofor. Lofofor adalah lipatan berbentuk tapal kuda atau sirkuler pada dinding tubuh dan mengandung tentakel bersilia yang mengelilingi mulut. Anus terletak di luar lilitan tentakel.

Bryozoa adalah hewan berkoloni yang sangat menyerupai lumut (moss). Bryozoa artinya “hewan lumut”. Pada sebagian besar spesies, koloni terbungkus dalam eksoskeleton keras berpori. Lofofor akan menjulur melalui pori-pori tersebut. Dari antara 5.000 spesies Bryozoa, sebagian besar hidup dalam laut, dimana mereka merupakan hewan sesil yang paling banyak dan luas penyebarannya. Beberapa spesies merupakan pembangun terumbu karang yang penting.

Phoronida adalah cacing laut yang tinggal dalam tabung yang panjangnya berkisar dari 1 mm sampai 50 cm. Beberapa diantaranya hidup terkubur dalam pasir di dalam tabung yang terbuat dari kitin, dan menjulurkan lofofornya dari pembukaan tabung dan menariknya ke dalam tabung ketika berada dalam keadaan terancam. 

Hanya terdapat sekitar 15 spesies cacing Phoronida yang terbagi dalam dua genus.
Brachiopoda atau lamp shell (cangkang lampu) sangat menyerupai remis dan moluska bercangkang dua, tetapi kedua paruh cangkang Brachiopoda adalah bagian dorsal dan ventral hewan tersebut dan bukan lateral, seperti pada remis. Hewan Brachiopoda hidup menempel pada substratnya melalui suatu tangkai, dan membuka cangkangnya sedikit untuk memungkinkan air mengalir diantara cangkang dan lofofor. Brachiopoda adalah hewan laut. Brachiopoda yang masih hidup adalah sisa-sisa dari masa lalu yangg jauh lebih jaya; hanya sekitar 330 spesies tersebut  yang  diketahui, tetapi  terdapat 30.000  spesies  fosil  zaman Paleozoikum dan Mesozoikum.

3)        Filum Mollusca

Keong atau bekicot dan slug (sejenis siput tak bercangkang), tiram, remis, gurita, dan cumi-cumi adalah hewan Mollusca. Secara keseluruhan, anggota filum Mollusca memiliki lebih dari 150.000 spesies yang telah diketahui. Sebagian besar Mollusca adalah hewan laut, meskipun beberapa diantaranya hidup di air tawar, serta ada juga keong dan slug yang hidup di darat. Mollusca adalah hewan berbadan lunak (Latin molluscus berarti “lunak”), tetapi sebagian besar terlindungi oleh suatu cangkang keras yang mengandung kalsium karbonat. Slug, sumi-cumi, dan gurita memiliki cangkang yang tereduksi, dimana sebagian besar diantaranya adalah cangkang internal, atau mereka telah kehilangan keseluruhan cangkang selama proses evolusinya.

Meskipun terdapat perbedaan yang jelas, semua Mollusca memiliki kemiripan dalam bangun tubuh. Tubuh Mollusca memiliki tiga bagian utama: kaki berotot, umumnya digunakan untuk pergerakan; massa viseral yang mengandung sebagian besar organ-organ internal; dan mantel, suatu lipatan jaringan yang menutupi massa  viseral  dan  mensekresi cangkang (jika  ada).  Pada  banyak Mollusca, mantel meluas melebihi massa viseral, dan menghasilkan suatu ruang yang penuh air, atau rongga mantel (mantle cavity), yang menampung insang, anus, dan pori ekskretoris. Banyak Mollusca mengambil makanan menggunakan organ kasar mirip tali karet yang disebut radula untuk mengorek makanan. 

Gambar   Struktur tubuh bekicot

Gambar   Struktur tubuh bekicot
(Campbell, Reece & Mitchell, 2003)

Bangun dasar tubuh Mollusca telah berkembang dengan berbagi cara pada kelas yang berlainan dalam suatu filum. Di antara delapan kelas, kita akan mengkaji empat yaitu Polyplacophora (chiton), Gastropoda (bekicot dan slug), Bivalvia (remis, tiram, dan bivalvia lainnya), dan Cephalopoda (cumi-cumi, gurita, dan Nautilus). 

4)        Filum Annelida

Annelida berarti “cincin kecil”, dan tubuh bersegmen yang mirip dengan serangkaian cincin yang menyatu merupakan ciri khas filum Annelida. Terdapat sekitar 15.000 spesies filum Annelida, yang panjangnya berkisar antara kurang dari 1 mm sampai 3 m pada cacing tanah raksasa Australia. 

Anggota filum Annelida hidup di laut, sebagian besar habitat air tawar dan tanah lembap. Beberapa hewan Annelida akuatik berenang untuk mencari makan, tetapi sebagian besar tinggal di dasar dan bersarang di dalam pasir   dan endapan lumpur; cacing tanah merupakan pembentuk sarang dalam lubang. Filum Annelida dibagi ke dalam tiga kelas: Oligochaeta (cacing tanah dan kerabatnya), Polychaeta, dan Hirudinea (lintah). Berikut disajikan tabel tentang karakteristik kelas-kelas Filum Annelida. 

5)        Filum Arthropoda

Diperkirakan bahwa populasi Arthropoda dunia, Hampir 1 juta spesies Arthropoda telah dideskripsikan, dan sebagian besar adalah serangga. Pada kenyataannya, dua dari setiap tiga organisme yang dikenal adalah hewan Arthropoda, dan anggota filum tersebut ada hampir pada semua habitat yang ada di biosfer. Berdasarkan kriteria keanekaragaman, penyebaran dan jumlah spesies, filum Arthropoda harus dianggap sebagai yang paling berhasil di antara semua filum hewan.

Gambar  . Struktur tubuh belalang

Gambar  . Struktur tubuh belalang
(Campbell, Reece & Mitchell, 2003)

Arthropoda berarti “kaki bersendi”. Kelompok segmen dan anggota badannya telah terspesialisasi untuk berbagai ragam fungsi. Tubuh Arthropoda sepenuhnya ditutupi oleh kutikula (cuticle), suatu eksoskeleton (kerangka eksternal) yang dibangun dari lapisan-lapisan protein dan kitin. Kutikula itu dapat merupakan pelindung yang tebal dan keras di atas beberapa bagian tubuh, dan setipis kertas dan fleksibel pada lokasi lain, seperti persendian. Arthropoda memiliki sistem sirkulasi terbuka (open circulatory system) dimana cairan yang disebut hemolimfa didorong oleh suatu jantung melalui arteri pendek dan kemudian masuk ke dalam ruang yang disebut sinus yang mengelilingi jaringan dan organ.

Dalam hal keanekaragaman spesies, serangga (Kelas Insecta) melebihi jumlah semua bentuk kehidupan lain digabungkan bersama-sama. Mereka hampir pada setiap habitat terestrial dan dalam air tawar, dan serangga terbang mengisi udara. Serangga jarang ditemukan di laut, dimana Crustacea merupakan Arthropoda yang dominan meskipun bukan berarti tidak ada sama sekali. Anatomi internal suatu serangga meliputi beberapa sistem organ kompleks. Sistem pencernaan yang sempurna dan terspesialisasi secara regional, dengan organ yang jelas yang berfungsi dalam perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan. Sisa metabolisme dibuang dari hemolimfa melalui organ ekskretoris yang unik yang disebut  tubulus  Malphigi,  yang  merupkan  kantung  luar  saluran  pencernaan. 

Pertukaran gas pada serangga dilakukan melalui sistem trakea tabung bercabang yang dilapisi kitin yang menginfiltrasi tubuh dan membawa oksigen secara langsung ke sel. Sistem saraf serangga terdiri atas pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmnetal.

Banyak serangga mengalami metamorfosis dalam  perkembangannya. Dalam metamorfosis tak sempurna (incomplete metamorphosis) belalang dan beberapa ordo lain, hewan muda mirip dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dan memiliki perbandingan tubuh yang berbeda. Hewan itu akan mengalami serangkaian pergantian kulit atau molting, setiap kali setelahnya hewan itu kelihatan lebih mirip hewan dewasa, sampai ia  mencapai ukuran penuhnya. Serangga dengan metamorfosis sempurna (complete metamorphosis) memiliki tahapan larva yang dikhususkan untuk makan dan tumbuh yang dikenal dengan nama seperti belatung (maggot), tempayak (grub), atau ulat (caterpillar). Tahapan larva tampak berbeda sama sekali dari tahapan dewasa, yang dikhususkan untuk penyebaran dan reproduksi. 

Metamorfosis dari tahapan larva sampai dewasa terjadi selama tahapan pupa.

Fosil serangga tertua berasal dari masa Devon, yang dimulai sekitar 400 juta tahun silam. Entomologi, kajian mengenai serangga, adalah suatu bidang yang luas dengan banyak subspesialisasi, yang meliputi fisiologi, ekologi, dan taksonomi. Kelas Insecta dibagi menjadi sekitar 26 ordo


sumber: modul belajar mandiri pppk ipa biologi , Pembelajaran 2. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Ekologi, Kemdikbud
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar