Naskah Teater: Pengertian, Fungsi,alat bahan, dan Penulisan Naskah Teater Proses mengarang


Naskah Teater: Pengertian, Fungsi,alat bahan, dan Penulisan Naskah Teater Proses mengarang

•    Pengertian Naskah Teater

Naskah atau biasa disebut naskah lakon adalah sebuah rangkaian peristiwa yang disampaikan melalui dialog tokoh-tokoh yang ada didalamnya. Didalamnya memuat bahasa verbal dan sering disertai dengan keterangan tempat, waktu, dan adegan. Dalam lakon akan dijumpai dua hal yang sangat penting, yaitu pertama, konflik. Kedua, tokoh atau peran yang terlibat dalam kejadian-kejadian dalam lakon. Peristiwa atau kejadian dibuat oleh penulis naskah sebagai kerangka besar yang mendasari terjadinya suatu lakon.

Peristiwa lakon tersebut menuntun seseorang untuk mengikuti laku kejadian mulai dari pemaparan, konflik hingga penyelesaian. Konflik dalam lakon merupakan inti cerita. Tidaklah menarik sebuah cerita disajikan di atas panggung tanpa adanya konflik. Konflik dalam lakon bisa rumit bisa juga sederhana. Gagasan utama atau pesan lakon termaktub dalam konflik yang merupakan pertentangan antara satu pihak terhadap pihak lain mengenai sesuatu hal. Jalinan cerita menuju konflik dan cara penyelesainnya inilah yang menjadikan lakon menarik.

Naskah lakon atau biasa disebut skenario adalah hal pertama yang berperan sebelum sampai ke tangan sutradara dan para pemeran. Naskah lakon merupakan penuangan ide cerita ke dalam alur cerita dan susunan lakon. Seorang penulis lakon dalam proses berkarya biasanya bertolak dari sebuah tema. Tema itu kemudian disusun dan dikembangkan menjadi sebuah cerita yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang memiliki alur yang jelas dan tokoh- tokoh yang berkarakter. Meskipun sebuah naskah lakon bisa ditulis sekehendak penulis, tetapi harus memperhitungkan atau berpegang pada asas kesatuan (unity). Aristoteles (384-322 SM) menggariskan tiga asas kesatuan dalam teater, yaitu asas kesatuan waktu, tempat, dan lakon. Seni teater adalah seni ephemeral artinya pertunjukan bermula pada suatu malam dan berakhir pada malam yang sama. Karena peristiwa-peristiwa yang ditampilkan di atas pentas menggambarkan kejadian-kejadian yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan selesai dalam waktu yang singkat maka harus jelas karakteristiknya, bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir.

Salah satu ciri teater modern adalah digunakanya naskah lakon sebagai acuan sebagai bahan pokok untuk mementaskan sebuah pertunjukan teater. Naskah lakon pada dasarnya adalah karya sastra dengan media kata. Mementaskan naskah lakon berarti memvisualisasikan bahasa kata kedalam media pementasan. Unsur pokok di dalam teater adalah konflik. Berikut adalah jenis-jenis konflik.

a)    Konflik Manusia dengan Manusia

Konflik ini terjadi karena beda pandangan antar manusia dan bersifat frontal. Konflik dalam cerita tercipta karena perbedaan karakter yang ada pada manusia secara umum.

b)    Konflik Manusia dengan Dirinya Sendiri

Manusia adalah makhluk yang mempunyai potensi kebaikan dan keburukan. Sering kali terjadi keadaan di mana apa yang dilakukan dengan apa yang didapatkan tidak sejalan dengan yang diharapkan sehingga terjadi pertentangan dengan dirinya sendiri.

c)    Konflik Manusia dengan Lingkungan

Manusia adalah mahluk individu. Setiap individu mempunyai kepentingan dan kebutuhan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Seringkali kebenaran yang diyakininya berbenturan dengan orang lain sehingga bertentangan dengan lingkunganya. Pertentangan itu bisa dengan lingkungan sosial atau antar kelompok manusia maupun lingkungan atau alam.

d)    Konflik Manusia dengan Tuhan

Hukum manusia berbeda dengan hukum Tuhan, karenanya sering terjadi perbedaan ukuran setiap perilaku manusia di setiap wilayah. Hukum Tuhan selalu harmoni dengan perbuatan. Sementara itu, manusia sering melakukan disharmoni dalam melakukan pemenuhan hidupnya. Sering kali manusia menyalahkan Tuhan karena keadaan yang dialaminya, tetapi tidak sadar bahwa sebenarnya manusialah yang melakukan pelanggaran hukum.

•    Fungsi Naskah Teater

Naskah lakon yang pokok materinya adalah konflik sebenarnya karena pencarian kebenaran. Kebenaran terbagi menjadi tiga, yaitu;
-    Kebenaran Ilahiyah, kebenaran berdasarkan kitab atau agama beserta ajarannya (kebenaran ini dikembangkan bersifat absolut bagi penganutnya),
-    Kebenaran alamiah, pencapaian kebenaran berdasarkan tradisi.
-    Kebenaran ilmiah, kebenaran yang terukur, terbukti secara logika.
Materi pokok dari teater atau drama adalah manajemen konflik. Konflik yang terbentuk merupakan kerangka pencarian pembenaran setiap tokoh didalamnya. Konflik tercipta karena ada dua karakter yang berbeda sehingga terjalin argumen-argumen di dalam komunikasinya. Argumen dan peristiwa tersebut dituliskan sehingga tersusunlah sebuah peristiwa yang dituliskan dan orang menyebutnya dengan naskah lakon dari asal kata laku.

•    Alat dan Bahan Penyusunan Naskah Teater

Berkaitan dengan lakon cerita, yang menjadi landasan sebuah lakon adalah tema atau nada dasar cerita. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama, tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandangan (point of view) yang dikemukakan oleh pengarangnya. Premis adalah landasan pokok yang menentukan arah tujuan lakon yang merupakan landasan bagi pola konstruksi lakon.

-    Bahan–bahan untuk pengarang:

1)    Karakter, digunakan untuk mengembangkan konflik. Pengarang menggunakan watak manusia sebagai bahan (konflik hidup adalah hukum drama).
2)    Situasi, lakon adalah rentetan situasi, dimulai dengan situasi yang akan berkembang selama action terlaksana. Bahannya bersumber pada kehidupan, sedangkan seni dari drama terletak pada penggarapan bahannya.
3)    Subjek atau tema ialah ide pokok lakon atau drama.

-    Alat-alat pengarang:

1)    Dialog
Lewat dialog tergambarlah watak-watak sehingga latar belakang perwatakan bisa diketahui.
2)    Action
Dalam hal banyak laku (action) lebih penting daripada dialog karena “laku berbicara lebih keras daripada kata-kata” karena to see is to believe.

•    Penulisan Naskah Teater Proses mengarang

1)    Seleksi

Dengan hati-hati, pengarang memilih situasi yang harus memberikan saham bagi keseluruhan drama, dalam kebanyakan lakon situasi merupakan kunci laku.

2)    Re-arrangement

Pengarang mengatur/menyusun kembali kekalutan hidup menjadi pola yang berarti.

3)    Intensifikasi

Pengarang mempunyai kisah untuk diceritakan, kesan untuk digambarkan, suasana hati untuk diciptakan. Segala anasir dalam proses artistik harus direncanakan sedemikian rupa untuk mengintensifkan (meningkatkan) komunikasi.


source: modul Pembelajaran pppk Naskah Lakon Seni Teater

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar