Kearifan Lokal : Pengertian, Konsep, Dimensi, Contoh, dan Tantangan-Tantangan dalam Kearifan Lokal


Kearifan Lokal : Pengertian, Konsep, Dimensi, Contoh, dan Tantangan-Tantangan dalam Kearifan Lokal

a.      Konsep Kearifan Lokal

Kearifan lokal berkaitan dengan komunitas masyarakat tertentu. Komunitas ialah   suatu   unit  atau   kesatuan   sosial  yang  terorganisasikan   dalam kelompok-kelompok   dengan   kepentingan   bersama   (communities   of common interest), baik yang bersifat fungsional maupun yang mempunyai teriotrial. Istilah community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”. Dalam pengerian lain, komunitas (community) diartikan sebagai sekelompok orang yang hidup bersama pada lokasi yang sama sehingga mereka telah berkembang menjadi sebuah “kelompok hidup” (group lives) yang diikat oleh kesamaan kepentingan (common interest). Artinya, ada social relationship yang kuat di antara mereka, pada satu batasan geografis tertentu.

Ada tiga istilah yang sering dalam memahami kearifan lokal, yaitu pengetahuan lokal (local knowledge), kearifan lokal (local wisdom), dan kecerdasan setempat (local genius).

1) Pengetahuan  lokal/tradisional  adalah  segala  sesuatu  yang  terkait dengan bentuk-bentuk tradisional (lokal), baik itu suatu kegiatan ataupun hasil suatu karya yang biasanya didasarkan pada suatu kebudayaan tertentu (Avonia, 2006 dalam Sudikan, 2013).

2) Kearifan lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuha mereka. Sistem pemenuhan kebutuhan meliputi seluruh unsur kehidupan agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian (Wahono, dkk, 2005). 

3) Kecerdasan Setempat (local genius) merupakan keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki bersama oleh suatu masyarakat/bangsa sebagai hasil pengalaman mereka pada masa lampau (Wales dalam Sudikan, 2013). Mundardjito (Sudikan, 2013) menjelaskan secara implisit hakekat local genius, yaitu:

a. mampu bertahan terhadap budaya luar,

b. memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,

c. memiliki  kemampuan  mengintegrasi  unsur-unsur  budaya  luar  ke dalam budaya asli,

d. mempunyai kemampuan mengendalikan,

e. mampu memberikan arah terhadap perkembangan budaya.

Konsep kearifan lokal atau kearifan tradisional atau sistem pengetahuan lokal (indigenous knowledge system) adalah pengetahuan yang khas milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang lama sebagai hasil dari proses hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya (Marzali dalam Sudikan, 2013).

Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai: suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.

b.      Dimensi Kearifan Lokal

Menurut Ife (2014), kearifan lokal memiliki enam dimensi, yaitu:

1) Pengetahuan lokal, setiap masyarakat selalu memiliki pengetahuan lokal terkait dengan lingkungan hidupnya.

2) Nilai lokal, untuk mengatur kehidupan bersama antar warga masyarakat.

Nilai   itu   biasanya   mengatur   hubungan   antara   manusia   dengan

Tuhannya, manusa dengan manusia, dan manusia dengan alam.

3) Ketrampilan  lokal,  digunakan  sebagai  kemampuan  bertahan  hidup

(Survival).

4) Sumber daya  lokal, pada umumnya adalah sumber daya  alam  yaitu sumber daya yang tak terbarukan da yang terbarukan.

5) Mekanisme pengambilan keputusan lokal, setiap masyarakat memiliki pemerintahan lokal sendiri seperti kesukuan. 

6) Solidaritas  kelompok  lokal,  suatu masyarakat  umumnya  dipersatukan oleh ikatan komunal yang membentuk solidaritas lokal

c.      Contoh Kearifan Lokal Nusantara

Ada  beberapa  kekayaan  budaya,  kearifan  lokal  nusantara  yang  terkait dengan pemanfaatan alam, di antaranya:

1) Masyarakat  papua,  terdapat  kepercayaan  te  aro  neweak  lako  (alam adalah aku). Tanah dianggap sebagai bagian hidup manusia. Pemanfaatan sumber daya alam harus hati-hati.

2) Masyarakat  Serawai,  Bengkulu,  terdapat  keyakinan  celako  kumali.

Kelestarian lingkungan terwujud dari kuatnya keyakinan tata nilai dalam berladang dan tradisi tanam.

3) Masyarakat  Dayak  Kenyah,  Kalimantan  Timur.  Terdapat  tradisi  tana’

ulen. Kawasan hutan dikuasai dan menjadi milik masyarakat adat.

4) Masyarakat Undau Mau, Kalimantan Barat. Kearifan lingkungan dalam pola penataan ruang pemukiman, dengan mengklasifikasi hutan dan memanfaatkannya.

5) Masyarakat  Kasepuhan  Pancer  Pangawinan, Kampung  Dukuh,  Jawa Barat. Mereka mengenal upacara tradisional, mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan dilakukan secara hati-hati. Tidak diperbolehkan eksploitasi kecuali atas ijin sesepuh adat.

6) Masyarakat Bali dan Lombok. Mempunyai kearifa lingkungan awig-awig.

Awig-awig   adalah   patokan   tingkah   laku   yang   dibuat   masyarakat berdasarkan rasa keadilan dan kepatutan masyarakat setempat.

7) Masyarakat  Baduy  mempunyai  kearifan  lingkungan  yang  mendasari mitigasi bencana dalam bentuk pikukuh (ketentuan adat pokok) yang mengajarkan antara lain: gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak (gunung  tidak boleh dihancurkan, sumber air  tidak boleh dirusak).

d.      Tantangan-Tantangan dalam Kearifan Lokal

1) Jumlah Penduduk

Pertumbuhan  penduduk  yang  tinggi  akan  mempengaruhi  kebutuhan pangan  dan  berbagai  produksi  lainnya  untuk  mencukupi  kebutuhan manusia. Robert Malthus menyatakan bahwa penduduk yang banyak merupakan  penyebab  kemiskinan,  hal  ini  terjadi  karena  laju pertumbuhan penduduk yang mengikuti deret ukur tidak akan pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya mengikuti deret hitung (Soerjani dkk, 1987:99).

2) Teknologi Modern dan Budaya

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang cepat menyebabkan kebudayaan berubah dengan cepat pula. Teknologi modern secara disadari atau tidak oleh masyarakat, sebenarnya menciptakan keinginan dan harapan-harapan baru dan memberikan cara yang   memungkinkan   adanya   peningkatan   kesejahteraan   manusia. Melihat kenyataan tersebut maka mudah dipahami mengapa cita-cita tentang teknologi lokal cenderung diabaikan, karena kebanyakan orang beranggapan bahwa teknologi modern selalu memiliki tingkat percepatan yang jauh lebih dinamis

3) Eksploitasi Sumber Daya Alam

Eksploitasi terhadap sumber  daya alam dan lingkungan  sekarang  ini telah sampai pada titik kritis, yang menimbulkan berbagai masalah lingkungan  dan  masyarakat.  Di  samping  masalah  lingkungan  yang terjadi  di  wilayah-wilayah  dimana  dilakukan  eksploitasi  sumber  daya alam, sebenarnya terdapat masalah kemanusiaan, yaitu  tersingkirnya masyarakat asli (indigenous people) yang tinggal di dalam dan sekitar wilayah eksploitasi baik eksploitasi sumber daya hutan, sumber daya laut, maupun hasil tambang. Mereka yang telah turun temurun tinggal dan menggantungkan kehidupannya pada hutan maupun laut, sekarang seiring dengan masuknya modal besar baik secara legal maupun ilegal yang  telah mngeksploitasi  sumber  daya alam, maka  kedaulatan  dan akses mereka terhadap sumber daya tersebut terampas.

4) Kemiskinan dan Kesenjangan

Kemiskinan  dan  kesenjangan  merupakan  salah  satu  masalah  yang paling berpengaruh terhadap timbulnya masalah sosial. Masalah sosial yang bersumber dari kemiskinan dan kesenjangan atau kesulitan dalam pemenuhan  kebutuhan  pokok,  sering  kali  tidak  berdiri  sendiri  tetapi saling berkaitan dengan faktor lain. Kemiskinan bukan saja menjadi masalah di Indonesia, tetapi juga di banyak Negara berkembang. Kemiskinan juga mempengaruhi orang bertindak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, meskipun tindakan tersebut kadang bertentangan dengan aturan atau norma-norma yang sudah ada atau pun berkaitan dengan kerusakan lingkungan.

e.      Kearifan Lokal Untuk Mengatasi Masalah Sosial

Di samping melalui proses pendidikan, pemberdayaan komunitas juga diperlukan dalam rangka mengatasi tantangan kearifan lokal tersebut. Pemberdayaan komunitas    berbasis kearifan lokal untuk mengatasi ketimpangan sosial antara lain:

1) Mengatasi masalah/ketimpangan sosial berdasarkan kearifan lokal, pada dasarnya pemberdayaan komunitas untuk mengatasi ketimpangan sosial berdasarkan kearifan lokal ini sudah dapat kita temukan  di berbagai daerah, contohnya budaya gotong royong dalam mendirikan rumah.

2) Mengatasi  ketimpangan  sosial  berdasarkan  kelestarian  lingkungan, kelestarian lingkungan perlu dijaga untuk mencegah terjadinya ketimpangan  sosial  dalam  suatu  masyarakat.  Kelestarian  lingkungan alam yang tidak dijaga akan mengakibatkan semakin berkurangnya sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

3) Mengatasi      ketimpangan      sosial      berdasarkan      pembangunan berkelanjutan, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, efisien, dan memperhatikan keberlangsungan   pemanfaatannya   baik   untuk   generasi   masa   kini maupun generasi yang akan datang.


sumber : modul belajar mandiri pppk ips sosiologi, Pembelajaran 5. Perubahan Sosial dan Pemberdayaan Komunitas, kemdikbud


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar