rangkuman materi Perubahan Sosial dan Pemberdayaan Komunitas Ringkas
Perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan dalam pola perilaku dan budaya yang signifikan dari waktu ke waktu. Suatu perubahan dapat disebut sebagai perubahan sosial ketika mampu memengaruhi kehidupan manusia secara luas. Faktor penyebab perubahan sosial meliputi: faktor internal (konflik, faktor demografi, dan penemuan baru) dan faktor eksternal (pengaruh kebudayaan masyarakat luar, perubahan lingkungan fisik, dan peperangan)
Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dipelajari secara ilmiah menggunakan teori perubahan sosial. Adapun teori perubahan sosial yaitu Teori Evolusi, Teori Siklus Teori Fungsionalis, dan Teori Konflik Perubahan sosial tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi dapat melalui beberapa cara, yaitu akulturasi, asimilasi, diifusi, simbiotik, dan penetrasi. Bentuk-bentuk perubahan sosial dapat diidentifikasi berdasarkan kecepatan berlangsungnya, ukuran perubahannya, prosesnya, sifat perubahannya, caranya, dan perkembangannya. Dampak positif perubahan sosial mengarah pada kemajuan (progress). Dampak negatif perubahan sosial mengarah pada kemunduran (regress).
Modernisasi diartikan sebagai proses menuju masa kini (proses menuju masyarakat modern). Modernisasi merupakan proses transformasi total kehidupan bersama dalam IPTEK dan organisasi ke arah pola-pola ekonomis dan politis telah dilalui oleh negara barat. Modernisasi adalah bentuk perubahan sosial yang terencana. Ciri-ciri manusia modern setidaknya memiiki: dorongan berprestasi (n-Ach), keterbukaan terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi di masa sekarang dan masa depan, memiliki kemampuan dalam hal perencanaan, percaya bahwa manusia dapat menguasai alam dan tidak sebaliknya.
Globalisasi menyebabkan penduduk dunia tergabung dalam masyarakat dunia yang disebut masyarakat global. Fenomena masyarakat global dapat dilihat pada komunitas/masyarakat yang berinteraksi dengan teknologi informasi modern, misalnya internet. Dengan teknologi modern, globalisasi semakin berkembang- cepat. Perkembangan globalisasi ditandai dengan semakin mudahnya individu/kelompok/negara melakukan interaksi sosial dengan individu/kelompok/negara lain. Globalisasi menyebabkan perubahan di berbagai aspek kehidupan masyarakat dalam hal gaya hidup, kemajuan llmu pengetahuan dan teknologi, serta cara-cara berkesenian dan berkebudayaan.
Globalisasi diibaratkan memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang. Satu sisi menjanjikan kemajuan bagi kehidupan masyarakat. Di sisi lain globalisasi menyebabkan munculnya permasalahan sosial. Beberapa permasalahan sosial muncul akibat globalisasi antara lain: kerusakan lingkungan, merebaknya budaya popular, munculnya neokolonialisme, dan menjangkitnya budaya konsumerisme.
Permasalahan sosial merupakan bentuk tingkah laku yang melanggar adat istiadat masyarakat. Sebagian besar masyarakat menganggap permasalahan sosial mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya, dan merugikan banyak orang. Oleh karena itu, permasalahan sosial tidak diharapkan masyarakat. Permasalahan sosial dalam masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor biologis, ekonomi, psikologis, dan budaya. Beberapa contoh permasalahan sosial dalam masyarakat sebagai berikut: kenakalan remaja, delinkuensi anak, kemiskinan, tindak kriminal, kesenjangan social, cyber crime, dan penyimpangan seksual.
Ketimpangan sosial merupakan konsekuensi dari stratifikasi sosial. Ketimpangan sosial atau ketidaksetaraan sosial merupakan satu konsep tentang posisi seseorang atau sekelompok orang yang tidak sama dibandingkan seseorang atau sekolompok orang lainnya. Di dalam perspektif sosiologi, ketimpangan sosial tidak dilihat dari individu per individu, tetapi bagaimana satu lapisan sosial dengan jumlah sedikit dan tidak proporsional menentukan nasib orang yang lebih banyak.
Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai kegagalan dari pembangunan yang mengejar pertumbuhan di sektor ekonomi dan mengabaikan perkembangan di sektor sosial. Ketimpangan sosial disebabkan karena adanya distribusi kesempatan yang tidak sama. Hal ini yang melandasi ketimpangan sosial menjadi sebuah masalah sosial. Faktor penyebab ketimpangan sosial dapat dinilai dari dua faktor, yakni faktor struktural dan faktor kultural.
Dampak ketimpangan sosial tidak saja terjadi di masyarakat, tetapi juga berakibat hingga di tingkat individu. Di masyarakat, kekurangan akses atau eksklusi sosial terhadap kelompok yang kurang beruntung akan memaksa melakukan tindakan kriminal. Ketimpangan juga berpengaruh di dalam keluarga, terhadap kesehatan, hingga menimbulkan dampak sosial yang memperparah konflik.
Kemiskinan adalah ketiadaan tempat tinggal. Kemiskinan adalah sakit dan tidak mampu untuk periksa ke dokter. Kemiskinan adalah tidak mempunyai akses ke sekolah dan tidak mengetahui bagaimana caranya membaca. Kemiskinan adalah tidak mempunyai pekerjaan dan khawatir akan kehidupan di masa yang akan datang. Kemiskinan adalah ketidakberdayaan, ketiadaaan keterwakilan dan kebebasan. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua besaran, yaitu kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat ini tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan kultural dapat muncul sebagai akibat nilai-nilai dan kebudayaan yang dianut oleh kaum miskin itu sendiri..
Dalam kemiskinan terkandung dalam perangkap kemiskinan. Perangkap kemiskinan adalah suatu kondisi atau situasi dimana seseorang tidak mencoba dan tidak bisa atau tidak merasa terdorong untuk keluar dari kemiskinan. Unsur- unsur dalam perangkap kemiskinan adalah kekurangan materi, kerentanan, kelemahan jasmani, ketidakberdayaan dan derajat isolasi.
Kearifan lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuha mereka. Sistem pemenuhan kebutuhan meliputi seluruh unsur kehidupan agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian.
Pemberdayaan masyarakat atau komunitas merupakan usaha untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Secara sederhana memberdayakan dalam hal ini diartikan sebagai memampukan dan memandirikan masyarakat. Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat terdapat beberapa prinsip yang harus dipenu hi adalah sebagai berikut:
1) penyadaran pendidikan dan pelatihan;
2) pengorganisasian;
3) pengembangan kekuatan; dan
4) pengembangan dinamika.
Secara spesifik tujuan dari pemberdayaan masyarakat dapat berupa: perbaikan kehidupan (better living), perbaikan aksesabilitas (better accesability), perbaikan pendidikan (better education), perbaikan kelembagaan (better institution), perbaikan usaha (better busines) perbaikan pendapatan (better income), perbaikan lingkungan (better environment), dan perbaikan masyarakat (better community). Ada tiga pendekatan yang dipakai dalam proses pemberdayaan komunitas atau masyarakat, antara lain.pendekatan kesejahteraan (the walfare approach), pendekatan pembangunan (the development approach), dan pendekatan pemberdayaan (the empowerment approach).
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar