Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Pemerintah Kolonial


Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Pemerintah Kolonial

a.    Perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan Portugis

1)    Kedatangan bangsa Portugis tahun 1511 di Malaka mendapat penolakan dari rakyat Malaka. Setelah pertempuran sengit, Malaka jatuh ke tangan Portugis. Dinasti Ming merupakan sekutu dari kerajaan Malaka, sehingga mereka membantu menyerang Portugis.
2)    Demikian pula kekuasaan Portugis di Aceh mendapat penolakan dipimpin oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Pada 1568, Aceh mendapat bantuan dari Turki untuk menyerang Portugis, tetapi serangan tersebut mengalami kekalahan. Sejak Portugis dapat menguasai Malaka, Kerajaan Aceh merupakan saingan terberat dalam dunia perdagangan. Para pedagang muslim segera mengalihkan kegiatan perdagangannya ke Aceh Darussalam. Keadaan ini tentu saja sangat merugikan Portugis secara ekonomis, karena Aceh kemudian tumbuh menjadi kerajaan dagang yang sangat maju. Melihat kemajuan Aceh ini, Portugis selalu berusaha menghancurkannya, tetapi selalu menemui kegagalan. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639) armada kekuatan Aceh telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka.
3)    Akibat kekuasaan Portugis di Malaka, aktivitas perdagangan di Pelabuhan Malaka menjadi terganggu. Sultan Demak Raden Patah mengutus Adipati Unus menyerang Portugis di Malaka pada 1512 dan 1513 kemudian baru berhasil mengusir Portugis 1527 di Sunda Kelapa ketika dipimpin oleh Fatahillah.
4)    Berdasarkan Perjanjian Saragosa, Portugis tetap menguasai daerah- daerah di Maluku. Sejak itu pengaruh Portugis di Maluku semakin besar. Portugis berhasil memaksakan monopoli perdagangannya, sehingga rakyat Maluku melakukan penyerangan terhadap Portugis. Perlawanan Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun dan berakhir dengan perjanjian pada tahun 1570. Perjuangan dilanjutkan oleh Sultan Baabullah.

b.    Perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan Spanyol


Periode pertama Spanyol di Minahasa ada di masa 1520-1562, dan periode kedua 1580-1694. Di tahun 1562, Spanyol digusur Portugis dari perairan Maluku dan Sulawesi. Peristiwa itu terjadi terutama karena perjanjian Saragosa antara kedua bangsa. Karena itu Spanyol kemudian memusatkan kekuasaannya di Manila Filipina. Perlawanan terhadap kekuasaan Spanyol dilakukan oleh rakyat Sulawesi

c.    Perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan Belanda

Pada tahun 1605, VOC berhasil merebut Maluku dari Portugis. Sikap sewenang- wenang
Belanda dan upayanya untuk memaksakan monopoli perdagangan kepada rakyat, menimbulkan perlawanan rakyat di berbagai tempat, antara lain Mataram yang dipelopori oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613 – 1645), Makassar yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin (1654-1669), Banten pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1650-1682), rakyat Maluku yang dipimpin oleh Pattimura (1817), Minangkabau diawali oleh Datuk Bandaro dan dilanjutkan oleh Imam Bonjol (1821-1837), Perang Diponegoro (1825-1830),  rakyat Banjar (1859- 1863) salah satunya oleh Pangeran Antasari, rakyat Bali (1846-1868), perang Sisingamaraja XII (1870-1907), dan perang Aceh (1873-1906).

d.    Perlawanan bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Inggris.

1)    Perlawanan Kraton Yogyakarta terhadap Penjajahan Bangsa Inggris
2)    Perlawanan Rakyat Palembang terhadap Penjajahan Bangsa Inggris

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar