Teori Masuknya Agama Hindu-Budha ke Indonesia


Teori Masuknya Agama Hindu-Budha ke Indonesia

Masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia masih menjadi sebuah perdebatan hingga kini. Beberapa alternatif hipotesa coba dikemukakan oleh beberapa pakar setelah memperhatikan beberapa fenomena dan fakta sejarah. Hipotesa-hipotesa ini kemudian mendapat dukungan dari beberapa pakar sejarah kuna baik dalam maupun luar namun tidak sedikit yang menentang salah satu hipotesa tersebut.


Teori-teori tersebut adalah: 

1. Teori pertama yang dilontarkan adalah teori Kstaria, 

dimana para pengikutnya berpendapat bahwa agama Hindu dan Budha disebarluaskan melalui kolonisasi oleh para Ksatriya. 

 Bunyi teori ksatria menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia dibawa oleh golongan ksatria yang kalah dalam perang di India. Para ksatria-ksatria tersebut kemudian lari ke Indonesia sebagai tempat persinggahan.

Dari pengertian teori ksatria tersebut, dijelaskan bahwa asal usul Hindu Budha berasal dari golongan ksatria. Berdasarkan kasta dalam agama Hindu, golongan ksatria menempati posisi kasta kedua dibawah golongan brahmana atau para pendeta.

Lalu siapa saja yang termasuk golongan ksatria? Jika kita pahami dari namanya, golongan ini mungkin hanya terdiri dari para tentara. Namun sebenarnya tidak hanya tentara saja, melainkan terdiri dari para raja dan bangsawan. Itulah ketiga golongan yang termasuk dalam kasta ksatria.
Jadi dapat kita analisis bahwa golongan kstaria yang dimaksud dalam teori ksatria bukan hanya para tentara, melainkan raja dan bangsawan juga ikut terlibat dalam proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia.

2. Teori yang kedua adalah Teori Waisya

 dimana perdagangan dan perkawinan adalah salurannya,  Teori waisya menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha dibawa oleh golongan waisya. Di dalam kasta agama Hindu, golongan Waisya merupakan kasta ketiga. Orang-orang di kasta ini contohnya seperti para pedagang, nelayan dan petani. Teori waisya berpendapat bahwa para pedang lah yang menyebarkan agama Hindu di Nusantara pada saat itu.
Golongan pedagang (waisya) melakukan perdagangan di Nusantara dengan waktu yang cukup lama. Hal ini karena transportasi pada masa itu masih menggunakan kapal bertenaga angin (mengandalkan angin), jadi mereka melakukan perdagangan di suatu tempat dalam kurun waktu yang relatif lama. Bahkan sampai setengah tahun atau 6 bulan lamanya.

3. Teori ketiga adalah Teori Brahmana 

dimana mengemukakan peran para Brahmana dalam menyebarkan agama karena sifatnya yang rahasia. 

Teori Brahmana menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha ke Indonesia dilakukan oleh golongan Brahmana yang diundang oleh raja-raja saat itu. Brahmana sendiri merupakan golongan cendekiawan yang menguasai ajaran, adat, pengetahuan dan keagamaan. Dengan pengetahuan keagamaan tersebut, beberapa tokoh meyakini bahwa brahmana lah yang menyebarkan agama Hindu di Nusantara.
Kita dapat menganalisis bahwa penyebaran agama tentu dilakukan oleh orang-orang yang memahami agama tersebut. Bukan dilakukan oleh orang yang biasa-biasa saja, tanpa mengetahui dasar ajaran agama yang dianut. Sama seperti teori-teori lainnya, teori brahmana memiliki kelebihan dan kelemahannya. Mengenai teori yang mendekati kebenaran tergantung dari cara kalian menganalisisnya.

4. Teori Arus Balik

Sebuah teori menarik dikemukakan oleh van Leur yang menyatakan bahwa telah terjadi usaha oleh para Brahmana lokal mempelajari agama ini di India dan kemudian pulang untuk menyebarkannya, teori ini dikenal sebagai Teori Arus Balik. Ada satu teori yaitu Teori Sudra yang menganggap bahwa para sudra yang tinggal di Indonesia menjadi pelopor penyebaran agama ini. Teori Arus Balik segera mendapat tempat di hati para pakar sejarah kuna karena bersifat Indonesiasentris dan didukung dari beberapa intepretasi prasasti dan naskah.

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar