Pendekatan Proses Menulis : Pramenulis, Menulis, dan Pascamenulis


Pendekatan Proses Menulis : Pramenulis, Menulis, dan Pascamenulis
Pendekatan Proses Menulis  

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan menulis saat ini sudah mulai menggunakan pendekatan proses menulis. Artinya, pendekatan pembelajaran menulis yang dulu menekankan pada hasil tulisan saat ini bergeser ke pendekatan proses, yakni pendekatan pembelajaran menulis yang menekankan bagaimana caranya menulis. 

Menurut White (1989:7) karangan yang baik dalam prosesnya mempertimbangkan empat hal, yakni (1) the appeal target audience (menentukan target pembaca), (2) a coherent structure (struktur tulisan yang koheren), (3) a smooth, detailed development (ketuntasan pengembangan masalah tulisan), dan (4) an appropriate, well articulated style (gaya tulisan yang menarik). Selain itu, selama proses menulis, penulis perlu serangkaian aktivitas    yang    melibatkan beberapa fase. Fase-fase tersebut yaitu prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan) dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau editing). Ketiga fase tersebut akan dijabarkan seperti berikut ini.

a) Pramenulis

Pramenulis adalah tahap persiapan untuk menulis. Tompkins dan Hosskison (2002:17) mengatakan bahwa pramenulis adalah tahap persiapan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap pramenulis adalah: 

(1) memilih topik, 

(2) mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan pembaca, serta 

(3) mengidentifikasi dan menyusun ide-ide. Tahap pramenulis sangat penting dan menentukan dalam tahap-tahap menulis selanjutnya.

Mahasiswa menyiapkan diri untuk menulis, mereka berpikir tentang tujuan penulisan. Misalnya, apakah mahasiswa akan menulis untuk menghibur, menginformasikan sesuatu, mengklarifikasi, membuktikan atau membujuk. Untuk membantu penulis merumuskan tujuan tersebut, penulis dapat bertanya pada diri sendiri, Apakah tujuan saya menulis topik ini? Mengapa saya menulis topik ini? Dalam rangka apa saya menulis? Pertanyaan-pertanyaan di atas sangat membantu mahasiswa dalam menentukan tujuan menulis.

Selanjutnya, penulis memperhatikan sasaran tulisan (pembaca). Penulis merencanakan, apakah menulis untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain. Penulis memperhatikan, siapa yang akan membaca, bagaimana level pendidikannya, serta apa kebutuhannya. Selain itu, penulis       harus mempertimbangkan bentuk atau struktur tulisan yang akan ditulis agar pembaca mudah memahami isi tulisan. Setelah memilih topik, menentukan tujuan (corak wacana), mempertimbangkan pembaca, maka langkah selanjutnya adalah menata ide-ide tulisan menjadi runtut. Penulis perlu menyusun ide-ide untuk menulis dalam bentuk kerangka karangan. Kerangka karangan digunakan seorang penulis untuk mempersiapkan diri menulis sebagai fase terakhir prapenulisan.

b)  Menulis. 

Setelah kerangka karangan tersusun, penulis siap melakukan kegiatan menulis. Kegiatan menulis adalah mengungkapkan fakta-fakta, gagasan, sikap, pikiran, argumen, perasaan dengan jelas dan efektif kepada pembaca (Keraf, 2004:34). Penulis menuangkan butir demi butir ide-idenya ke dalam tulisan. Penulis fokus menuangkan ide-ide dengan tetap memperhatikan aspek-aspek teknis menulis seperti struktur, ejaan, dan tanda baca.

Penulis mengungkapkan ide dan gagasan sekaligus memperhatikan bahasa dalam karangannya. Bagian isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama tulisan. Ide utama di dalam tulisan dapat diperjelas dengan ilustrasi, informasi, bukti, argumen, dan alasan. Oleh karena itu, penulis akan dituntut pada multiple competence terhadap bahasa dan gagasannya.

Ketika proses menulis, masalah yang sering dihadapi penulis adalah munculnya ide-ide baru. Sebaiknya, penulis tetap melanjutkan karangannya menjadi utuh sesuai dengan kerangka karangan. Untuk memperbaiki atau menambah ide-ide baru dapat dilakukan setelah karangan selesai ditulis. Agar tidak lupa, penulis dapat menyisipkan ide baru itu dengan mencatatnya pada kerangka karangan atau bagian tulisan yang diinginkan. Penulis dapat menambahkan ide itu sekaligus memperbaikinya setelah selesai menulis atau pada tahap penyuntingan. Pada fase ini, setiap butir yang telah direncanakan dikembangkan secara bertahap dengan memperhatikan jenis informasi yang disajikan, pola pengembangan, pembahasan, dan sebagainya. Setelah fase ini selesai, penulis membaca kembali, memeriksa, dan memperbaiki karangannya.

c) Pascamenulis

Pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan tulisan kasar yang dihasilkan. Kegiatan ini meliputi penyuntingan dan merevisi. Tompkins dan Hosskisson (1995:57) menyatakan bahwa penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, puntuasi, diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, dan konvensi penulisan lainnya. Adapun revisi lebih mengarah perbaikan dan pemeriksaan subtansi isi tulisan. kegiatan pascamenulis (penyuntingan) dan  perbaikan karangan dapat dilakukan dengan langkah- langkah 

(1) membaca keseluruhan karangan, 

(2) menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau  memberikan catatan  bila  ada  hal-hal  yang  harus  diganti, ditambahkan atau disempurnakan, 

(3) melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.

Penyuntingan merupakan kegiatan merevisi atau perbaikan tulisan. Penyuntingan karangan meliputi perbaikan unsur mekanik dan subtansi isi. Fokus pada tahap ini adalah melakukan perubahan-perubahan aspek mekanik karangan. Penulis memperbaiki karangannya pada ejaan dan tanda baca atau kesalahan bahasa yang lain. Tujuan penyuntingan agar karangan lebih mudah dan enak dibaca orang lain. Pada tahap penyuntingan, penulis   melakukan kegiatan (a) konsentrasi terhadap karangan, (b) membaca cepat untuk menentukan kesalahan, dan (c) memperbaiki kesalahan. Anda akan menjadi penyunting yang baik jika konsentrasinya terpusat pada karangan. Penyuntingan dapat dilakukan untuk karangan sendiri (self editing) ataupun karangan milik temannya (peerediting).

Pendapat Tompkins & Hoskisson (2010:52) fokus dalam proses menulis terletak pada apa yang dialami, dipikirkan, dan dilakukan dalam proses menulis. Tomkins & Hoskisson membagi proses menulis menjadi empat tahap, yaitu tahap: (1) persiapan (preparation stage), (2) inkubasi (incubation stage), (3) pencerahan (illumination and exucution stage), dan (4) verifikasi (verification stage). Berikut ini  disajikan  tabel  tentang langkah-langkah  kunci  menulis dengan pendekatan proses yang diadopsi dari teori Gail E. Tompkins

Tabel. Langkah-langkah kunci  menulis

 

No

 

Tahapan Menulis

 

Kegiatan

1

Pra menulis

Memilih topik

 

Menentukan tujuan menulis

 

Mengidentifikasi genre tulisan

 

Mengingat ide/gagasan untuk ide tulisan

2

Menyusun draf

Mengorganisasi ide dan menentukan tesis

 

Menulis sesuai dengan draf Mengembangkan      ide       tulisan      dan mengoreksi mekanik bahasa

3

Revisi

Membac kembali  tulisan  sesuai  dengan

 

konsep

 

Mendiskusikan tulisan dalam kelompok Membuat perubahan isi berdasarkan hasil diskusi

Konsultasikan dengan guru/dosen

4

Edit

Membaca dan merevisi sesuai dengan draf

 

Mengidentifikasi kesalahan ejaan dan tanda baca

Konsultasikan dengan pengajar

5

Publikasi

Mencetak tulisan yang sudah diperbaiki

 

Mendiskusikan dan meminta masukan dari audien.




Sumber: Pujiono, Setyawan. 2019. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Modul 5 Keterampilan Berbahasa Produktif. Kemdikbud
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar