3 Tahap Proses Menyimak


3 Tahap Proses Menyimak

Proses menyimak merupakan proses yang cukup kompleks karena merupakan serangkaian proses penerimaan sekaligus penyimpanan informasi yang disampaikan secara lisan baik menggunakan media audio atau audiovisual atau bahkan secara tanpa media.

Proses menyimak merupakan proses yang tidak saja melibatkan aspek fisik tetapi juga aspek mental. Pandangan kognitif menyatakan bahwa dalam proses menyimak informasi linguistik diproses oleh sejumlah kognitif: perhatian (attention), persepsi (perception), dan ingatan (memory). Informasi linguistik atau pesan yang diperoleh diolah atau dipersepsi dan dimaknai dengan cara menghubungkan apa yang didengan dan dilihat oleh penyimak dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya oleh penyimak, (Goh, 2004).

Dalam konteks ini terlihat jelas bahwa menyimak tidak berhenti pada aktivitas fisik. Aktivitas otak menjadi dominan dalam mengolah informasi baru yang masuk melalui media yang tertangkap oleh fisik. Proses pengolahan informasi menjadi satu pemahaman yang akurat melalui proses panjang yang luar biasa rumit. Akan tetapi, secara fisik sulit dirasakan.

Proses menyimak yang hanya mengandalkan fisik saja tidak akan sampai pada pemahaman yang akurat dan tentu saja tidak akan sampai pada tahap penyimpanan dalam  memori  jangka  panjang. Ahli  menggolongkan proses menyimak yang demikian rumit ke dalam tiga tahap secara garis besar yaitu sebagai berikut (Anderson via Goh, 2004).

1)  Persepsi (Perception). Fase mempersepsi rangsangan yang ditangkap oleh telinga dan ditambahkan signal berupa gambar oleh mata. Dalam fase ini sangat  membutuhkan fisik  yang  prima  karena  dapat mempengaruhi daya tangkap terhadap signal pembawa pesan.

2) Segmentasi (Parsing). Fase berikutnya adalah pembagian ke dalam segmen-segmen tertentu sesuai dengan unit-unit kebahasaan (sintactic structure atau syntactic meaning) yang dikenal atau dikuasai oleh penyimak. Dalam fase ini dimungkinkan terbentuknya pengertian dan pemahaman terhadap pesan yang ditangkap pada fase sebelumnya. Penyimak harus jeli dengan sistem bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan, Terkadang  pembicara  dimungkinkan menggunakan dua  bahasa  atau  dua angkapan yang berbeda sistem bahasanya sebagai penyampai pesan. Perbedaan bahasa memerlukan pengetahuan tentang system linguistic yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mempersepsi atau memaknai pesan.

3)  Pemanfaatan (Utilisation). Fase ini merupakan fase yang menentukan pemahaman lebih lanjut karena penyimak mencoba mencocokkan dan menghubungkan pemahaman penyimak yang disusun berdasarkan persepsi terhadap pesan yang baru saja diperoleh dengan persepsi yang timbul setelah dikaitkan dengan pesan yang sudah ada sebelumnya. 


Sumber:   Sudiati.   2019.   Pendalaman   Materi   Bahasa   Indonesia   Modul   4 Keterampilan Berbahasa Reseptif. Kemdikbud.


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar