Inflasi (Pengertian, Penyebab, Penggolongan, Penghitungan, dan Dampak Inflasi)


Inflasi (Pengertian, Penyebab, Penggolongan, Penghitungan, dan Dampak Inflasi)
Inflasi (Pengertian, Penyebab, Penggolongan, Penghitungan, dan Dampak Inflasi)

1.   Pengertian Inflasi

Inflasi adalah gejala-gejala kenaikan harga barang-barang yang sifatnya umum dan terus menerus. Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Dikatakan tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di pasaran mempunyai jumlah dan jenis yang sangat banyak, di mana sebagian besar dari harga-harga tersebut selalu meningkat sehingga berakibat terjadinya inflasi. Dengan kata lain, inflasi merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

Inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan bukan tinggi- rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Dianggap inflasi jika terjadi proses kenaikan harga yang terus - menerus dan saling memengaruhi. Penggunaan inflasi digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang, yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga, dapat disebut inflasi. Ada tiga komponen untuk menentukan terjadinya inflasi yaitu: Kenaikan Harga, Bersifat umum, dan Berlangsung terus-menerus

2.   Penyebab Timbulnya Inflasi

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi, akan tetapi secara garis besar timbulnya inflasi disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini.

a.  Kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan berproduksi (demand pull inflation), di mana terjadi inflasi disebabkan oleh naiknya permintaan total terhadap barang dan jasa.

b.  Kenaikan biaya produksi (cost push inflation), di mana inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi, sehingga harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan.

c. Meningkatnya jumlah uang yang  beredar  dalam masyarakat,  artinya terdapat penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen menaikkan harga barang.

d.  Adanya pencetakan uang baru oleh pemerintah sehingga menambah jumlah uang beredar. Hal ini biasanya dilakukan pemerintah untuk menutupi defisit anggaran.

e.  Berkurangnya jumlah barang di pasaran, artinya jumlah barang yang ada di pasar atau jumlah penawaran barang mengalami penurunan, sehingga jumlahnya menjadi sedikit sedangkan permintaan akan barang tersebut banyak yang berakibat harga barang naik.

f. Adanya  desakan  dari  golongan  tertentu  untuk  memperoleh  kredit murah sehingga akan mendorong peningkatan jumlah uang beredar dan kestabilan harga tidak terjamin.

g. Adanya fluktuasi dari sektor luar negeri (ekspor/impor), investasi, tabungan, penerimaan dan penerimaan negara.

1)  Inflasi dari luar negeri (imported inflation), artinya inflasi karena mengimpor barang dari luar negeri, sedangkan di luar negeri terjadi inflasi (kenaikan harga barang di luar negeri, sehingga barang- barang impor mengalami kenaikan harga

2)   Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation), artinya meningkatnya pengeluaran pemerintah/terjadi defisit anggaran.

3.   Penggolongan Inflasi

Keberadaan inflasi bisa ditinjau dari beberapa sisi, bisa dari sisi parah atau tidaknya, dari laju kecepatannya, dari sisi cakupan pengaruhnya, dari sisi penyebabnya yang sangat berkaitan erat dengan arus uang dan barang atau bisa juga dilihat dari sisi asalnya. Berikut jenis-jenis inflasi :

a. Berdasarkan Tingkat keparahannya 

Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya dibedakan menjadi empat yaitu pertama inflasi ringan dengan tingkat keparahan <10% setahun, kedua inflasi sedang dengan tingkat keparahan 10%-30%, ketiga Inflasi Berat dengan tingkat keparahan 30%-100% dan keempat inflasi sangat berat (Hiperinflation) dengan tingkat keparahan 100%.

b. Laju Kecepatannya

Dilihat  dari  laju kecepatannya,  inflasi  dibagi menjadi  tiga  sebagai berikut :

1)  Inflasi lunak (wild inflation),  inflasi  yang  kecepatannya  kurang  dari 5%  per tahun,

2)  Inflasi cepat (galloping inflation), inflasi yang kecepatannya 5% atau lebih per tahun.

3)  Inflasi meroket (sky rocketing inflation) atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang kecepatannya lebih dari 10% per tahun.

c.   Cakupan Pengaruh

Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga, inflasi dibagi menjadi 3 yaitu :

1).  Inflasi tertutup (closed inflation), terjadi jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu saja secara berkelanjutan.

2).  Inflasi terbuka (open inflation) terjadi apabila kenaikan harga terjadi secara keseluruhan

3).  Inflasi yang tak terkendali terjadi apabila serangan inflasi demikian hebatnya dan setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.

d.  Penyebab Awal Terjadinya Inflasi

Pengolongan inflasi berdasarkan penyebab awal terjadinya inflasi. Pengolongan inflasi berdasarkan penyebab awal terjadinya inflasi di bagi dua sebagai berikut :

1)  Demand Pull Inflation : Inflasi yang disebabkan karena permintaan masyarakat akan berbagai  barang terlalu kuat.

2)  Cost Push Inflation : Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi secara terus-menerus. Inflasi permintaan dan penawaran Inflasi ini disebabkan kenaikan permintaan disatu sisi dan penawaran disisi lain. Inflasi muncul karena pelaku permintaan dan penawaran yang tidak seimbang, artinya jika permintaan dan barang bertambah sementara penyediaan barang mengalami kekurangan.

e.  Berdasarkan asal inflasi

Penggolongan  inflasi  berdasarkan  asal  inflasi  dibagi  dua  sebagai berikut :

1)  Domectic  inflation,  yaitu  Inflasi  dari  dalam  negeri  (domestic inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh terjadinya peristiwa ekonomi di dalam negeri. Contoh : gagal panen secara menyeluruh.

2)  Imported inflation, yaitu Inflasi dari luar negeri (imported inflation) adalah inflasi yang disebabkan tingginya harga barang-barang yang dibeli dari luar negeri.

Contoh : harga bahan baku untuk produksi dalam negeri.

4.   Penghitungan Inflasi

Inflasi dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan cara menghitung perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK). Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa IHK merupakan nilai indeks yang mengukur harga rata-rata barang dan  jasa yang dikonsumsi rumah tangga. Jika IHK saat ini (misalnya September) lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya (misalnya Agustus), maka dapat dikatakan terjadi kenaikan tingkat harga secara umum (inflasi). Jika terjadi sebaliknya, maka disebut terjadi penurunan tingkat harga umum disebut deflasi (Natsir: 2014).

5.   Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional. 

Lenaikan harga yang  terus  menerus  bukan  saja  menimbulkan beberapa   efek   buruk   tetapi juga pada kemakmuran individu dan masyarakat (Sukirno, 2008). Inflasi yang tinggi akan mengurangi gairah pelaku   ekonomi untuk menggalakkan perkembangan ekonomi. Hal ini disebabkan manakala biaya terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Pemilik modal akan lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi dengan membeli aktiva tetap seperti tanah, rumah, bangunan dan lainnya. Hal ini akan mengakibatkan investasi disektor produktif akan berkurang yang mengakibatkan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun yang akhirnya berpengaruh terhadap pengangguran.

Inflasi juga menimbulkan efek yang negatif terhadap perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang barang produksi dalam negeri tidak dapat bersaing dengan barang dari luar negeri di pasar Internasional. Akibatnya ekspor akan menurun dan sebaliknya harga produk dalam negeri relativ lebih tinggi dari barang impor sehingga impor akan bertambah. Pada kondisi yang demikian maka akan terjadi gangguan terhadap aliran mata uang asing yang akhirnya akan mengganggu neraca pembayaran.


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar