Faktor Eksternal /Luar Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman


Faktor Eksternal /Luar Yang Mempengaruhi  Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Faktor Eksternal /Luar Yang Mempengaruhi  Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

Faktor Luar (Eksternal)

Pernahkah Anda berpikir, mengapa petani-petani melakukan pengolahan tanah, merawat tanaman dengan pemupukan, pengairan, mencabuti tanaman gulma dan penyemprotan hama/penyakit? Kegiatan tersebut dilakukan agar tanaman itu dapat tumbuh dengan subur, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal. Perlu Anda ketahui bahwa suatu tanaman dalam proses pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.
Faktor eksternal merupakan sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan dan sumbernya berasal dari lingkungan. Faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, antara lain sebagai berikut.

1.    Nutrisi

Ilmu nutrisi tanaman telah diterapkan sejak 160 tahun yang lalu berdasar eksperimen  klasik  Liebig,  Lauwes,  dan  Gilbert.  Ada  banyak  unsur  yang diperlukan oleh tumbuhan. Seperti halnya makhluk hidup yang lain, tumbuhan memerlukan nutrisi atau makanan untuk hidupnya. Tumbuhan hijau mengambil nutrisi dari udara, air, dan dari dalam media tumbuhnya. Misalnya dari dalam tanah, nutrisi diambil dalam bentuk ion. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (makronutrien) dan yang  dibutuhkan  dalam  jumlah  sedikit  disebut  unsur  mikro  (mikronutrien). Sumber-sumber nutrisi bagi tumbuhan berupa zat-zat organik dan zat-zat anorganik. Perbaikan kesuburan tanah secara alami dengan pemupukan, baik menggunakan pupuk alami maupun pupuk buatan banyak dilakukan oleh para petani.

Disamping penambahan zat-zat organik dan zat-zat anorganik, nutrisi yang ada dalam tanah berasal dari hasil pelapukan mineral anorganik dan hasil biodegradasi  bahan  organik.  Unsur-unsur  yang  telah  tersedia  dalam  media tanam (misalnya tanah) tidak segera dapat dipergunakan oleh tumbuhan apabila faktor- faktor lain tidak terpenuhi, misalnya adanya mikroba dalam tanah. Unsur makro terdiri dari: C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (sulfur), P (fosfor), K (kalium), Mg (magnesium), dan Ca (kalsium). Unsur mikro terdiri dari: Cl (klor), Fe (besi), B (boron), Mn (mangan), Zn (seng), Co (koper), dan Mo (molibdeum). Tumbuhan yang kekurangan nutrien padamedia tanamnya akan mengalami deļ¬siensi. Apabila hal ini terjadi, maka pertumbuhan dan perkembangannya tidak sempurna.

Tabel  Fungsi nutrisi pada tumbuhan dan penyakit akibat kekurangan unsur makro

Unsur Makro

Fungsi

Penyakit Akibat

Karbon (COksigen(OHidrogen   (H)

Bahan dasar untuk fotosintesis

Pertumbuhaterhambat, metabolisme terhambat, datumbuhaakamati

Nitroge(N)

Komponen protein, asam nukleat, koenzim, dan klorofil

Pertumbuhaterhambat, daun yang muda berwarna hijau pucat, dan daun-daun yang tua berwarna kuning serta gugur (penyakiini disebut klorosis)

Sulfur (S)

Komponen sebagian keciasaamino

Daun berwarna hijau pucaatauterhambat kekuningan dan pertumbuhan

Kalium (K)

Mengaktifkanenzimmengatur keseimbangan kelarutaair, danmempengaruhi osmosis

Pertumbuhalambat, daun-daun yang tuamenggulung, terdapat bercak-bercak, tepi daun hangus, datumbuhan menjadi lemah/mudahroboh

Kalsium (Ca)

Mengatur beberapfungsi sel damenguatkan dinding sel

Daun-daun tidaterbentuk, tunas ujungmati dan pertumbuhaakar terhambat

Fosfor (P)

Komponeasam nukleatfosfolipid, dan ATP

Berkas pembuluh berwarna keunguan, pertumbuhaterhambat, buah dan biji yang dihasilkalebih sedikit

Magnesium (Mg)

Komponen klorofil danmengaktifkan beberapa enzim

Klorosis dan daun-daun berguguran,pembelahan seterganggu

Tabel   Fungsi nutrisi pada tumbuhan dan penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan unsur mikro


Unsur Makro

Fungsi

Penyakit Akibat

Klor (Cl)

Mengatur pertumbuhaakar dabatang, serta mengatur fotolisis

Layu, klorosis, dan beberapa daun mati

Besi (Fe)

Mengatur sintesis protein datranspor elektron

Klorosis, danterbentuk jalur-jalur berwarna kuning serta hijau pada

Boron (B)

Mengatur perkecambahan, pembungaan, pembuahan, pembelahan seldan metabolisme nitrogen

Pertumbuhatunaterhenticabang-cabang   lateral mati, daun menebal dakeriting serta menjadirapuh

Manga(Mn)

Sintesis klorofil dan pengaktifan koenzim

Berkas pembuluh berwarna gelap, tetapiwarna daun memutih dan

Seng (Zn)

Mengatur pembentukaauksin, kloroplas, daamilum, serta komponeenzim

Klorosis, daun berwarna meratua dan akaabnormal

Tembaga(Cu)

Komponen beberapa enzim

Klorosis, bintik-bintik pada daun yang sudamati, dan pertumbuhanterhambat

Molibdenum (Mo)

Bagian darenzim yang digunakan dalam metabolism

nitrogen

Daun hijau pucadanmenggulung

2. Air

Air diperlukan tumbuhan dalam berbagai proses fisiologis. Tanpa air yang cukup tumbuhan akan mengalami banyak gangguan. Fungsi air bagi tumbuhan adalah sebagai berikut.

•     Pelarut zat-zat yang diperlukan oleh tumbuhan.

•     Bahan dasar untuk reaksi biokimia.

•     Sebagai medium berlangsungnya reaksi metabolisme.

•     Menjaga tekanan turgor dinding sel dan agar tidak kekeringan.

•     Berperan dalam proses transportasi unsur hara dari tanah ke daun. 

•     Mengedarkan hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan.

•     Untuk proses transpirasi (penguapan) dan fotosintesis

Jika  kekurangan  air,  tumbuhan  akan  layu  karena  terjadi  penurunan  tekanan turgor pada sel-selnya. Air merupakan faktor eksternal yang juga   sangat diperlukan dalam perkecambahan biji. Air digunakan saat masa perkecambahan untuk mengaktifkan enzim-enzim dalam biji. Ketiadaan air dapat menyebabkan perkecambahan biji tertunda (dormansi). 

Beberapa  tumbuhan seperti Kaktus, melakukan  adaptasi  untuk  mengatasi  keterbatasan  air.  Kaktus  yang  ada  di daerah gurun memiliki lapisan lilin utnuk mencegah penguapan air terlalu cepat. Lapisan tersebut merupakan modifikasi dari jaringan epidermis. Anda sudah mempelajari modifikasi jaringan epidermis bukan? Coba ingat kembali.

3.    Cahaya

Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi    pembentukan    klorofil,    fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang. Jadi cahaya secara tidak langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena hasil fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk pembentukan organ-organ tumbuhan.

Cahaya matahari juga dapat memicu pembentukan pigmen antosianin dan flavonoid yang memberikan warna pada bunga dan buah. Cobalah perhatikan dan bandingkan warna buah-buahan di pohon yang terkena cahaya matahari langsung dengan buah-buahan yang tersembunyi di balik daun-daunnya. Buah- buahan tersebut memiliki derajat warana yang berbeda.

Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh cahaya (fotomorfogenesis).  Efek  fotomorfogenesis ini dapat  dengan  mudah  diketahui dengan cara membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah dari tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami  etiolasi(pertumbuhan  tumbuhan  yang  lebih  cepat  jika  berada  di tempat yang gelap), kecambah tampak pucat dan lemah karena produksi klorofil terhambat oleh kurangnya cahaya. 

Sedangkan, pada kecambah yang tumbuh di tempat terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya cahaya. Bagaimana cara mengatur posisi tanaman yang tumbuh di dalam rumah? Tanaman yang tumbuh di dalam rumah sebaiknya diubah-ubah posisinya agar mendapatkan cahaya yang merata dan dapat tumbuh lurus ke atas.

Fotoperiodisme

Interval penyinaran sehari-hari terhadap tumbuhan mempengaruhi proses pembungaan. Lama siang hari di daerah tropis kira-kira 12 jam. Sedangkan, di daerah yang memiliki empat musim dapat mencapai 16 - 20 jam. Respon tumbuhan yang diatur oleh panjangnya hari ini disebut fotoperiodisme.

 Fotoperiodisme dipengaruhi oleh fitokrom (pigmen penyerap cahaya). Fotoperiodisme menjelaskan mengapa pada spesies tertentu biasanya berbunga serempak. Tumbuhan yang berbunga bersamaan ini sangat menguntungkan, karena  memberi   kesempatan  terjadinya  penyerbukan  silang.   Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

a) Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari.

b) Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 - 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau.

c) Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.

d) Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan kapas.

Tumbuhan memiliki zat yang berfungsi mengontrol respon tumbuhan terhadap penyinaran yang disebut pigmen ļ¬tokrom. Pigmen ini sebenarnya adalah suatu protein  yang  mampu  menyerap  cahaya  merah  dan  infra  merah  dari  sinar matahari. 

4. Suhu

Salah  satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim  adalah  suhu.  Suhu  yang kurang sesuai akan menyebabkan kerja enzim di dalam sel-sel kurang optimal sehingga proses metabolisme (seperti fotosintesis) akan terganggu. Suhu merupakan faktor eksternal dari lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena suhu berhubungan dengan kemampuan tumbuhan dalam melakukan proses fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi.

Tumbuhan memiliki suhu optimum yang ideal untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang terbaik untuk pertumbuhan suatu jenis tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, suatu tanaman juga memiliki batas suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum  merupakan  suhu  paling  tinggi  yang  memungkinkan  tumbuhan masih dapat mempertahankan hidupnya. Suhu minimum merupakan suhu paling rendah yang memungkinkan tumbuhan masih dapat mempertahankan hidupnya. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperatur sekitar 10°C – 38°C untuk pertumbuhannya. Suhu optimum rata-rata tumbuhan adalah 400C.

Apabila suhu lingkungan suatu tumbuhan di bawah suhu minimum, segala aktivitas fisiologi tubuhnya akan terhenti, dan ini disebut masa tidur (dormansi), keadaan ini terjadi pada beberapa tumbuhan pada  musim  dingin  di  negara- negara yang memiliki 4 musim.

5. Kelembapan

Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat perkecambahan biji. Hal ini karena tanah lembap menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan makanan dalam jaringan. Tingkat pengaruh kelembapan udara atau tanah pada tumbuhan berbeda-beda. Ada tanaman yang membutuhkan kelembaban udara dan kelembapan tanah yang tinggi, misalnya lumut  hati.  Sebaliknya,  ada  juga  tanaman  yang  tumbuh  dengan  baik  pada dengan kelembapan udara dan tanah kelembapan rendah, misalnya Aloe vera (lidah buaya) dan beberapa jenis tanaman anggrek.

Kelembaban tanah dan kelembaban udara memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang kaya humus mampu menyimpan air lebih banyak, sehingga tanaman tumbuh lebih baik. Tanaman yang tumbuh dengan baik  menghasilkan  seresah  lebih  banyak  dan  meningkatkan  bahan  organik tanah. 

Udara mampu menyimpan air. Kadar air yang ada di udara disebut kelembaban udara. Kadar air di udara yang tinggi, berpeluang untuk menjadi awan dan hujan. Air hujan masuk ke dalam tanah dan akan disimpan dalam tanah, menjamin ketersediaan air bagi tumbuhan.

6. Ketersediaan oksigen

Oksigen diperlukan tumbuhan untuk bernapas. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang   dengan   baik,   jika   kebutuhan   terhadap   oksigen   tercukupi. Kekurangan     oksigen     dapat     merangsang     produksi     hormon     etilen yang menyebabkan beberapa sel dalam korteks akan mengalami penuaaan dan mati. Tumbuhan yang terlalu banyak disiram air akan kekurangan oksigen karena tanah  kehabisan  ruang udara  penyedia  oksigen.  Tanah  yang  padat  dan  liat mengandung sedikit oksigen sehingga perlu dicampur dengan pencangkulan secara hati-hati agar akar tumbuhan dapat bernapas. Tumbuhan yang hidup di daerah yang kekurangan oksigen (misalnya di rawa-rawa), memiliki akar napas yang banyak seperti pada tanaman bakau (Rhizophora sp).

7. Gravitasi

Bila cahaya akan mempengaruhi arah pertumbuhan tunas maka pengaruh bumi akan mempengaruhipertumbuhan akar menuju pusat bumi. Arah gerak akar yang menuju pusat bumi disebut gravitropisme. Pertumbuhan pada tumbuhan memperlihatkan respons terhadap gravitasi. Pertumbuhan akar menunjukkan respons gravitasi positif sedangkan pertumbuhan tunas menunjukkan respon gravitasi  negatif.  Jika  tumbuhan  diletakkan  pada  posisi  miring,  tunas  akan tumbuh membengkok ke atas dan akar akan tumbuh membengkok ke bawah. Tumbuhan  mampu  mengindra  gravitasi  karena  adanya  pengendapan  statolit pada titik terendah sel tudung akar. 

Statolit adalah plastida khusus yang mengandung   butiran pati padat. Pengendapan statolit pada titik terendah sel akan menyebabkan redistribusi auksin sel-sel yang berada di atasnya dan menyebabkan pemanjangan akar sehingga akar akan membengkok ke bawah.

8. pH (derajat keasaman)

Hujan  asam  dapat  menambah  keasaman  tanah.  Jika  keadaan  tanah  terlalu asam,  klorofil  akan  rusak  sehingga  mengganggu  proses  fotosintesis.  Tanah bekas   rawa-rawa   dan   tanah   potsolik   yang   berwarna   merah   kekuningan cenderung bersifat asam. Tanah jenis ini harus dicampur dengan kapur sebelum ditanami  agar keasamannya berkurang. Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti bunga hortensia (Hydrangea sp), keasaman tanah berpengaruh terhadap warna bunga.

9. Sentuhan

Pada   tumbuhan   yang  merambat,   misalnya   anggur   dan  mentimun,   pada umumnya mempunyai organ pelilit berupa sulur. Sulur tersebut pada awalnya tumbuh lurus, tetapi jika menyentuh sesuatu akan tumbuh melilit benda tersebut. Sentuhan akan menghambat pertumbuhan sel-sel, sehingga terjadi perbedaan laju pertumbuhan antara sel yang terkena sentuhan dengan sel-sel yang tidak terkena sentuhan. Perbedaan laju pertumbuhan sel-sel tersebut menyebabkan sulur melilit. Suatu percobaan menunjukkan bahwa tumbuhan yang batangnya digosok dengan tongkat akan lebih pendek daripada tumbuhan yang dibiarkan

10. Organisme parasit dan herbivora

Organisme parasit pada tumbuhan dapat berupa virus, bakteri, dan jamur. Organisme parasit tersebut mengambil sari makanan dari tumbuhan inang sehingga tumbuhan inang yang ditumpangi akan terganggu pertumbuhan dan perkembangannya, bahkan dapat mengalami kematian. Herbivora adalah hewan pemakan tumbuh-tumbuhan, misalnya ulat, belalang, dan kumbang. Jika daun- daun muda pada tumbuhan dimakan oleh ulat, akan mengganggu proses pertumbuhannya. Namun, beberapa tumbuhan memiliki alat pertahanan diri secara fisik seperti duri-duri dan pertahanan secara kimiawi, misalnya menghasilkan zat kanavanin yang merupakan racun bagi herbivora.



Sumber: Modul PPG (Pendidikan Profesi Guru)

Modul 3, Kegiatan Belajar 3. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan

Perkembangan

Penulis: Dr Martina Restuati, M. Si


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar