Hukum-hukum Psikologi Perkembangan
seperti halnya pertumbuhan yang terjadi dengan hukum-hukum tertentu,
demikian pula perkembanganpun tidak terjadi secara kebetulan, melainkan dengan
hukum-hukum tertentu pula. Adapun hukum-hukum dalam perkembangan antara lain
seperti dikemukakan di bawah ini:
a.
Perkembangan adalah kualitatif
Perkembangan
tidak mengenai materi melainkan mengenai fungsi. Kualitatif disini di hubungkan dengan hasil dari perubahan yang
tidak dapat dihargai secara kuantitatif.
b.
Perkembangan sangat di
pengaruhi oleh proses dan hasil belajar
Dengan
belajar orang memperoleh pengalaman. Pengalaman belajar meliputi aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan kegiatan yang dinamis,
karena itu wajarlah bahwa pengetahuan, keterampilan dan sikap seorang jadi
berkembang. Pengetahuan keterampilan dan sikap ini akan menentukan tingkat
kedewasaan seseorang.
c.
Usia ikut mempengaruhi
perkembangan
Dengan
bertambahnya usia, maka pertumbuhan
seseorang berlangsung terus menuju tingkat kematangan-kematangan tertentu pada
fungsi-fungsi jasmaniah. Kematangan fungsi jasmaniah dapat mempercepat proses
perkembangan.
d.
Masing-masing individu
mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda.
Dalam
keadaan normal, perkembangan seseorang berlansung dalam tempo tertentu dan
tidak menjadi sama bila dibandingkan dengan tempo perkembangan orang lain.
Tempo perkembangan individu cenderung menunjukan kelangsungan perkembangan
secara tetap dari bayi sampai dewasa, demikian pula pada orang lain ini tidak
berarti, bahwa orang yang pendek cenderung menjadi pendek terus, yang kurus
cenderung tetap kurus, dan yang bodoh tetap menjadi bodoh.
e.
Dalam keseluruhan
priode perkembangan, setiap spesies perkembangan individu mengikuti pola umum
yang sama.
Setiap individu berkembang dengan
mengikuti pola umum yang sama, karena masing-masing individu memilki materil
serta fungsi-fungsi yang sama untuk bertumbuh. Pertumbuhan sifat-sifat “genes”
terjadi secara berkesinambungan dan teratur meskipun terdapat pengaruh lingkungan yang menyebabkan
adanya perbedaan pertumbuhan, namun pola umum perkembangan tetap sama. Manusisa pada umumnya lebih
dulu pandai merangkak sebelum ia pandai berjalan, ia lebih dulu pandai
mengindra sebelum ia pandai mengingat. Sacara umum pula, masing-masing anak
yang sebaya mempunyai minat dan kebutuhan yang bersamaan.
f. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan
Faktor hereditas dan lingkungan sama penting bagi perkembangan individu. Hereditas
menumbuhkan
fungsi-fungsi
dan
kapasitas, sedangkan
pendidikan
dan
lingkungan
mengembangkan
fungsi-fungsi dan kapasitas itu. Baik setimuli, hereditas,
maupun
hereditas
lingkungan
berinteraksi
saling
mempengaruhi
untuk
menimbulkan proses
pertumbuhan dan perkembangan.
g. Perkembangan yang lambat dapat dipercepat
Penyakit, tekanan
batin
kekecewaan, keputusan
dan
kemasa
bodohan yang diderita
oleh
individu
dapat
mengakibatkan
keterlambatan
perkembangan
pribadinya. Perkembangan
seseorang
dikatakan
terlambat
apabila
pribadinya
tidak
berkembang
sesuai
dengan
pola
perkembangannya
sendiri yang normal.
Kelambatan perkembangan ini dapat dipercepat melalui kepemimpinan pengajaran yang didaktis. Penciptaan
lingkungan yang kondusif di
sekolah dan di luar sekolah, serta
motivasi
kegiatan
belajar
mengajar.
h. Perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi
Meskipun
pola
tinkah
laku
individu
pada mulanya
bersifat
umum, namun
dengan
majunya
pertumbuhan
terjadinya
perkembangan
masing-masing
fungsi yang tidak
bersamaan. Dalam
pola
umum
pertumbuhan
badannya, munculah
fungsi
menggunakan
sebelah
tangannya
tampa
dibarengi
dengan
penggunaan
tangan
dengan
penggunaan
tangan
sebelah
lagi. Gerakan
tangan yang masih global itu
kemudian
disusul
dengan
gerakan
pungsi
jari-jari
tangan, setelah
itu
disusul
dengan
gerakan
otot
baik
pada
tangan
dan
jari
untuk
dapat
memegang
sesuatu
benda
dan
akhirnya
perkembangan
kecakapan
sensoris
motoric
seperti
menulis
dan
memetik
senar
gitar. Ini
merupakan proses individu
dengan
jalan
mendefinisikan
gerakan-gerakan
khusus
secara
berangsur-angsur
dari
pola
gerak global atau
umum.[1]
[1]Wasti Soemanto,
Pikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,
(Jakarta: PT Renakacipta, April 1998), cet. IV
hal.98
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar