Penyebab anak dengan Kesulitan Belajar


Pengertian Anak dengan Kesulitan Belajar

Anak  dengan  kesulitan  belajar  dapat  terlihat  dari  kemampuan  prestasi akademik yang rendah, nilai yang kurang baik pada beberapa mata pelajaran, dan dalam penguasaan keterampilan belajar serta kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas spesifik dalam belajar. Namun kondisi ini tidak berhubungan langsung dengan tingkat intelegensi dari anak yang mengalami kesulitan.

ACALD  (Association  for  Children  and  Adulth  with  Learning  Disabilities ) menyatakan bahwa kesulitan belajar (kesulitan belajar khusus) adalah suatu kondisi kronis yang diduga bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu perkembangan, integrasi, dan/atau kemampuan verbal dan/atau nonverbal. Kesulitan belajar (kesulitan belajar khusus) tampil sebagai suatu kondisi  ketidakmampuan  yang  nyata  pada  orang -orang  yang  memiliki intelegensi rata-rata  hingga superior,  yang memiliki sistem sensoris yang cukup dan kesempatan  untuk belajar  yang cukup pula. Berbagai kondisi tersebut bervariasi dalam perwujudan dan derajatnya. Kondisi tersebut dapat berpengaruh  terhadap  harga diri,  pendidikan, pekerjaan, interaksi sosial, dan/atau dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sepanjang kehidupan.

NJCLD (National Joint Communite on Learning Disabilities ) kesulitan belajar adalah kelompok gangguan heterogen yang diduga berasal dari faktor neurologis yang diwujudkan secara berbeda dengan level keparahan yang berbeda-beda pada setiap individu. Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok  kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata  dalam  kemahiran  dan  penggunaan  kemampuan  men dengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi matematika. 

Selain itu NJCLD pun menyatakan bahwa kesulitan beajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis kesulitan individu dalam membacaa , menulis, dan berhitung. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik atau mental, bukan juga karena pengaruh lingkungan, melainkan karena kesulitan indiv idu itu sendiri dalam mempersepsi dan memproses objek yang diinderainya.

Sedangkan menurut Samuel A. Kirk bahwa “ Children listed under the ca p t io n o f specific  learning  disablities  are children  who cannot be grouped  under  the traditional categories of exceptional children, but who show significant retardation in learning to talk , or who do not develop normal visual or auditory perceptio n , o r who  have  great difficulty in learning  to read, to spell, to write, or to make arithmetic  calculations”.  Kesulitan  belajar  didefinisikan  sebagai  gangguan perseptual,  konseptual,  memori, maupun  ekspresif  di dalam proses belajar. Peserta didik yang berkesulitan belajar memiliki ketidakteraturan dalam proses fungsi mental dan fisik yang bisa menghambat alur belajar yang normal, menyebabkan  keterlambatan  dalam kemampuan  perseptual -motorik tertentu atau kemampuan bahasa.

Dari  beberapa  definisi  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  kesulitan  belajar merupakan kesulitan dalam satu atau lebih bidang akademik, seperti meembaca , menulis, dan berhitung yang disebabkan oleh disfungsi neurologis. Selain kesulitan di bidang akademik kesulitan pun nampak dalam aspek perkembanga n seperti kesulitan dalam bahasa dan komunikasi, penyesuaian sosial, dan perseptual. Anak dengan kesulitan belajar dapat dikatakan juga memiliki prestasi belajar  jauh dibawah  potensi yang dimilikinya.  Kondisi kesulitan belajar juga bukan karena kecacatan fisik atau mental, dan bukan juga karena pengaruh lingkungan, melainkan karena kesulitan individu itu sendiri dalam memperepsi dan memproses objek yang diinderainya

Penyebab anak dengan Kesulitan Belajar

Faktor penyebab anak kesulitan belajar telah diteliti dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, namun belum ada penyebab tunggal yang menjadikan seorang anak mengalami kesulitan belajar. Berikut ini adalah beberapa hipotesis yang menyebabkan anak kesulitan belajar menurut Robert Reid: 

1) adanya kelainan sistem saraf pusat; 

2) kerusakan  sistem saraf pusat; 

3) faktor genetik atau keturunan; 

4) paparan racun yang terdapat di lingkungan seperti timbal atau logam berat lainnya; dan 

5) pengaruh obat -obatan.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Mulyono Abdurrahman bahwa penyebab kesulitan belajar adalah faktor internal yang memungkinkan adanya disfungsi neurologis yang disebabkan oleh faktor genetik, luka pada otak karena trauma fisik atau kekurangan oksigen, biokimia yang dapat merusak otak, gizi yang tida k memadai, dan pengaruh psikologis dan sosial yang merugikan perkembangan anak.  Penyebab  tersebut  pun  dinyatakan  oleh  Hidayat  bahwa  penyebab kesulitan belajar bersifat intrinsik (dari dalam diri anak), dan bukan karena faktor eksternal (dari luar diri anak) seperti: lingkungan atau sistem pendidikan, melainkan karena faktor disfungsi sistem saraf pusat. 

Dari beberapa penyebab yang telah dikemukakan kesulitan belajar bukan dikarenakan oleh faktor dari luar diri anak, melainkan dikarenakan faktor dari dalam diri anak yang berasal dari keturunan, disfungsi neurologis , dan lainnya . Sedangkan lingkungan dan sistem pendidikan bukanlah penyebab dari anak kesulitan belajar, namun lingkungan dan sistem pendidikan juga dapat mempengaruhi kemampuan anak kesulitan belajar dalam belajar.


Sumber Utama : Suprihatin, Ed.D dan Leliana Lianty, M.Pd. 2019.  Modul 6 Pendidikan Anak Dengan Autisme Dan Kesulitan Belajar Spesifik . Kemdikbud


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar