Integrasi Sosial : Proses terjadinya, sifat, Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial


Integrasi Sosial : Proses terjadinya, sifat, Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial

Integrasi sosial terjadi ketika unsur-unsur dalam masyarakat saling berhubungan secara  intensif  di  berbagai  bidang  kehidupan.  Akibatnya,  terjadi  pem bauran beberapa unsur  berbeda  dan  setiap unsur  dalam  masyarakat  dapat  bekerja sama dengan unsur lain.

a.    Proses Terwujudnya Integrasi

Proses terwujudnya integrasi sosial diawali dengan terjadinya konflik dalam masyarakat. Konflik tersebut kemudian diredam melalui akomodasi. Akomodasi tersebut  menghasilkan  koordinasi  antarpihak  yang  berkonflik  untuk  bersatu. Tahap terakhir ialah terjadi asimilasi antarpihak yang menjalin koordinasi.

b.    Sifat Integrasi Sosial 

Menurut Paulus Wirutomo (2012), integrasi sosial dibedakan menjadi tiga sifat berikut :

1) Integrasi   normatif   yaitu   integrasi   yang   terbentuk   karena   adanya kesepakatan nilai, norma, cita-cita bersama, dan rasa solidaritas antaranggota masyarakat. Integrasi normatif biasanya terjadi pada masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis (masyarakat sederhana). Integrasi ini berkaitan dengan unsur-unsur budaya sehingga sering disebut integrasi budaya.

2) Integrasi fungsional yaitu integrasi yang terbentuk berdasarkan kerangka perspektif fungsional, yaitu melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang terintegrasi. Integrasi fungsional biasanya berkembang dalam masyarakat yang memiliki tingkat spesialisasi kerja tinggi.

3) Integrasi  koersif  yaitu  integrasi  yang  terjadi  tidak  berasal  dari  hasil kesepakatan normatif ataupun ketergantungan fungsional. Integrasi koersif merupakan hasil kekuatan yang mengikat masyarakat secara paksa. Integrasi koersif terjadi karena paksaan dari pihak-pihak yang memiliki kekuasaan.

c.    lntegrasi dan Kerukunan

Masyarakat majemuk rawan terjadi disintegrasi sosial. Oleh karena itu, diperlu- kan upaya untuk mewujudkan kerukunan dalam masyarakat. Menurut Paulus Wirutomo (2012), kerukunan yang akan menciptakan integrasi sosial memiliki beberapa konsep sebagai berikut:

1) Integration (integrasi) yaitu keutuhan atau persatuan. Konsep ini mengolaborasikan antara integrasi nasional dan integrasi sosial. Apabila integrasi  sosial  terjalin  dengan  baik,  integrasi  nasional  dapat dipertahankan.

2) Equilibrium (keseimbangan) yaitu keadaan seimbang dan tidak terjadi kesenjangan yang menimbulkan gejolak.

3)  Stability (stabilitas) yaitu keadaan tenang, mantap, dan mapan.  Stability bersifat tidak dinamis karena adanya kelompok penguasa yang memaksakan stabilitas tersebut.

4)  The absence of conflict (keadaan nyaris tanpa konflik) yaitu keadaan yang terjadi karena adanya kekuatan yang menekan kelompok-kelompok agar tidak   berkonflik.   Konflik   sebenarnya   tidak   dapat   dipisahkan   dari masyarakat. Oleh karena itu, keadaan ini bersifat semu dan tidak realistis.

5)  Tolerance (toleransi) yaitu sikap menahan diri, menerima keadaan, dan tidak menyerang pihak lain. Akan tetapi, kerukunan yang dihasilkan masih bersifat dangkal dan tidak akan berkembang.

6)  Solidarity (kesetiakawanan) yaitu kondisi yang lebih baik daripada toleransi.

Kondisi ini ditandai dengan adanya sikap saling membantu dan bersatu dalam kerukunan masyarakat.

7)  Conformity  (keteraturan)  yaitu  kepatuhan anggota masyarakat sehingga menimbulkan suasana rukun.

8)  Peace (kedamaian) yaitu kondisi tidak berselisih dan bersifat rukun, tetapi bersifat pasif.

9)  Cohesion (kohesi) yaitu kondisi kesatuan yang kuat, terdapat kerja sama, dan kekompakan. Akan tetapi, dalam kondisi ini terdapat nuansa fanatik kelompok.

10) Compromise    (kompromi)    yaitu    keadaan    saling    mengalah    untuk menghindari konflik.

11) Harmony (harmoni) yaitu keadaan yang menunjukkan adanya perbedaan sosial budaya, namun bersifat serasi.

12) Solidity  (kekukuhan/kekuatan)  yaitu  keadaan  rukun  yang  memiliki  daya tahan sehingga tidak mudah goyah atau dipengaruhi oleh pihak lain.

13) Sinergy (sinergi) yaitu bersepakat dan bersatu dalam perbedaan. Semua pihak berlawanan menggabungkan kekuatan untuk menghasilkan kekuatan berlipat ganda. Sinergi ini bersifat win-win solution.

d.    Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial

Proses  integrasi  sosial  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor  pendorong  dan penghambat sebagai berikut:

1)   Faktor Pendorong Integrasi Sosial

Berikut beberapa faktor pendorong integrasi sosial.

a) Rasa ingin memiliki. 

b) Konsensus.

c) Cross-cutting affiliations.

d) Cross-cutting loyalities.

e) Kesediaan berkorban demi kebaikan bersama.

2)   Faktor Penghambat Integrasi Sosial

Faktor penghambat integrasi sosial sebagai berikut:

a) Kondisi masyarakat yang terisoIasi.

b) Masyarakat kurang memiliki ilmu pengetahuan.

c) Terdapat perasaan superior salah satu kelompok.

e.    Bentuk-bentuk Integrasi Sosial

1) Integrasi normatif, akibat adanya norma yang berlaku di masyarakat seperti prinsip Bhineka Tunggal Ika

2) Integrasi  fungsional,  terbentuk  karena   fungsi-  fungsi  tertentu  dalam masyarakat. Misalnya suku bugis yang suka melaut difungsikan sebagai penyedia hasil-hasil laut.

3) Integrasi koersif, terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.

Dalam hal ini penguasa melakukan cara-cara kekerasan (koersif).



source : modul belajar mandiri pppk ips sosiologi Pembelajaran 4. Konflik Sosial dan Integrasi Sosial , kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar