Aspek Kredibilitas Pada Penelitian Kualititatif


 

Aspek Kredibilitas Pada Penelitian Kualititatif

Penelitian  dengan  menggunakan metode  kualitatif  untuk mengukur keabsahan data menurut Moleong (2005: 53) menggunakan istilah kredibilitas dan keteralihan (kontras validitas), kebergantungan (kontras reliabilitas) dan kepastian (objektif). Kredibilitas pada penelitian dengan metode kualititatif maksudnya bahwa peneliti kualitatif berperan sebagai instrumen itu sendiri. Menurut Moleong (2005: 55), kredibilitas pada penelitian dengan metode kualititatif mencakup beberapa aspek, antara lain:

1.      Keikutsertaan

Keikutsertaan berarti bahwa peneliti harus terjun ke lapangan sampai peneliti menemui kejenuhan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membatasi gangguan dari dampak peneliti pada sebuah konteks. Artinya bahwa peneliti harus memahami konteks kultural subjek. Selain itu juga bertujuan untuk membatasi bias peneliti dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.

2.      Pengamatan

Pengamatan berarti peneliti harus secara konsisten melakukan interpretasi dengan  berbagai  cara  dalam  kaitan  dengan  proses  analisis  yang  konstan. Dengan kata lain bahwa perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam proses pengamatan mengakibatkan kedalaman data. Hal ini berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.

3.      Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sumber   atau   metode   yang   lain   sebagai   pembanding.   Denzin   (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.

a.      Triangulasi dengan sumber

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan jalan (Patton, 1987: 331):

(1)  Membandingkan   data   hasil   pengamatan   dengan   data   hasil wawancara.

(2)  Membandingkan  apa  yang  dikatakan  orang  di  depan  umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

(3)  Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

(4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang  yang berada atau orang pemerintahan.

(5)  Membandingkan  hasil  wawancara  dengan  isi  suatu  dokumen yang berkaitan.

b.      Triangulasi dengan metode

Triangulasi dengan metode (Patton, 1987: 329) terdapat dua strategi, yaitu:

(1) Pengecekan  derajat  kepercayaan  penemuan  hasil  penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data.

(2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

c.      Triangulasi dengan penyidik

Triangulasi dengan penyidik berarti memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data.

d.      Triangulasi dengan teori

Triangulasi  dengan  teori menurut  Lincoln  dan Guba  (1981: 307), berdasarkan anggapan bahwa fakta  tidak dapat  diperiksa  derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

(1)Pengecekan sejawat; Teknik ini dilakukan dengan cara menampilkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang tema atau permasalahan yang diteliti.

(2)Kecukupan     refensial;     Teknik     ini     dilakukan     dengan     cara mengumpulkan data-data atau informasi di lapangan lainnya yang dapat digunakan sebagai pembanding.

(3)Kajian kasus negatif; Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola  dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

(4)Pengecekan anggota; Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data  sangat  penting  dalam  pemeriksaan  derajat kepercayaan. Pengecekan anggota meliputi keterlibatan anggota dalam pengumpulan data, kategori analitis, penafsiran dan  kesimpulan. Para anggota yang terlibat yang mewakili rekan-rekan mereka dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diorgasnisasikan oleh peneliti.

Kriteria terakhir dalam pemeriksaan keabsahan data adalah menyangkut faktor kepastian. Artinya, bahwa data yang diperoleh apakah bersifat objektif atau subjektif   tergantung   pada   persetujuan   beberapa   orang.   Pada   penelitian kuantitatif, kepastian menekankan pada aspek sampel yang terpilih, sedangkan penelitian kualitatif kepastian menekankan pada aspek data yang diperoleh. Beberapa permasalahan yang muncul dari aspek kepastian data, antara lain:

(1) Apakah hasil penelitian tersebut benar-benar berasal dari data. Hal ini dapat dilacak melalui catatan lapangan (field note).

(2) Apakah  kesimpulan  penelitian  ditarik  dari  data.  Hal  ini  dapat  dilacak melalui teknik analisis, kategori dan penafsiran.

(3) Apakah konseptual yang disusun berasal dari teori atau hanya sekedar apriori (konstruksi peneliti sendiri). 




sumber : Modul Belajar Mandiri PPPK ips Sosiologi, Pembelajaran 6. Metode Penelitian Sosial, kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar