Definisi, Karakteristik, Sifat-Hakikat, dan Manfaat Sosiologi


Definisi, Karakteristik, Sifat-Hakikat, dan Manfaat Sosiologi

a.  Definisi Sosiologi

Apa  yang dimaksud dengan Sosiologi? Berikut ini definisi Sosiologi menurut beberapa  ahli  (Soekanto,  2006:  17-18):  Menurut  Pitirim  Sorokin,  Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:

1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (agama dan ekonomi, keluarga dan moral, huku dan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik); 

2) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (geografi, biologis dan sebagainya); 

3) Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

Roucek dan Warren mengemukakan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok. Social. J.A.A van Doorn dan C.J. Lammers mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi mengatakan bahwa sosiologi  adalah  ilmu  yang  mempelajari  struktur  sosial  dan  proses  sosial termasuk di dalamnya adalah perubahan-perubahan sosial.

Secara harafiah, sosiologi berasal dari dua kata Bahasa Latin, yaitu socios (masyarakat) dan logos (ilmu), atau secara sederhana berarti ilmu tentang masyarakat. Berger (dalam Kamanto, 2004) mengatakan bahwa pemikiran sosiologi muncul ketika masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal-hal yang selama ini dianggap ”sudah seharusnya demikian”, benar, dan  nyata. Orang mulai melakukan renungan sosiologis manakala hal-hal yang diyakini tersebut mengalami krisis. 

Ilmu pengetahuan pada dasarnya bersumber dari filsafat, yang dianggap sebagai induk dari  ilmu  pengetahuan.  Filsafat berkembang  dan  mempunyai  berbagai cabang  ilmu  pengetahuan.  Sesuai  dengan  perkembangan  zaman,  masing- masing cabang ilmu pengetahuan kemudian memisahkan diri dan berkembang untuk mencapai tujuannya masing-masing. Pada awalnya, astronomi dan fisika yang memisahkan diri dari filsafat kemudian disusul oleh ilmu pengetahuan lain.

Sosiologi sendiri secara “resmi” memisahkan diri dari filsafat pada abad 19 yang ditandai dengan terbitnya tulisan Auguste Comte. Tulisan yang berjudul Positive Philosophy  merupakan  awal  lahirnya  sosiologi  sebagai  ilmu  pengetahuan. Tulisan yang terbit pada tahun 1842 ini mengukuhkan Comte sebagai bapak sosiologi. Lahirnya  tulisan  Comte pada dasarnya adalah  bentuk keprihatinan terhadap  kondisi  masyarakat  Eropa  pada  saat  itu  (Soekanto,  1982:  10-12). Pokok perhatian sosiologi di Eropa adalah pada kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.

b.  Karakteristik Sosiologi

Bagaimana membedakan sosiologi dengan ilmu lainnya yang tergabung dalam ilmu-ilmu sosial? Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karen a telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya (Soekanto, 2006: 14) adalah:

Sosiologi bersifat empiris yang artinya bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat serta tidak bersifat spekulatif.

Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab-akibat, sehingga tersusun menjadi sebuah teori

Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar  teori-teori  yang sudah ada dalam  arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori lama

Sosiologi itu bersifat nonetis, artinya yang dipersoalkan bukanlah baik- buruknya fakta tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis. 

c.   Sifat  dan Hakikat Sosiologi

Jika  dilihat  dari  sudut  sifat  dan  hakikatnya,  maka  sosiologi  meliputi  hal-hal sebagai berikut (Soekanto, 1984):

1) Sosiologi  merupakan  suatu  ilmu  sosial,  dan  bukan  ilmu pengetahuan alam atau pun ilmu pengetahuan kerohanian

2) Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif, akan tetapi merupakan    suatu   displin   yang   kategoris,   artinya   sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi

3)  Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai (applied science)

4)  Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang kongkrit

5)  Sosiologi  mempunyai  tujuan  menghasilkan  pengertian-pengertian dan pola-pola umum

6)  Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional

7) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat khusus.

Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa  juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah-masalah sosial yang perlu solusi (Horton dan Hunt, 1992).

d.   Manfaat Sosiologi

Memasuki abad ke-20, perkembangan sosiologi makin variatif bidang studi yang menjadi fokusnya. Saat ini perkembangan sosiologi semakin diakui oleh banyak pihak telah memberikan sumbangan yang sangat Bidang-bidang kajian sosiologi juga terus berkembang makin variatif dan telah menembus batas-batas disiplin ilmu lain. Sejumlah bidang sosiologi saat ini telah lahir dan berkembang serta dikenal  oleh  masyarakat.  

Beberapa  di  antaranya  adalah  sosiologi  terapan, perilaku kelompok, sosiologi budaya, perilaku menyimpang, sosiologi industri, sosiologi kesehatan, sosiologi korupsi, dan sosiologi media, hukum dan masyarakat atau sosiologi hukum, sosiologi politik, sosiologi militer,   sosiologi pendidikan, perubahan sosial, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan, sosiologi agama dan sebagainya (Suyanto, 2006: 8). Di masa-masa mendatang, seiring dengan perkembangan masyarakat yang makin kompleks, akan bisa dipre diksi bahwa perkembangan sosiologi juga akan makin beragam dan semakin penting peran dan posisinya.

Dalam bidang pembangunan, sosiologi sebagai suatu ilmu memiliki fungsi dan berkontribusi dalam hal:

1) Penelitian sosial; Kelebihan sosiologi sebagai ilmu sosial adalah kemampuan riset yang memadai. Riset ini bertujuan melihat gejala- gejala dan fakta-fakta sosial  secara empiris dan objektif, untuk pengambilan suatu langkah untuk mengatasi permasalahan.

2)  Perencanaan sosial; Sosiologi dapat digunakan untuk pemetaan sosial masyarakat  yang  digunakan  sebagai  dasar  suatu  lembaga  atau instansi dalam membuat kebijakan atau perencanaan sosial. yang berdampak luas.

3)  Pembangunan sosial, yaitu untuk meningkatkan kualitas masyarakat dari sisi sosial dan budaya, termasuk di dalamnya aspek struktur sosial (institusi, aturan), budaya (nilai, norma, ideologi), dan proses sosial (interaksi, negosiasi).




source : modul belajar mandiri pppk, ips sosiologi Pembelajaran 1. Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan, kemdikbud


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar